Sukses

Guru Honorer yang Bunuh Diri di Fly Over Cimindi Terkenal Humoris dan Bersahabat

Terlebih, guru honoror yang bunuh diri tersebut juga dikenal bisa bermain alat musik dan memiliki grup band. Sehingga, dapat menghibur orang banyak.

Liputan6.com, Jakarta - Guru honorer DG (24) yang bunuh diri di fly over Cimindi Bandung terkenal humoris di sekolah. Kasat Reskrim Polrestabes Bandung AKBP Abdul Rahman mengatakan korban tidak menunjukkan sikap yang aneh atau tetap beraktivitas seperti biasanya sebelum bunuh diri.

"Iya rutin tidak ada aneh-aneh tidak ada menunjukan perbedaan. Keterangan dari pihak sekolah orangnya humoris artinya tidak ramai gitulah, artinya friendly banget," kata Rahman saat dihubungi, Minggu (30/6).

Terlebih, korban juga dikenal bisa bermain alat musik dan memiliki grup band. Sehingga, dapat menghibur orang banyak.

"Dia juga jadi penghibur di situ , karena dia bisa main musik, punya grup band sambil mengajar mungkin bersosialisasi dengan siswanya bisa lewat seni atau gimana. Jadi tidak ada cerita dia begini-begini tidak ada. (Jadi normal) Ya," ujarnya.

Sebelumnya, Warga Cimahi sempat digegerkan dengan penemuan mayat seorang pria yang tergantung di Flyover Cimindi yang berada di perbatasan Kota Cimahi dan Kota Bandung, Jumat (28/6) pagi.

Penemuan itu pun viral di media sosial lewat unggahan akun X @shittycircle yang memperlihatkan pria dengan hoodie dan celana hitam tergantung di tepi jembatan.

“Turut berduka untuk korban dan keluarga. gemeter gue liatnya,” tulisnya.

Dari lokasi yang sama pun ditemukan sebuah pesan tertulis dalam sepotong kardus. Pesan itu diduga ditulis oleh korban berupa sebuah wasiat yang minta diantarakan ke rumah sakit yang berada di dekat lokasi.

"Tolong anterin ke RS Imanuel. Orang tua saya kerja di sana. AN Bpk XXXXX XXXXX & Ibu XXXXX XXXXXXX,” tulis dalam wasiat pada kardus tersebut.

2 dari 4 halaman

Sebelum Bunuh Diri di Fly Over Cimindi, DG Sempat Menginap di Sekolah

Polisi mengidentifikasi kegiatan DG, guru honorer sebelum bunuh diri di Flyover Cimindi, perbatasan Kota Cimahi dan Kota Bandung.

Dari hasil rekaman CCTV, DG masih berada di sekolah pukul 15.00 WIB pada Kamis (27/6) atau sehari sebelum tewas.

 “Sampai dengan jam 17.00-19.00 WIB dia keluar sebentar. Kemudian dia masuk lagi ke sekolah jam 9 (21.00 WIB) dia tidur di sekolah istirahat di sekolah,” ucap Kasat Reskrim Polrestabes Bandung AKBP Abdul Rahman, Minggu, (30/6/2024).

Kemudian dari CCTV menangkap kalau DG kembali keluar area sekolah dengan memanjat pagar yang telah dikunci pukul 01.25 WIB, Jumat, (28/6/2024) dini hari.

“Jalan kaki. tidak menggunakan motor. Artinya pada jam 01.25 WIB ini yang bersangkutan menuju TKP, ke tempat gantung dirinya. Nah pada jam itu, yang bersangkutan keluar melompati pagar,” ungkap Rahman.

“Karena pada jam itu pagar sekolah sudah dikunci oleh keamanan sekolah. Motornya ditinggal di sekolah, nah kami telusuri ke CCTV dia sebenarnya naik apa,” tambahnya.

3 dari 4 halaman

Cari Motif Bunuh Diri

Setelah ditelusuri dengan mengecek setiap CCTV sampai menuju Fly Over Cimindi, DG kembali tertangkap kamera dalam jarak 40 meter sebelum naik ke fly over dengan posisi masih seorang diri.

“Nah di situ beredar informasi yang bersangkutan mulut dan matanya dilakban. Mulut matanya dilakban, ini masih dugaan kami, kemungkinan besar dilakukan sendiri karena di lokasi kejadian ditemukan lakban,” sebutnya.

“Kemudian di ruangan kerja kantor di sekolah, kami menemukan tas ransel hitam milik korban yang didalamnya ada tali yang sama persis modelnya warnanya dipakai untuk menggantung diri,” sambung dia.

Walaupun dari rangkaian tersebut telah ditemukan sejumlah aktivitas korban sebelum meninggal. Tetapi penyidik masih mendalami terkait motif dari DG yang tewas terganrung di fly over.

“Tentu kami masih mendalami perkara ini, motifnya apa yang terjadi. Sebenarnya apa sih faktor di balik dia sehingga dia bunuh diri,” ujarnya.

4 dari 4 halaman

KONTAK BANTUAN

Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.

Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku

Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.

Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.

 

Reporter: Nur Habibie/Merdeka

Video Terkini