Sukses

Ini Peran Strategis⁠ Kurasi Talenta dan SIMT dalam Memfasilitasi Karier Belajar Siswa

Kurasi talenta menjadi suatu hal yang krusial bagi satuan pendidikan dalam mengarahkan siswanya ke lomba atau ajang yang relevan yang memungkinkan mereka tercatat dalam SIMT.

Liputan6.com, Jakarta Kurasi Talenta dan Sistem Informasi Manajemen Talenta (SIMT) dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas). Dengan adanya kedua platform tersebut, diharapkan dapat menjadi basis data talenta nasional guna mendukung pengembangan talenta nasional secara terintegrasi dan berkelanjutan.

Staf Ahli Mendikbudristek (SAM) bidang Manajemen Talenta, Tatang Muttaqin menjelaskan bahwa pembangunan SIMT memungkinkan terciptanya ekosistem talenta dari para siswa berbagai jenjang pendidikan. Hal ini penting untuk membantu siswa mengembangkan potensi dan minatnya serta untuk proses meniti karier di masa depan.

"Baik dalam karier belajar maupun karier pekerjaan di masa mendatang. Inilah keterkaitan antara kurasi dan platform yang disimpan dalam sistem informasi manajemen talenta," demikian disampaikan Tatang Muttaqin dalam Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) bertema Fasilitasi Karier Belajar dengan Kurasi Talenta dan SIMT di Jakarta, Kamis (27/6). 

Hasil kurasi talenta memberikan pengakuan terhadap kualitas penyelenggaraan ajang serta memberikan penghargaan kepada talenta berprestasi, termasuk pemberian insentif berupa jaminan karier belajar atau bentuk lain yang memadai, seperti jalur prestasi pada PPDB hingga penerimaan mahasiswa baru dan pemberian BOS Kinerja Prestasi kepada sekolah yang dinilai baik dalam pengembangan potensi siswa. 

 

Selain diperuntukkan sebagai penyimpanan data terintegrasi, terstruktur, dan terskala, SIMT juga menjadi wadah dalam memantau dan memetakan prestasi siswa. SIMT juga menjadi sumber informasi publik mengenai talenta prestasi yang menampilkan portofolio prestasi sebagai data untuk menganalisa dan mengevaluasi talenta. Lebih lanjut, SIMT dapat membantu siswa untuk mengakses jalur khusus dalam pendidikan.

"Sistem ini dapat berfungsi sebagai jalur khusus, misalnya bagi mereka yang sudah mencapai prestasi tertentu untuk dapat masuk ke PPDB melalui jalur prestasi," ujar Tatang. 

Tatang berharap, seluruh kepala dinas di tingkat provinsi, kabupaten, kota, dan juga siswa, memahami proses kurasi talenta dan pendataan melalui SIMT ini sehingga mereka dapat memilih mengikuti lomba-lomba yang direkomendasikan dan bereputasi guna pengembangan masa depannya. 

 

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Tengah, Yudiawati V. Windarrusliana, menyampaikan pihaknya terus bekerja keras agar satuan pendidikan benar-benar memahami sistem informasi manajemen talenta ini. 

"Oleh karena itu, setiap kegiatan harus disampaikan kepada kepala sekolah, tenaga pendidik, dan siswa. Kami juga bekerja sama dengan organisasi pendidikan seperti Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Ikatan Guru Indonesia (IGI) untuk menyebarluaskan informasi ini." ujarnya.

Lebih lanjut, Yudiawati mengatakan bahwa yang terpenting adalah memberikan penghargaan kepada satuan pendidikan, berupaya keras untuk menyosialisasikan aplikasi SIMT kepada siswanya, sehingga mereka tahu cara menggunakan aplikasi ini dengan baik. Dengan implementasi maksimal SIMT, harapan atau prestasi siswa akan tercatat dengan baik.

 

Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Singaraja, Made Sri Astiti menuturkan bahwa SIMT membantu sekolah-sekolah dalam proses PPDB. 

"Itu karena dapat melihat data siswa berprestasi di bidang akademik maupun nonakademik. Selanjutnya para siswa diberikan pembinaan secara rutin hingga berlanjut kepada lomba yang sesuai dengan minat dan bakatnya," kata Made Sri. 

Di sisi lain, Kepsek SMA Negeri 1 Singaraja juga mengajak sejawatnya untuk segera mencoba dan memanfaatkan Kurasi Talenta dan SIMT agar siswa-siswa berprestasi dapat tercatat di pangkalan data SIMT. 

"Data tersebut sangat penting karena dapat menjadi portofolio bagi karier siswa kedepannya, baik beasiswa maupun pekerjaan," katanya.

 

2 dari 2 halaman

Fasilitasi Karier Belajar Siswa

Sebelumnya, Tatang Muttaqin mengungkapkan bahwa pemerintah khususnya Kemendikbudristek berupaya untuk menyelenggarakan berbagai ajang prestasi. Melalui Balai Pengembangan Talenta Indonesia, menyelenggarakan sekitar 42 ajang. Selain itu, masyarakat, pihak swasta, BUMN, dan lainnya juga menyelenggarakan berbagai ajang talenta atau kompetisi, baik akademik maupun nonakademik. 

"Untuk memastikan bahwa semua ajang tersebut benar-benar merepresentasikan portofolio dan kemampuan siswa, maka langkah yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan kurasi. Dalam konteks pendidikan, ini mirip dengan proses akreditasi yang digunakan di satuan pendidikan," ujar Tatang.

Jika siswa telah memiliki prestasi di tingkat nasional, mereka akan memiliki akses ke berbagai kesempatan fasilitasi karier belajar yang lain. 

"Termasuk beasiswa untuk studi lanjut, baik melalui Beasiswa Maju maupun Beasiswa Pendidikan Indonesia. Bahkan, ada yang bisa sampai ke tingkat internasional," kata Tatang.

 

Made Sri Astiti menilai kurasi talenta menjadi suatu hal yang krusial bagi satuan pendidikan dalam mengarahkan siswanya ke lomba atau ajang yang relevan yang memungkinkan mereka tercatat dalam SIMT.

"Masuknya siswa dalam SIMT sangat penting karena membuka peluang untuk mendapatkan berbagai fasilitas, terutama beasiswa Indonesia Maju, serta memberikan kontribusi positif pada penilaian kinerja lembaga," ujarnya.

Pelaksanaan kurasi lomba memiliki dampak positif yang signifikan bagi siswa dengan berbagai bakat dan minat. Siswa dapat mengikuti berbagai lomba yang diadakan oleh perguruan tinggi atau lembaga lain, sehingga adanya nilai serta pengakuan terhadap prestasi yang diraih. 

"Adanya penilaian pada kurasi setiap tahunnya mendorong penyelenggara untuk terus meningkatkan kualitas lomba dan menjadikannya lebih bermanfaat serta memiliki nilai tambah bagi masyarakat," ujarnya. 

 

Pemanfaatan kurasi talenta dan SIMT juga dirasakan oleh Arjuna Ayasa Putra, penerima Beasiswa Indonesia Maju dalam negeri Angkatan 2. 

"Berkat pemanfaatan kurasi dan SIMT, saya berhasil meraih beasiswa Indonesia Maju dalam negeri Angkatan ke-2," ujarnya. 

Saat masih duduk di kelas XII SMA, ia mengikuti pendaftaran beasiswa Indonesia Maju, tetapi belum memahami sepenuhnya nilai dari lomba-lomba yang diikuti. Dengan adanya kurasi dan SIMT, ia dapat mengetahui lembaga-lembaga selain Puspresnas yang telah masuk kurasi. Hal ini mempermudahnya dalam menilai serta memilih instansi penyelenggara lomba yang berkualitas. Arjuna mengaku getol melakukan sosialisasi tentang pemanfaatan kurasi talenta dan SIMT ke junior di sekolah agar dapat mengakses kesempatan fasilitasi karier belajar seperti dirinya. 

 

 

(*)