Sukses

Gekrafs Yakin Pertumbuhan Ekonomi Bisa Capai 8 Persen di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Caranya, melalui Inovasi dan Kolaborasi Global.

Liputan6.com, Jakarta - Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (GEKRAFS) mengaku siap memperkuat posisi Indonesia dalam peta ekonomi kreatif (ekraf) di tingkat global. Menurut Ketua Umum GEKRAFS Kawendra Lukistian, salah satu caranya, dengan membentuk Komite Khusus Luar Negeri yang akan bertugas membentuk Dewan Perwakilan Luar Negeri (DPLN).

“Jadi di berbagai negara, GEKRAFS akan memaksimalkan berbagai peluang kerjasama bagi para pelaku ekonomi kreatif yang berada ditanah air serta diberbagai negara dengan jaringan global,” kata Kawendra seperti dikutip dari siaran pers, Jumat (5/7/2024).

Kawendra pun mengangkat Osco Olfriady Letunggamu sebagai Ketua Komite Khusus Luar Negeri. Nantinya, Osco akan bekerja bersama dengan Staf Khusus Presiden Republik Indonesia Billy Mambrasar dan beberapa pelaku usaha Diaspora lainnya seperti Lenywati, Jassisca Klory, Agus Abdul Wahid Dan Sudarmawan Samidi.

“Komite ini juga akan diarahkan oleh Hj. Himmatul Aliyah, Temi Sumarlin dan Noval Abuzarr dalam merealisasikan program kerjanya,” jelas Kawendra.

Kawendra percaya, ekonomi kreatif akan menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi global dengan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja.

“Di Indonesia sektor ini memiliki potensi besar, tidak hanya meningkatkan pendapatan nasional, tetapi juga untuk memperkuat identitas budaya dan daya saing internasional,” yakin dia.

Sementara itu, Osco sebagai sosok yang ditugaskan memimpin Komite Khusus Luar Negeri meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 8 persen pada pemerintahan Prabowo-Gibran. Caranya, melalui Inovasi dan Kolaborasi Global.

"Inovasi sangatlah diperlukan dalam pengembangan dan penerapan dalam berbagai sektor seperti energi dan keuangan," kata Osco.

2 dari 2 halaman

Realisasi

Demi mencapai pertumbuhan ekonomi sampai 8 persen, realisasinya adalah dengan melalui penurunan harga energi yang akan berdampak pada penurunan biaya produksi. Sehingga, tidak hanya biaya produksi yang akan berdampak, namun juga penurunan biaya transportasi pada distribusi barang dan bahan mentah sehingga meningkatkan efisiensi pada rantai pasokan (supply chain).

“Hal ini juga dapat mengurangi harga jual akhir produk kepada konsumen. Ketika konsumen dan perusahaan memiliki lebih banyak uang untuk dibelanjakan karena turunnya harga energi, maka biaya listrik, bahan bakar, dan transportasi pribadi menurun,” jelas Osco.

“Jadi ini dapat mendorong konsumsi domestik dan permintaan agregat sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan,” imbuh dia.

Meski terasa solutif, Osco mewanti inovasi membutuhkan support finansial yang besar. Maka dari itu, Komite Khusus Luar Negeri GEKRAFS sudah mempersiapkan beberapa agenda penting dalam kebutuhan ini, yaitu dengan mengundang investor asing berinvestasi di Indonesia.

“Komite ini juga bersiap diri pada bulan Juli ini melebarkan jaringan internasionalnya. Billy Mambrasar akan menggandeng investor dari Amerika, Osco dari Eropa, Lenywati dari Afrika, Jassisca Klory dari China, Agus Abdul Wahid dan Sudarmawan Samidi dari Timur Tengah,” beber dia.

Osco menegaskan, komitenya juga siap mendorong ekspor non-migas dengan memperluas akses ke pasar internasional, menegosiasikan perjanjian perdagangan yang menguntungkan dan memperbaiki daya saing produk Indonesia di pasar global.

“Kita juga sudah menyiapkan Program Inkubator dan Akselerator untuk membantu startup kreatif dan usaha mikro dan kecil menengah (UMKM) dalam mengembangkan serta mengekspor produk mereka,” Osco menandasi.