Pulau Nusakambangan dan Pulau Jawa diperkirakan akan menyatu dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun. Hal ini akibat dari sedimentasi atau pendangkalan di Segara Anakan Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah.
"Laju sedimentasi di Sungai Citanduy yang mengendap di kawasan Segara Anakan mencapai 750 ribu meter per kubik setiap tahunnya," kata Kepala Dinas Kelautan, Perikanan dan Pengelola Sumber Daya Kawasan Segara Anakan, Kabupaten Cilacap, Moch Harnanto di Cilacap, Rabu (17/4/2013).
Harnanto mengatakan, luas kawasan Segara Anakan saat ini diperkirakan hanya tinggal 400 hektare, dari sebelumnya 6.500 hektare pada 1980-an. Salah satu upaya yang harus dan mendesak dilakukan adalah membuat sodetan di sungai Citanduy agar sedimentasi tidak terus terjadi.
Menurut dia, proyek sodetan Citanduy yang diperkirakan menelan biaya hingga Rp 3 triliun tersebut sebenarnya telah diusulkan sejak 1997. Namun, hingga saat ini belum dapat direalisasikan karena masih ada penolakan dari masyarakat Pangandaran, Jawa Barat.
Kepala Badan Lingkungan Hidup Jawa Tengah Adjar Mugiono mengatakan, masalah lingkungan yang utama di Cilacap adalah terjadinya pendangkalan sungai dan menyempitnya hutan bakau. "Permintaan masyarakat di sini adalah sodetan agar Segara Anakan tidak semakin dangkal," kata Adjar.
Segara Anakan menyumbang pendapatan pada sektor perikanan mencapai Rp 76 miliar per tahun untuk wilayah Pangandaran Jawa Barat hingga Kebumen, Jawa Tengah.
Selain itu, terdapat sebanyak 26 jenis mangrove di Segara Anakan dan termasuk jenis terlangka di dunia. Segara Anakan juga berfungsi sebagai laguna ikan dan jika pendangkalan terus terjadi maka ikan akan tidak akan ditemukan lagi di daerah itu. (Ant/Ary)
"Laju sedimentasi di Sungai Citanduy yang mengendap di kawasan Segara Anakan mencapai 750 ribu meter per kubik setiap tahunnya," kata Kepala Dinas Kelautan, Perikanan dan Pengelola Sumber Daya Kawasan Segara Anakan, Kabupaten Cilacap, Moch Harnanto di Cilacap, Rabu (17/4/2013).
Harnanto mengatakan, luas kawasan Segara Anakan saat ini diperkirakan hanya tinggal 400 hektare, dari sebelumnya 6.500 hektare pada 1980-an. Salah satu upaya yang harus dan mendesak dilakukan adalah membuat sodetan di sungai Citanduy agar sedimentasi tidak terus terjadi.
Menurut dia, proyek sodetan Citanduy yang diperkirakan menelan biaya hingga Rp 3 triliun tersebut sebenarnya telah diusulkan sejak 1997. Namun, hingga saat ini belum dapat direalisasikan karena masih ada penolakan dari masyarakat Pangandaran, Jawa Barat.
Kepala Badan Lingkungan Hidup Jawa Tengah Adjar Mugiono mengatakan, masalah lingkungan yang utama di Cilacap adalah terjadinya pendangkalan sungai dan menyempitnya hutan bakau. "Permintaan masyarakat di sini adalah sodetan agar Segara Anakan tidak semakin dangkal," kata Adjar.
Segara Anakan menyumbang pendapatan pada sektor perikanan mencapai Rp 76 miliar per tahun untuk wilayah Pangandaran Jawa Barat hingga Kebumen, Jawa Tengah.
Selain itu, terdapat sebanyak 26 jenis mangrove di Segara Anakan dan termasuk jenis terlangka di dunia. Segara Anakan juga berfungsi sebagai laguna ikan dan jika pendangkalan terus terjadi maka ikan akan tidak akan ditemukan lagi di daerah itu. (Ant/Ary)