Sukses

Gus Yahya: PBNU Tidak Pernah Beri Mandat Anggotanya Bertemu Presiden Israel

Gus Yahya menyerukan kepada seluruh kader dan juga warga Nahdliyin bahwa PBNU tidak akan melakukan hubungan apapun dengan pihak manapun terkait Israel, kecuali untuk tujuan membantu rakyat Palestina.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf memastikan, tidak ada mandat terhadap anggota NU untuk bertemu Presiden Israel Isaac Herzog.

Dia juga memastikan, setiap badan otonom atau banom di NU  tidak tahu menahu jika ada anggotanya yang berangkat ke Israel.

“Kami sudah mendapatkan konfirmasi dari lembaga-lembaga terkait di bawah PBNU ini bahwa lembaga-lembaga ini yang personelnya ada yang berangkat ke Israel itu sama sekali tidak tahu menahu, tidak ada mandat kelembagaan, tidak ada pembicaraan kelembagaan,” kata pria yang karib disapa Gus Yahya tersebut saat jumpa pers di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Selasa, (16/7/2024).

Gus Yahya menjelaskan, jika ada hubungan domestik ataupun internasional yang resmi membawa nama PBNU, maka hal itu pasti diketahui olehnya sebagai pimpinan PBNU.

Karena tidak ada satu pihak pun yang mengetahui soal pertemuan tersebut, maka Gus Yahya berkesimpulan pertemuan itu membawa nama pribadi dan tidak bisa dikategorikan sebagai perwakilan PBNU. 

“Sehingga yang dilakukan oleh anak-anak yang berangkat ke Israel tempo hari itu adalah tanggung jawab mereka pribadi dan tidak terkait dengan lembaga,” tegas Gus Yahya.

2 dari 3 halaman

PBNU Tak Akan Kerja Sama dengan Israel

Gus Yahya menyerukan, kepada seluruh kader dan juga warga Nahdliyin bahwa PBNU tidak akan melakukan hubungan kerja sama atau melakukan hubungan apapun dengan pihak manapun terkait Israel. Kecuali untuk tujuan membantu rakyat Palestina. 

“Tidak boleh misalnya ada tujuan pengembangan beasiswa misalnya, tidak! Tidak ada tujuan untuk pengembangan kegiatan ini dan itu, tidak ada! Satu-satunya yang diperbolehkan adalah yang bertujuan untuk membantu rakyat palestina. Itu satu-satunya yang diperbolehkan,” wanti Gus Yahya.

Gus Yahya menyebut, larangan tersebut bukan tanpa alasan. Mengingat suasana dan fakta yang ada szaat ini, maka kerja sama selain bantuan terhadap rakyat Palestina menjadi suatu hal yang tidak patut.

“Kita sudah menyatakan dengan tegas bahwa kita menuntut dihentikannya kekerasan, gencatan senjata, dan upaya itu kita terus lakukan. Jadi tidak asal jalan tanpa terlebih dahulu merencanakan capaian yang ditargetkan,” Gus Yahya menandasi.

3 dari 3 halaman

Heboh 5 Kader NU Bertemu Presiden Israel

Diberitakan sebelumnya, sebanyak lima orang berlatar Nahdlatul Ulama (NU), melakukan kunjungan pertemuan dengan Presiden Isaac Herzog di Israel.

Mereka adalah Gus Syukron Makmun, Dr. Zainul Maarif, Munawar Aziz, Nurul Bahrul Ulum, dan Izza Annafisah Dania.

Pertemuan tersebut diketahui usai unggahan foto mereka viral di sosial media dan menuai kecaman.

Sebab, sebagai bagian dari Ormas Islam terbesar di Indonesia, mereka dinilai tidak berempati dengan situasi invasi Israel terhadap rakyat Palestina.