Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Pusat Keluarga Mathaliul Falah (PP KMF) Marwan Jafar mengatakan, sudah saatnya santri mengambil posisi dan peran penting dalam proses kebangsaan. Dia ingin, santri tidak lagi menjadi penonton dan tidak terlibat dalam proses sejarah.
“Tidak hanya menjadi penonton yang ada dipinggir sejarah dan pendorong mobil mogok saja, namun santri mesti mampu masuk ke semua bidang dalam proses berbangsa,” kata Marwan Jafar melalui siaran pers diterima, Selasa (16/7/2024).
Baca Juga
Anggota Komisi VII DPR RI ini meyakini, Perguruan Islam Mathaliul Falah adalah solusi untuk mempersiapkan kader-kader santri yang mampu memimpin dan menjadi profesional di bidangnya namun tetap memegang nilai dasar sholih akrom.
Advertisement
Maka dari itu, Marwan berharap, di usia Perguruan Iaslam Mathaliul Falah yang ke-112 tahun , mathole (sebutan untuk alumni Perguruan Islam Mathaliul Falah) harus memperluas medan dakwah dan model pendidikannya, dengan membuat sekolah yang merespon perkembangan zaman, modern dan mengglobal.
“Mathole sudah berkontribusi besar dalam dunia pendidikan selama ini. Terbukti dalam seabad ini Perguruan Islam Mathali'ul Falah telah melahirkan para ulama besar dan para pendakwah yang mendidik dan mendampingi masyarakat,” Marwan menandasi.
MIP
Sebagai informasi, pernyataan Marwan disampaikan di hadapan 5000 Keluarga Besar Mathali'ul Falah saat melaunching gerakan wakaf untuk pendirian MIP (Mathali'ul Falah International Pesantren).
Acara tersebut dikemas dalam bentuk Temu Alumni Akbar dan Ijazah Kubro yang sengaja dikkuti dengan hajatan tahunan Haul Waliyullah KH. Ahmad Mutamakkin.
Tujuannya, untuk mengambil momentum tabarukan sekaligus silaturahmi alumni Perguruan yang sudah berumur 112 tahun ini.
Advertisement