Liputan6.com, Jakarta - Ekosistem mangrove merupakan modalitas alam yang berkontribusi pada sosial, ekonomi, dan ekologi melalui pemanfaÂatan mangrove yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Mengingat strategisnya mangÂrove, pemerintah negara-negara ASEAN memberikan perhatian untuk mengelola mangrove dengan baik, dengan mengembangkan tata kelola, dan berupaya memperbaiki kondisi di tingkat lapangan, melalui rehabilitasi dan konservasi mangrove.
Baca Juga
Tak hanya itu, para delegasi ASEAN pun berbagi pengetahuan dalam pengelolaan ekosistem mangrove secara berkelanjutan.
Advertisement
Direktur Rehabilitasi Perairan Darat dan Mangrove, Inge Retnowati, menyebutkan ASEAN memiliki garis pantai sepanjang 173.000 km, dan memiliki 34 persen hutan mangrove dunia.
Karena mangÂrove menjadi salah satu titik fokus kegiatan manusia di kawasan ASEAN, maka negara-negara Asia Tenggara perlu menyusun strategi dalam upaya perlindungan dan pemulihan ekosistem mangrove secara konsisten, yang salah satunya disebabkan karena perÂubahan iklim.
"Negara anggota ASEAN menyadari bahwa ada ekosistem sangat krusial secara nilainya, baik secara ekologi, sosial ekonomi, sementara tantangannya sangat besar. Utamanya ancaman perubahan iklim," ujar Retnowati usai Seminar Internasional 'Enhancing Collaboration through ASEAN Strategy on Sustainable Mangrove Ecosystem Management' di Bogor, Rabu (17/7/2024).
"Dengan satu regional ini kita harus do something. Makanya, kita usulkan menyusun strategi untuk diimplementasikan bersama," tambah Retnowati.
Pertumbuhan Hijau
Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi, kata dia, pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN harus diarahÂkan menjadi pertumbuhan hijau. Diantaranya menjaga dan mempertahankan kelestarian ekosistem mangrove di ASEAN yang disebut ekosistem terluas di dunia.
"Karena kepedulian terhadap ekosistem mangrove itu sangat penting, jadi dalam pertemuan ini kita memastikan apa saja strategi utamanya untuk keberlanjutan ekosistem mangrove itu sendiri," kata dia.
Lebih lanjut dikatakan Retnowati, mengatasi permasalah sektor lingkungan hidup dan kehutanan suatu negara tidak bisa bekerja sendiri. Karena itu, negara-negara di ASEAN harus berkolaborasi mewujudkan misi keberlanjutan ekosistem mangrove di kawasan Asia Tenggara.
"Kita harus sama-sama membangun kolaborasi, menyusun pola yang sistematis. Ada lima butir strategi yang diusulkan untuk panduan kerja bersama sebagai aksi yang lebih teknis," ujarnya.
Advertisement
Strategi
Lima strategi yang diusulkan tersebut meliputi pengembangan profil ekosistem hutan mangrove ASEAN, implementasi kebijakan pengelolaan hutan mangrove dan saling berbagi hasil praktik terbaik yang telah dicapai dalam upaya konservasi.
Selanjutnya, perlindungan atau restorasi dalam pengelolaan ekosistem mangrove berkelanjutan di kawasan ASEAN.
Kemudian, peningkatan tata kelola ekosistem mangrove di setiap negara ASEAN atau mempertahankan maupun penambahan luasan mangrove.
"Kami harapkan lima strategi ini bisa diterima secara formal oleh semua negara ASEAN dalam pertemuan besok," pungkasnya.