Liputan6.com, Jakarta - Politikus Gerindra Thomas Djiwandono dilantik sebagai Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kamis (18/7/2024).
Penunjukkan Thomas sebagai pendamping Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani itu disebut bertujuan untuk memperlancar proses transisi dari pemerintahan Jokowi ke pemerintahan Prabowo Subianto, sebagai presiden RI terpilih periode 2024-2029.
Baca Juga
Kabar ini mendapatkan sambutan positif dari pasar. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melonjak signifikan setelah sebelumnya turun dalam tiga hari beruntun sejak awal pekan.
Advertisement
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/7/2024), IHSG pada awalnya dibuka stagnan di level 7.224,22 dan sempat bergerak melemah ke level 7.220,09. Namun, IHSG segera menguat hingga sempat menyentuh level tertinggi di 7.299,47. Pada penutupan IHSG berada di level 7.321,07.
“Kami harap penunjukan Thomas Dijwandono akan menghasilkan komunikasi yang lebih baik mengenai sinergi fiskal dan program-program yang diusulkan selama kampanye dapat dilaksanakan dengan cara yang hati-hati sesuai dengan kondisi fiskal kita,” kata Myrdal Gunarto, Ekonom Maybank Indonesia.
Bukan Sosok Asing
Thomas Djiwandono bukanlah sosok asing di dunia politik. Pria yang akrab dipanggil Tommy itu tercatat sebagai Bendahara Umum Partai Gerindra.
Dengan posisi tersebut, ia telah memberikan beragam kontribusi positif dan prestasi bagi partai, di mana salah satunya mengantarkan Partai Gerindra sebagai partai politik dengan laporan keuangan yang paling transparan. Selain itu, Partai Gerindra juga mendapatkan penghargaan dari Transparency International Indonesia dan Indonesia Corruption Watch.
Pada tahun 2023, Partai Gerindra kembali menerima penghargaan dari Komisi Informasi Pusat (KIP) dalam kategori Badan Publik dengan kualifikasi paling informatif terbaik. Capaian tersebut sejalan dengan komitmen Prabowo Subianto terkait kebijakan publik, di mana ia berharap adanya keterbukaan pengelolaan keuangan Partai Gerindra, bahkan sejak partai ini didirikan.
Dari segi katar belakang pendidikan, Tommy pernah mengenyam pendidikan sarjana di Haverford Colloge, Pennsylvania, Amerika Serikat untuk bidang sejarah. Kemudian, ia melanjutkan pendidikannya ke jenjang master dengan mengambil jurusan International Relations and International Economics di Johns Hopkins University School of Advanced International Studies, Washington, Amerika Serikat.
Sebelum bergelut di dunia politik, karier profesional Tommy juga beragam. Ia pernah bekerja sebagai analis keuangan di Whetlock NatWest Securities, Hong Kong dan Deputy CEO Arsari Group, perusahaan agrobisnis.
Advertisement