Liputan6.com, Jakarta - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta memberhentikan empat pengurus Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PWNU Jakarta. Empat orang yang diberhentikan itu adalah Zainul Maarif, Mukti Ali, Roland Gunawan, dan Sapri Saleh.
Zainul Maarif merupakan salah satu kader Nahdlatul Ulama (NU) atau nadhliyin yang bertemu dengan Presiden Israel pada 3 Juli 2024 lalu. Pertemuan itu kemudian mendapat kecaman dan sorotan dari masyarakat.
Baca Juga
"Alasannya karena memang terutama Pak Zainul Ma'arif ya, secara langsung ikut keberangkatan ke Israel dan menemui Presiden Israel. Itu yang jadi alasan pokok untuk Zainul Ma'arif," kata Ketua PWNU DKI Jakarta, Syamsul Ma'arif di kantornya Jakarta Timur, Kamis 18 Juli 2024.
Advertisement
Sedangkan Mukti Ali, Roland Gunawan, dan Sapri Saleh diberhentikan lantaran bergabung dengan organisasi organisasi Pusat Studi Warisan Ibrahim untuk Perdamaian (RAHIM) yang diduga terafiliasi dengan organisasi dukungan untuk Israel. Salah satu kesalahannya yakni dengan mencantumkan logo LBM NU ke dalam website RAHIM tersebut.
"Kalau yang lain adalah karena secara organisasi melakukan kesalahan yaitu mereka ini bergabung dalam organisasi yang namanya RAHIM. RAHIM itu salah satunya adalah memang pimpinannya Pak Mukti Ali, terus ada nama lain Sapri Saleh dan Pak Roland itu," jelas Syamsul.
Menurut dia, pemecatan terhadap keempat kadernya adalah hal yang lumrah dalam suatu organisasi. Kesalahan mereka juga menjadi konsekuensi yang tergabung dalam organisasi Islam besar di Indonesia.
"Karena untuk menjaga marwah Nahdlatul Ulama, menjaga marwah bangsa kita berorganisasi ya, ada konsekuensinya ketika melakukan kesalahan. Ya ada sanksi itu biasa, tetapi kesalahan itu kita meminta kepada mereka untuk menjadikan sebuah pelajaran penting bahwa tidak terjadi orang lain nanti yang melakukan hal yang sama," ujar Syamsul.
Bentuk sanksi yang diterapkan ke anak buahnya itu juga sekaligus bentuk keseriusan PWNU mengawal aspirasi masyarakat Indonesia yang mendukung penuh kebebasan rakyat Palestina dari penjajahan Israel.
"Kami mengambil sanksi keseriusan kami dalam menjaga marwah NU, marwah organisasi, marwah bangsa. Jadi kalau ada orang yang berspekulasi melakukan kegiatan yang dipahami secara umum itu bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan, walaupun mungkin mereka punya keyakinan itu adalah baik, itu mestinya harus dipikirkan ulang dampak yang akan terjadi," kata Syamsul.
Pesan Penting Ketua PWNU DKI Usai Kadernya Dipecat Akibat Bertemu Presiden Israel
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta, Syamsul Ma'arif, mengimbau kepada para kadernya agar tidak mudah termakan rayuan seseorang dengan iming-iming menebar kebaikan.
Hal itu berkaca dari kasus kadernya, Zainul Maarif, yang kedapatan berfoto dengan Presiden Israel Isaac Herzog, hingga akhirnya dipecat dari kepengurusan PWNU DKI Jakarta.
"Ini penting berharga, tidak hanya untuk yang bersangkutan, tapi ini sangat berharga untuk semua generasi muda yang bisa jadi dirayu atau diiming-imingi atau apa pun bentuknya ketika ada tawaran itu jangan hanya sekedar 'wah mumpung ini'. Atau, 'kan ini saya juga ingin menyampaikan sesuatu yang baik'," kata Syamsul di gedung PWNU DKI Jakarta, Kamis (18/7/2024).
Syamsul meminta kepada para kadernya agar terlebih dulu untuk berkonsultasi dengan kiai bila ada ajakan yang dimaksud. Sebab, menurut dia, tidak semua ajakan memiliki niat baik.
Menurut Syamsul, pihaknya tidak pernah membatasi kader NU dengan adanya ajakan untuk sekadar bertukar pikiran. Namun di satu sisi perlu diperhatikan dampak dari agenda dialog tersebut.
"Tetapi gagasan yang kita sampaikan itu harus melihat kepentingan yang lebih besar. Kepada siapa kita sampaikan. Ada enggak pengaruh, dampaknya secara luas. Orang menyampaikan gagasan pikiran bertindak itu hak semua orang," tegas Syamsul.
Akan beda ceritanya jika gagasan-gagasan yang diutarakan tersebut justru menjadi bumerang. Maka alangkah baiknya bila ada ajakan itu terlebih dahulu berkonsultasi dengan para kiai. Apalagi apabila dialog tersebut berhubungan dengan isu Internasional.
"Jadi tidak hanya pikiran pribadi, tapi pikiran secara umum. Terutama saya meminta kepada dia (Zainul Maarif) untuk menyampaikan kepada kawan-kawan yang lain, seandainya ada orang lain yang ingin mengajak kegiatan yang sama, alangkah baiknya berkomunikasi dengan para kiai, tokoh, terutama pengurus inti sebuah organisasi tersebut. Sehingga nanti akan mendapatkan masukan-masukan," tuturnya.
"Tetapi sekali lagi saya ingin menyampaikan, bahwa sesuatu yang dianggap baik oleh pribadi kita masing-masing, belum tentu itu adalah sebuah kebenaran. Maka berhati-hatilah, apalagi ini kepentingan dunia internasional," sambungnya.
Advertisement