Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan hasil penting dari pertemuannya dengan Presiden Uni Emirat Arab (UEA), Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) saat kunjungan kenegaraan ke Abu Dhabi beberapa hari lalu. Jokowi menyoroti dua isu utama yang menjadi fokus dalam peningkatan kerja sama bilateral.
"Ke UEA kita hanya membahas dua hal penting, meskipun ada banyak yang lainnya," ujar Jokowi dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, Sabtu (20/7/2024).
Baca Juga
Pertama, mengenai pembangunan pusat keuangan atau financial center di Ibu Kota Nusantara (IKN). Jokowi menyebut bahwa pemerintah ingin mempelajari sistem di Dubai International Financial Center (DIFC).
Advertisement
"Di situ ada sistemnya kita ingin tiru, rekrutnya seperti apa, membawa uang untuk bisa masuk ke financial center di Dubai seperti apa , DIFC," ungkapnya.
Terkait hal tersebut, Jokowi mengungkapkan bahwa telah ditandatangani sebuah nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) antara Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) dan DIFC.
"Artinya financial center yang di IKN ini nanti akan kita harapkan segera dibentuk dan segera bisa berjalan," kata Jokowi.
Isu kedua yang ditekankan adalah kerja sama dalam sektor nikel, yang mencakup seluruh rantai nilai dari hulu hingga hilir. Mulai dari, pertambangan, produksi katode dan prekursor, pembuatan baterai kendaraan listrik, hingga kendaraan listrik itu sendiri.
Selain UEA dan Indonesia, akan ada dua negara lain yang saat ini tengah didekati untuk bekerja sama. Jokowi optimistis Indonesia mampu menguasai pasar industri kendaraan listrik.
"Kalau ini berhasil, kita harapkan bisa menguasai pasar 80-85 persen pasar dunia, itu yang kita harapkan," jelas Jokowi.
Lawatan ke UEA, Jokowi Berterima Kasih ke MBZ Sudah Terima Kunjungan Prabowo dan Gibran
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Syeikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan atau Pangeran MBZ di Istana Kepresidenan Qasr Al Watan, Abu Dhabi, Rabu (17/7/2024).
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi mengucapkan terima kasih kepada Pangeran MBZ karena telah menerima kunjungan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Republik Indonesia periode 2024-2029 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Mei lalu.
"Saya juga mengucapkan terima kasih atas penerimaan Yang Mulia untuk kunjungan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Indonesia pada Mei yang lalu," kata Jokowi saat bertemu dengan MBZ di Istana Qasr Al Watan, Abu Dhabi, UEA, Rabu.
Lebih lanjut, Jokowi berharap pertemuan tersebut semakin memperkuat hubungan Indonesia dengan UEA. Presiden Jokowi yakin kerja sama Indonesia dan UEA akan terus terjalin dengan baik.
"Saya berharap kerja sama Indonesia dan UEA terus terjalin dan semakin erat ke depan," ucap dia.
Kunjungan Prabowo-Gibran ke UEA
Sebagai informasi, Presiden terpilih Prabowo Subianto dan wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka menemui Presiden UEA Syeikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) di Istana Al Shati, Abu Dhabi, Senin (14/5/2024).
Dalam pertemuan itu Prabowo dan Gibran kompak menggunakan setelan jas hitam.
"Yang Mulia, perkenalkan ini wakil presiden saya," kata Prabowo kepada MBZ, seperti dikutip dalam keterangan tertulis yang diterima beberapa waktu lalu.
Advertisement
MBZ Beri Selamat ke Prabowo dan Gibran
Dalam pertemuan itu, MBZ kembali menyampaikan ucapan selamat kepada Prabowo dan Gibran atas kemenangan dalam pemilihan presiden.
MBZ menyampaikan harapan terbaiknya atas keberhasilan ini dan mendoakan Prabowo-Gibran bisa memimpin bangsa Indonesia ke depan lebih baik dan dapat memenuhi aspirasi rakyat.
Lebih lanjut, kedua pemimpin pun membahas hubungan kerja sama. MBZ menekankan ketertarikannya untuk memanfaatkan hubungan strategis yang kuat antara UEA dan Indonesia. Dia ingin memperdalam kerja sama dan mendorong pembangunan serta kesejahteraan bersama.
Sementara itu, dalam kapasitas sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo dan MBZ membahas hubungan bilateral, khususnya di bidang pertahanan dan militer, serta cara-cara untuk meningkatkannya demi kepentingan kedua negara.
Mereka juga bertukar pandangan mengenai sejumlah isu regional dan internasional yang menjadi kepentingan bersama.