Sukses

3.630 Siswa Ikut Persiapan Uji Coba Makan Bergizi Gratis pada Agustus 2024

Sebanyak 3.630 siswa di Kota Tangerang, bakal ikut uji coba Makan Bergizi Gratis (MBG) Presiden Terpilih Prabowo Subianto Periode 2024-2029, pada 1 Agustus mendatang.

Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 3.630 siswa di Kota Tangerang, bakal ikut uji coba Makan Bergizi Gratis (MBG) Presiden Terpilih Prabowo Subianto Periode 2024-2029, pada 1 Agustus mendatang.

"Rencananya akan diujicobakan kepada 3.630 siswa dari enam sekolah, terdiri dari dua Sekolah Dasar (SD) dan dua Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri, serta satu SD dan satu SMP Swasta di Kota Tangerang," tutur Pj Wali Kota Tangerang, Nurdin.

Keenam sekolah tersebut adalah SD Negeri Sukasari 4, SD Negeri Sukasari 5, SMP Negeri 4 Tangerang, MIN 1 Kota Tangerang serta SD dan SMP As-Syukriah.

"Ini adalah bentuk keseriusan dalam upaya kita untuk mendukung kesuksesan program pilot project Makan Bergizi Gratis dari Presiden Terpilih 2024-2029, dan Kota Tangerang siap menjadi role model pelaksanaan program tersebut bagi daerah-daerah lain di seluruh Indonesia," kata Nurdin.

Mantan kepala Pusdatin Kemendagri tersebut, menambahkan, berbagai persiapan sudah dalam tahap final dan siap untuk dilaksanakan.

"Mulai dari pemilihan menunya kita telah pastikan agar memenuhi standar gizi seimbang termasuk dalam hal kebersihan dan higienis makanannya. Di mana UMKM-UMKM yang terlibat telah diberikan pelatihan oleh Pemkot dan memiliki atau dalam proses Sertifikasi Laik Higiene Sanitasi (SLHS).

Seperti diketahui, Kota Tangerang ditunjuk langsung oleh Wantannas untuk menjalankan pilot project MBG dari Presiden Terpilih Periode 2024-2029 yang akan dilaksanakan pada 5 hingga 9 Agustus 2024.

 

2 dari 3 halaman

Menko Airlangga Pastikan Anggaran Makan Bergizi Gratis Tidak Dipotong

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Bidang Perekonomian) Airlangga Hartarto memastikan anggaran untuk program Makan Bergizi Gratis tidak dipotong.

"Untuk anggaran Program Makan Bergizi Gratis ini tidak dipotong," ujar Menko Airlangga saat diwawancarai di Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), melansir Antara, Sabtu (20/7/2024).

Ia menjelaskan, anggaran Program Makan Bergizi Gratis sudah ditetapkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 sebesar Rp71 triliun.

Namun, kata Airlangga, pelaksanaan Program Makan Siang Gratis itu akan menyesuaikan dengan indeks harga pangan di masing-masing daerah.

"Tinggal saja pelaksanaan Program Makan Siang Gratis karena setiap daerah itu berbeda-beda indeksnya," jelas Airlangga.

Sebelumnya, Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo Gibran menepis kabar bahwa alokasi anggaran untuk Program Makan Bergizi Gratis telah diturunkan menjadi Rp7.500 per porsi. Angka tersebut dianggap spekulatif dan belum bisa dijadikan acuan yang valid di masa mendatang.

"Kali ini kita ingin menyampaikan beberapa hal terkait isu yang berkembang, dan menurut saya sudah mulai jauh dari kebenaran. Tentang makan bergizi gratis itu dipatok harganya Rp7.500, tiba-tiba sudah ada angka begitu," ujar Anggota Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo Gibran Bidang Komunikasi, Hasan Nasbi, di Media Center Prabowo-Gibran, Jakarta Selatan, Jumat 19 Juli 2024.

3 dari 3 halaman

Gugus Tugas Ungkap 2 Arahan Prabowo soal Makan Bergizi Gratis

 

"Teman-teman semua, jadi sampai hari ini satu-satunya yang sudah bisa kita ambil kesimpulan itu baru alokasi anggaran untuk makan bergizi gratis tahun 2025, yang sudah jadi kesimpulan baru itu," sambung dia.

Hasan menjelaskan bahwa anggaran keseluruhan untuk program makan bergizi gratis diperkirakan sekitar Rp71 triliun. Hal inilah yang menjadi satu-satunya kesimpulan dari upaya realisasi rencana tersebut.

"Yang lainnya masih dalam proses. Nah, terkait dengan ketersediaan anggaran tahun 2025 nanti sebesar Rp71 triliun, pesan Pak Prabowo Subianto itu ada dua. Jadi ada dua pesan dari Pak Presiden Terpilih ya, Pak Prabowo," ucap dia.

"Pesannya bahwa harus memenuhi standar ketercukupan gizi. Nah ini syarat pertama, jadi syarat gizinya harus terpenuhi. Dan yang kedua harus dioptimalkan jumlah penerima manfaatnya, karena kan anggaran yang tersedia itu Rp71 triliun. Jadi, nanti dioptimalkan jumlah penerima manfaatnya," sambung Hasan.

Oleh karena itu, lanjut Hasan, semua proses riset, kajian, dan proyek percontohan akan mengikuti dua arahan dari Prabowo Subianto tersebut. Saat ini, tim pakar masih menjalankan semua itu secara paralel.

"Dari sana kita akan mendapatkan finding spending apa saja temuannya, apa yang diperbaiki yang harus diantisipasi, dan pada akhirnya itu mendapatkan kesimpulan. Tapi ini masih berjalan. Jadi kalau itu belum berjalan pasti belum ada kesimpulan, termasuk soal harga. Ini yang perlu kita tekankan," tutup dia.

Â