Sukses

DPD RI Butuh Pembaruan, Komeng Disebut Layak Jadi Pemimpin

Pengamat politik Hendri Satrio mendorong agar anggota muda dan sosok baru terpilih mendapat ruang untuk bisa memimpin Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI periode 2024-2029.

Liputan6.com, Jakarta Pengamat politik Hendri Satrio mendorong agar anggota muda dan sosok baru terpilih mendapat ruang untuk bisa memimpin  Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI periode 2024-2029.

Dia melihat, ada nama Sultan Bachtiar Najamudin dan Alfiansyah Komeng bisa menjadi soaok baru untuk memimpin para senator di Senayan.

"DPD, dewan perwakilan daerah (DPD), harus menyediakan ruang buat orang orang muda untuk coba memimpin dan mempersilakan orang orang baru juga mengambil peran dalam mengelola atau memimpin DPD," kata pria karib disapa Hensat kepada wartawan, Minggu (21/7/2024).

"Tokoh-tokoh muda seperti Sultan Najamudin, Komeng Alfiansyah, itu mesti diberikan ruang untuk berkontribusi di DPD periode yang baru," imbuh dia.

Hensat menegaskan, saat ini DPD RI butuh pembaruan. Harapannya, agar terjadi perubahan kepemimpinan nantinya bisa lebih berkontribusi kepada konstituennya.

"Nah untuk menuju ke sana, sebaiknya memang para anggota DPD yang sudah senior bisa membuka jalan buat mereka, Sultan Najamudin lebih dari cukup, sebagai salah satu calon ketua DPD, demikian pula Komeng Alfiansyah sebagai pemilik suara terbesar, dia harusnya bisa diberikan jalan oleh anggota dewan yg lain menuju tampuk kepemimpinan," saran Hensat.

 

2 dari 3 halaman

Punya Peran Lebih

Hendri mendorong, saran yang diberikan bisa mendapat dukungan dari rakyat. Tujuannya agar peran DPD lebih nyata bagi pembangunan di Indonesia.

"Siapa tau era muda dan baru bisa membawa DPD lebih maju, lebih punya kontribusi kepada negara, dan yang terpenting adalah bisa berjuang lebih matang lebih dewas dan lebih all out untuk kepentingan rakyat Indonesia," dia menandasi.

 

3 dari 3 halaman

Tuai Sorotan

DPR RI baru saja mendapat sorotan usai Rapat Paripurna yang berlangsung pada Jumat (12/7/2024) diwarnai kericuhan. Diketahui hal itu dipicu sejumlah senator yang tak setuju dengan draft tata tertib yang hendak disahkan La Nyalla.

Kondisi tersebut membuat sejumlah senator maju ke meja La Nyalla sebagai pemimpin sidang. Bahkan sempat terjadi momen berebut palu sidang antara La Nyalla dan dengan senator di meja pimpinan DPD RI.

Rapat Paripurna ke-12 Dewan Pimpinan Daerah (DPD) RI Masa Sidang V 2023-2024 pun berakhir buntu, penyempurnaan tata tertib DPD RI batal disepakati pada hari itu.