Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Dewan Masjis Indonesia (DMI) Jusuf Kalla atau JK, meminta masjid kampus untuk lebih berperan dalam memakmurkan masyarakat disekitarnya.
Adapun ini disampaikannya dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Peringatan Milad ke 20 Asosiasi Masjid Kampus Indonesia di Aula Masjid Salman Kampus ITB, Minggu, 21 Juli 2024.
Baca Juga
"Masjid tidak hanya harus dimakmurkan jemaahnya, namun juga harus memakmurkan jemaahnya," kata JK dalam keterangannya seperti dikutip Senin (22/7/2024).
Advertisement
Menurut dia, masjid kampus memiliki perbedaan dengan masjid kampung di mana jamaahnya yang banyak dan terdidik, dari kalangan muda serta yang berganti setiap tahun.
"Sebaliknya masjid kampung itu jamaahnya itu-itu saja dan kebanyakan tua," tambah JK.
Dengan kondisi tersebut, dia menilai, metode yang digunakan juga harus berbeda. Di masjid kampus, khatib pun harus berkualitas serta harus dipilih yang muda-muda yang memberi motivasi, katanya lagi.
JK juga menyampaikan, memakmurkan jemaah masjid ini bisa dimulai dilakukan di kampus-kampus.
Hal itu bisa diawali dengan pemberian pelatihan entepreneur hingga pemilihan khotib-khotib terbaik untuk motivasi para mahasiswanya.
Pada kesempatan sama, JK menilai, kemajuan Islam serta membentuk persatuan bisa dimulai dari masjid. Hal itu pernah terjadi pada abad 11-12, lalu dilanjut pada abad 14 saat Islam maju pesat.
Ini karena ulama, ilmuwan dan pengusaha bergabung. Sehingga Islam bisa berkembang dengan baik, ucapnya.
Lebih jauh JK mengatakan, umat Islam secara tersirat diminta untuk mampu. Ini karena rukun Islam ketiga yaitu zakat dan naik haji hanya berlaku bagi mereka yang mampu.
Â
Â
Jangan Kaku
JK menyampaikan, umat Islam jangan kalah dalam berdagang dan jangan kaku dalam menghadapi perkembangan zaman.
Menurut dia, umat Islam juga harus bangkit dan maju secara ekonomi dan teknologi.
"Contohnya sekarang untuk zakat pun kita bisa tinggal transfer. Kalau dulu kan harus pake beras, sekarang lebih praktis," kata Pria kelahiran Bone ini
JK juga menyinggung soal seruan di masjid-masjid yang bisa mempengaruhi perekonomian. Seperti seruan untuk memboikot produk-produk Israel hingga turun drastis.
"Fenomena ini membantu produk-produk lokal justru lebih laku, pungkasnya.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement