Liputan6.com, Jakarta - Mantan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan menyoroti kehidupan seorang koruptor tidak sepenuhnya tenang. Salah satu faktor yang mempengaruhi yakni pada anak dari koruptor itu sendiri.
Baca Juga
"Gini, mana ada koruptor yang anaknya menjadi sukses, enggak ada. Berapa banyak kemudian kalau kita pelajari kita lihat, kebetulan saya penyidik, saya lihat detailnya (background) keluarganya kehidupan sosialnya pasti dilihat semua. Itu mereka kebanyakan rusak, mau anaknya kemudian dugem, hancur segala macem itu seperti itu yang terjadi," kata Novel dalam Podcast merdeka.com yang dikutip, Senin (22/7/2024).
Advertisement
Bukan hanya dari anak saja, imbas dari perilaku yang koruptif, kata Novel turut mempengaruhi dalam kehidupan pasangan masing-masing.
"Mungkin bahkan suami istri seolah-olah baik padahal masing-masing memiliki selingkuhan, itu separah itu yang terjadi dan sebenarnya kalau hal itu bisa dipotret itu orang akan berfikir 'semoga aku dijauhkan dari kejadian seperti itu'," jelas dia.
Lain kehidupan berumah tangga lain juga di hadapan orang lain. Tentu seorang koruptor memiliki sifat di mata masyarakat, seakan-akan mereka memiliki topeng untuk menutupi kehidupan aslinya.
Baginya, kehidupan seorang koruptor tidak serta merta bahagia dengan bergelimang harta namun hasil kejahatan.
Beda cerita dengan seseorang yang pada dasar secara karakter dilatih sukses secara bertahap. Mereka adalah orang yang memiliki mentalitas yang kuat, inovatif,
Koruptor Tidak Harus Pintar
"Kalau orang yang berbuat korupsi itu rata-rata kalaupun berbuat seneng dia seneng sebentar, pura-pura, enggak pernah saya melihat kemudian dia bahagia ketika melihat anaknya menjadi tumbuh menjadi anak yang hebat anak yang punya akhlak yang baik karakternya kuat terus kemudian berprestasi karena memang tahapan ilmunya betul-betul didapatkan dengan cara-cara yang benar enggak dengan cara yang curang atau karbitan kayak gitu," ujar mantan penyidik senior KPK itu.
Baginya, seorang koruptor tidak harus melulu pinter dalam segala atau hebat dalam suatu hal. "Ya mungkin karakter penjahat iya, pinter dalam berbuat untuk jahat," guyon Novel.
Reporter: Rahmat Baihaqi
Sumber: Merdeka.com.
Advertisement