Liputan6.com, Jakarta Beragam cerita menarik seputar praktik implementasi Kurikulum Merdeka di seluruh pelosok Tanah Air hadir dalam pameran Potret Cerita Kurikulum Merdeka yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Ditjen PAUD Dikdasmen), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada puncak Festival Kurikulum Merdeka 2024.
Melalui Potret Cerita Kurikulum Merdeka, Kemendikbudristek ingin menunjukkan bahwa proses implementasi Kurikulum Merdeka telah menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan di berbagai daerah, pembelajaran yang relevan dengan lingkungan sekitar, dan juga lebih menumbuh kembangkan potensi, bakat, dan minat yang dimiliki oleh murid-murid Indonesia.
Baca Juga
Implementasi Kurikulum Merdeka dalam mendukung potensi minat dan bakat turut dirasakan Attalarich Arha Pamungkas, murid SMP Negeri 4 Pakem, Sleman, Yogyakarta. Attalarich menceritakan kecintaannya terhadap tanah air melalui kegiatan Potret Cerita Kurikulum Merdeka 2024.
Advertisement
Dalam karyanya tersebut, Attalarich membagikan pengalaman berharganya ketika menjadi petugas upacara dalam upacara di Hari Kemerdekaan. Ia menyebutkan bahwa pengalamannya ini bukan hanya sekadar tugas, melainkan menjadi proses belajar bagi dirinya untuk bisa lebih memaknai semangat kebangsaan dan nilai-nilai luhur bangsa.
Sebagai generasi muda, Atta merasa bahwa Kurikulum Merdeka memberinya ruang untuk menumbuhkan karakter dan semangat nasionalisme melalui pendidikan karakter. Kurikulum Merdeka memungkinkan Atta dan teman-temannya untuk mengembangkan potensi diri melalui kegiatan-kegiatan di luar kelas, seperti kegiatan OSIS, Pramuka, dan lain sebagainya.
“Dengan pembelajaran Kurikulum Merdeka, saya merasa menjadi pribadi yang lebih mandiri dan kreatif, karena pembelajaran yang fleksibel dan berfokus pada kebutuhan murid”, terang Attalarich. Ia sangat terkesan dengan Kurikulum Merdeka yang membuatnya merasa mendapat perhatian dan dukungan penuh dari para guru SMP Negeri 4 Pakem.
Kecintaannya akan bangsa dan tanah air juga mendapat dukungan dan wadah dari sekolahnya. Atta mengungkapkan bahwa para guru di sekolahnya turut membantu mengarahkannya untuk menekuni dan mempelajari bidang yang sesuai dengan minatnya.
Melalui pendidikan kewarganegaraan dan sejarah yang dikemas dalam versi yang atraktif dan menyenangkan, Atta semakin bisa memaknai pentingnya pendidikan karakter untuk membentuk generasi muda yang tangguh, berintegritas, dan siap menghadapi tantangan masa depan dengan optimisme dan semangat nasionalisme.
“Karakter tidak terbentuk dalam kenyamanan, tetapi dalam tantangan yang dihadapi dengan integritas,” tukas Atta.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga berpesan kepada teman-temannya untuk menyambut tahun ajaran baru 2024/2025 dengan semangat dan tekad untuk membangun karakter diri yang kuat. Ia juga menegaskan untuk menciptakan masa depan yang cerah dan penuh prestasi dengan optimisme dan semangat nasionalisme yang terus dibangun.
Kurikulum Merdeka Ciptakan Suasana Belajar Dinamis dan Inklusif
Pengalaman berharga terkait implementasi Kurikulum Merdeka juga diceritakan Faizal Zahwa, murid SMA Negeri 29 Jakarta, Kota Jakarta Selatan, dalam karya fotografinya berjudul “Interaksi yang Membangun” dalam agenda Potret Cerita Kurikulum Merdeka 2024.
Melalui karyanya, Faizal menceritakan adanya hubungan dan interaksi yang hangat antara guru dengan murid. Interaksi ini menjadi momentum yang tepat bagi para guru dan murid untuk menanamkan komitmen untuk saling terkoneksi dalam membangun kreativitas serta semangat belajar.
Remaja yang memiliki hobi fotografi ini menyebutkan bahwa interaksi yang terbangun antara guru dan murid melalui Kurikulum Merdeka mampu menciptakan suasana belajar yang dinamis dan inklusif. Interaksi dan kedekatan yang baik antara guru dan murid juga menjadikan murid lebih percaya diri dan antusias dalam proses pembelajaran.
Suasana yang hangat dan menyenangkan memungkinkan para murid untuk bisa lebih aktif dalam bertukar ide, mengeksplorasi kreativitas, dan mengembangkan keterampilan.
“Melalui kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler dalam Kurikulum Merdeka saya jadi memiliki ruang yang sangat luas untuk menuangkan minat dan bakat, termasuk dalam bidang fotografi,” terang Faizal.
Ia tidak pernah merasa takut dan tertekan untuk mengembangkan bakatnya karena ia mendapat dukungan dan semangat dari para guru dan rekannya.
“Pendidikan bermakna adalah ketika setiap individu merasa dihargai, didengar, dan didukung dalam perjalanan akademis mereka, dan ini saya rasakan melalui implementasi Kurikulum Merdeka,” ujar Faizal mengungkapkan pendapatnya mengenai suasana yang ia hadirkan melalui Potret Cerita Kurikulum Merdeka.
Berbagai karya Potret Cerita Kurikulum Merdeka 2024 yang memperlihatkan pengalaman pembelajaran berpihak pada murid juga dapat disimak dalam bentuk pameran digital yang dapat diakses melalui tautan feskurmer.kemdikbud.go.id.
(*)
Advertisement