Liputan6.com, Jakarta: Siapa bilang hobi selalu menghabiskan uang. Buat sebagian orang, hobi justru mendatangkan keuntungan. Paling tidak itulah yang dirasakan Herman Yoseph Haribowo yang punya hobi aeromodeling. Buktinya, baru-baru ini, dia memanfaatkan helikopternya sebagai alat mencari nafkah. Caranya dengan menjual jasa pengambilan gambar dari udara.
Cuplikan klip musik Mas Joko garapan sutradara Ari Kusuma Dewa adalah contohnya. Selain bisa dijadikan usaha mencari nafkah, menurut Herman, hobi mahalnya ini bisa menciptakan lapangan perkerjaan baru. Alasannya, untuk mengoperasikan pesawat buat mengambil gambar diperlukan tiga orang awak pendukung. Tapi dia enggan menjelaskan tarif yang dipatok untuk sebuah pesawat sewaan. Yang pasti, jumlahnya sampai jutaan rupiah.
Memang untuk bisa mengambil gambar dari angkasa, Herman perlu memodifikasi pesawatnya. Seperti yang dia lakukan pada sebuah helikopter miliknya. Helikopter tersebut dimodif agar mampu terbang dengan kecepatan 60 kilometer per jam pada ketinggian 100 meter. Helikopter juga diusahakan bisa mengangkut beban seberat tiga kilogram. Sedangkan sebuah kamera berkualitas broadcast akan diletakkan di bawah badan helikopter. Semua mesin untuk memodifikasi helikopter tersebut diimpor dari luar negeri.
Kejelian Herman membaca peluang pasar telah membuatnya memugar rumah keluarga menjadi bengkel sekaligus kantor yang mengelola pesawat aeromodeling. Maklum permintaan pembuatan gambar video klip dari udara sudah mulai menjamur. Di samping itu, dia juga dituntut untuk selalu memelihara pesawat miliknya yang mencapai 26 buah--mulai dari pesawat tempur biasa sampai pesawat pemburu F-16--agar tak cepat rusak. Bisa dimaklumi bila Herman harus rajin merawat koleksinya ini. Sebab sebuah pesawat miliknya bisa seharga Rp 10 juta [baca: Aeromodeling, Hobi Mahal yang Mengasyikkan].(ICH/Fransambudi dan Yoseph Herhudi Lestari)
Cuplikan klip musik Mas Joko garapan sutradara Ari Kusuma Dewa adalah contohnya. Selain bisa dijadikan usaha mencari nafkah, menurut Herman, hobi mahalnya ini bisa menciptakan lapangan perkerjaan baru. Alasannya, untuk mengoperasikan pesawat buat mengambil gambar diperlukan tiga orang awak pendukung. Tapi dia enggan menjelaskan tarif yang dipatok untuk sebuah pesawat sewaan. Yang pasti, jumlahnya sampai jutaan rupiah.
Memang untuk bisa mengambil gambar dari angkasa, Herman perlu memodifikasi pesawatnya. Seperti yang dia lakukan pada sebuah helikopter miliknya. Helikopter tersebut dimodif agar mampu terbang dengan kecepatan 60 kilometer per jam pada ketinggian 100 meter. Helikopter juga diusahakan bisa mengangkut beban seberat tiga kilogram. Sedangkan sebuah kamera berkualitas broadcast akan diletakkan di bawah badan helikopter. Semua mesin untuk memodifikasi helikopter tersebut diimpor dari luar negeri.
Kejelian Herman membaca peluang pasar telah membuatnya memugar rumah keluarga menjadi bengkel sekaligus kantor yang mengelola pesawat aeromodeling. Maklum permintaan pembuatan gambar video klip dari udara sudah mulai menjamur. Di samping itu, dia juga dituntut untuk selalu memelihara pesawat miliknya yang mencapai 26 buah--mulai dari pesawat tempur biasa sampai pesawat pemburu F-16--agar tak cepat rusak. Bisa dimaklumi bila Herman harus rajin merawat koleksinya ini. Sebab sebuah pesawat miliknya bisa seharga Rp 10 juta [baca: Aeromodeling, Hobi Mahal yang Mengasyikkan].(ICH/Fransambudi dan Yoseph Herhudi Lestari)