Liputan6.com, Jakarta - Langit pagi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) pada hari ini, Selasa (6/8/2024), keseluruhannya diprediksi berawan tebal, kecuali Kota Bogor, Jawa Barat dan Kota Tangerang, Banten cerah berawan. Demikianlah prakiraan cuaca hari ini.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, cuaca Jakarta siang hingga malam hari nanti diprediksi seluruhnya bakal cerah berawan tanpa terkecuali.
Baca Juga
Wilayah penyangganya yaitu Bekasi dan Depok, Jawa Barat juga diprakirakan BMKG bakal cerah berawan dari siang hingga malam nanti.
Advertisement
Sedikit berbeda di Kota Bogor, Jawa Barat diprediksi cuaca pada siang hingga malam hari nanti berawan.
Untuk wilayah Kota Tangerang, Banten siang nanti diprakirakan BMKG melalui laman resminya www.bmkg.go.id bakal cerah berawan dan langit malam hari berawan tebal.
Berikut informasi prakiraan cuaca Jabodetabek selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG:
 Kota |  Pagi |  Siang |  Malam |
 Jakarta Barat |  Berawan Tebal |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |
 Jakarta Pusat |  Berawan Tebal |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |
 Jakarta Selatan |  Berawan Tebal |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |
 Jakarta Timur |  Berawan Tebal |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |
 Jakarta Utara |  Berawan Tebal |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |
 Kepulauan Seribu |  Berawan Tebal |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |
 Bekasi |  Berawan Tebal |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |
 Depok |  Berawan Tebal |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |
 Kota Bogor |  Cerah Berawan |  Berawan |  Berawan |
 Tangerang |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |  Berawan Tebal |
BMKG: Pola Hujan di IKN Terjadi Sepanjang Tahun, Perlu Modifikasi Cuaca
Sebelumnya, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menyebut bahwa pola hujan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara memiliki karakteristik hujan dengan intensitas >150 mm/bulan yang terjadi sepanjang tahun.
Hal ini berdasarkan data normal curah hujan selama 30 tahun (1991-2020). Karena itu, untuk mendukung pembangunan infrastruktur di IKN, perlu dilakukan modifikasi cuaca.
"Sementara disebut musim kemarau apabila jumlah curah hujan dalam satu dasarian kurang dari 50 milimeter dan diikuti oleh dua dasarian berikutnya. Nah, karena di IKN hujan terjadi sepanjang tahun makanya operasi modifikasi cuaca ini perlu digelar untuk mendukung percepatan pembangunan seluruh proyek," kata Guswanto dikutip dari situs bmkg.go.id, Senin, 5 Agustus 2024.
Guswanto mengatakan, selama satu pekan ke depan, potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian besar wilayah Kalimantan Timur masih cukup tinggi.
"Dengan begitu diprediksi, wilayah tersebut berpotensi diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga sedang," terang Guswanto.
Di sisi lain, kata Guswanto, saat ini wilayah Indonesia khususnya bagian selatan masih berada pada periode musim kemarau, bahkan beberapa wilayah di Indonesia bagian selatan sudah memasuki puncak musim kemarau.
Advertisement
Tujuan Modifikasi Cuaca
Sementara itu, Plt Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto mengatakan, pihaknya telah menggelar operasi modifikasi cuaca di kawasan IKN sejak Juli 2024 dan dilakukan nonstop 24 jam.
Menurut Seto, modifikasi cuaca bertujuan agar potensi hujan di kawasan IKN yang meliputi Kawasan Inti Pusat Pemerintahan, Kawasan Inti, dan Kawasan Penyangga dapat dikurangi.
"Ada tiga pesawat, yaitu 1 unit Casa 212 - 200 milik TNI Angkatan Udara dan 2 unit Cessna Caravan 208B milik PT Smart Cakrawala Aviation yang digunakan untuk mencegat awan hujan masuk di kawasan IKNÂ yang diterbangkan dari Samarinda dan Balikpapan," kata Seto.
Ia menjelaskan, BMKG selaku pelaksana OMC berperan menentukan awan dan titik koordinat untuk penyemaian awan dengan bahan semai NaCl maupun CaO.
Lalu, setelahnya bahan semai tersebut akan diangkut dengan menggunakan pesawat milik TNI AU dan PT Smart Cakrawala Aviation untuk ditabur secara manual di atas awan target.
Penyemaian awan atau cloud seeding tersebut dilakukan di awan-awan hujan cumulus. Bahan semai disemai bertujuan untuk mempercepat proses hujan agar segera terjadi sebelum memasuki wilayah IKN Nusantara, Kalimantan Timur.
Dijelaskan Seto, bahwa sebenarnya saat ini sebagian besar wilayah Indonesia tengah memasuki musim kemarau, namun kawasan IKN cukup unik karena merupakan daerah yang mengalami hujan sepanjang tahun. Sehingga, wilayah IKN normal disebut mengalami kemarau basah.