Sukses

Cuaca Besok Rabu 7 Agustus 2024: Langit Berawan Tebal Payungi Jabodetabek di Malam Hari

Pagi hari di Jakarta besok, Rabu 7 Agustus 2024 hampir keseluruhannya diprakirakan berawan, kecuali Jakarta Selatan dan Jakarta Timur berawan tebal. Begitulah prediksi cuaca besok.

Liputan6.com, Jakarta - Pagi hari di Jakarta besok, Rabu, 7 Agustus 2024, hampir keseluruhannya diprakirakan berawan, kecuali Jakarta Selatan dan Jakarta Timur berawan tebal. Begitulah prediksi cuaca besok.

Berdasarkan laporan cuaca yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), di siang hari sebagian langit Jakarta diprakirakan berawan dan berawan tebal.

Untuk cuaca Jakarta pada malam hari diprediksi seluruhnya bakal berawan tebal, tetapi tanpa ada hujan sama sekali.

Wilayah penyangganya yaitu Bekasi dan Depok, Jawa Barat cuaca pagi hingga siang diprakirakan berawan, lalu langit malamnya berawan tebal.

Sedangkan di Kota Bogor, Jawa Barat cuaca pada pagi dan malam hari diprediksi berawan, namun siangnya berawan tebal.

Sementara itu di Kota Tangerang, Banten diprakirakan bakal cerah berawan pada pagi hingga siang dan malam hari berawan.

Berikut informasi prakiraan cuaca Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

 Kota  Pagi  Siang   Malam 
 Jakarta Barat  Berawan  Berawan  Berawan Tebal
 Jakarta Pusat   Berawan  Berawan  Berawan Tebal
 Jakarta Selatan   Berawan Tebal  Berawan Tebal  Berawan Tebal
 Jakarta Timur   Berawan Tebal  Berawan Tebal  Berawan Tebal
 Jakarta Utara   Berawan  Berawan Tebal  Berawan Tebal
 Kepulauan Seribu   Cerah Berawan  Berawan  Berawan Tebal
 Bekasi   Berawan  Berawan  Berawan Tebal
 Depok   Berawan  Berawan  Berawan Tebal
 Kota Bogor   Berawan  Berawan Tebal  Berawan
 Tangerang  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

BMKG: Pola Hujan di IKN Terjadi Sepanjang Tahun, Perlu Modifikasi Cuaca

Sebelumnya, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menyebut bahwa pola hujan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara memiliki karakteristik hujan dengan intensitas >150 mm/bulan yang terjadi sepanjang tahun.

Hal ini berdasarkan data normal curah hujan selama 30 tahun (1991-2020). Karena itu, untuk mendukung pembangunan infrastruktur di IKN, perlu dilakukan modifikasi cuaca.

"Sementara disebut musim kemarau apabila jumlah curah hujan dalam satu dasarian kurang dari 50 milimeter dan diikuti oleh dua dasarian berikutnya. Nah, karena di IKN hujan terjadi sepanjang tahun makanya operasi modifikasi cuaca ini perlu digelar untuk mendukung percepatan pembangunan seluruh proyek," kata Guswanto dikutip dari situs bmkg.go.id, Senin 5 Agustus 2024.

Guswanto mengatakan, selama satu pekan ke depan, potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian besar wilayah Kalimantan Timur masih cukup tinggi.

"Dengan begitu diprediksi, wilayah tersebut berpotensi diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga sedang," terang Guswanto.

Di sisi lain, kata Guswanto, saat ini wilayah Indonesia khususnya bagian selatan masih berada pada periode musim kemarau, bahkan beberapa wilayah di Indonesia bagian selatan sudah memasuki puncak musim kemarau.

3 dari 3 halaman

Tujuan Modifikasi Cuaca

Sementara itu, Plt Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto mengatakan, pihaknya telah menggelar operasi modifikasi cuaca di kawasan IKN sejak Juli 2024 dan dilakukan nonstop 24 jam.

Menurut Seto, modifikasi cuaca bertujuan agar potensi hujan di kawasan IKN yang meliputi Kawasan Inti Pusat Pemerintahan, Kawasan Inti, dan Kawasan Penyangga dapat dikurangi.

"Ada tiga pesawat, yaitu 1 unit Casa 212 - 200 milik TNI Angkatan Udara dan 2 unit Cessna Caravan 208B milik PT Smart Cakrawala Aviation yang digunakan untuk mencegat awan hujan masuk di kawasan IKN yang diterbangkan dari Samarinda dan Balikpapan," kata Seto.

Ia menjelaskan, BMKG selaku pelaksana OMC berperan menentukan awan dan titik koordinat untuk penyemaian awan dengan bahan semai NaCl maupun CaO.

Lalu, setelahnya bahan semai tersebut akan diangkut dengan menggunakan pesawat milik TNI AU dan PT Smart Cakrawala Aviation untuk ditabur secara manual di atas awan target.

Penyemaian awan atau cloud seeding tersebut dilakukan di awan-awan hujan cumulus. Bahan semai disemai bertujuan untuk mempercepat proses hujan agar segera terjadi sebelum memasuki wilayah IKN Nusantara, Kalimantan Timur.

Dijelaskan Seto, bahwa sebenarnya saat ini sebagian besar wilayah Indonesia tengah memasuki musim kemarau, namun kawasan IKN cukup unik karena merupakan daerah yang mengalami hujan sepanjang tahun. Sehingga, wilayah IKN normal disebut mengalami kemarau basah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.