Liputan6.com, Jakarta - Langit pagi besok di Jakarta jelang akhir pekan, Jumat, 9 Agustus 2024, keseluruhannya diprediksi cerah. Seperti itulah prakiraan cuaca besok.
Pada siang hari, cuaca Jakarta diprediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebagiannya bakal berawan, cerah berawan, dan berawan tebal.
Baca Juga
Langit Jakarta di malam hari diprakirakan BMKG keseluruhannya cerah berawan, tanpa ada hujan sama sekali.
Advertisement
Wilayah penyangganya yaitu Bekasi, Jawa Barat diprediksi cuaca pada pagi hari cerah, siang berawan, dan malam cerah berawan. Kemudian di Depok dan Kota Bogor, Jawa Barat langit pagi dan malam diprakirakan cerah berawan, namun siang berawan.
Sementara itu di Kota Tangerang, Banten diprediksi pagi hingga siang bakal berawan dan malam hari cerah berawan, seperti dilaporkan BMKG melalui laman resminya www.bmkg.go.id.
Berikut informasi prakiraan cuaca Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG:
 Kota |  Pagi |  Siang |  Malam |
 Jakarta Barat |  Cerah |  Berawan Tebal |  Cerah Berawan |
 Jakarta Pusat |  Cerah |  Berawan |  Cerah Berawan |
 Jakarta Selatan |  Cerah |  Berawan Tebal |  Cerah Berawan |
 Jakarta Timur |  Cerah |  Berawan |  Cerah Berawan |
 Jakarta Utara |  Cerah |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |
 Kepulauan Seribu |  Cerah |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |
 Bekasi |  Cerah |  Berawan |  Cerah Berawan |
 Depok |  Cerah Berawan |  Berawan |  Cerah Berawan |
 Kota Bogor |  Cerah Berawan |  Berawan |  Cerah Berawan |
 Tangerang |  Berawan |  Berawan |  Cerah Berawan |
BMKG: Pola Hujan di IKN Terjadi Sepanjang Tahun, Perlu Modifikasi Cuaca
Sebelumnya, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menyebut bahwa pola hujan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara memiliki karakteristik hujan dengan intensitas >150 mm/bulan yang terjadi sepanjang tahun.
Hal ini berdasarkan data normal curah hujan selama 30 tahun (1991-2020). Karena itu, untuk mendukung pembangunan infrastruktur di IKN, perlu dilakukan modifikasi cuaca.
"Sementara disebut musim kemarau apabila jumlah curah hujan dalam satu dasarian kurang dari 50 milimeter dan diikuti oleh dua dasarian berikutnya. Nah, karena di IKN hujan terjadi sepanjang tahun makanya operasi modifikasi cuaca ini perlu digelar untuk mendukung percepatan pembangunan seluruh proyek," kata Guswanto dikutip dari situs www.bmkg.go.id, Senin, 5 Agustus 2024.
Guswanto mengatakan, selama satu pekan ke depan, potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian besar wilayah Kalimantan Timur masih cukup tinggi.
"Dengan begitu diprediksi, wilayah tersebut berpotensi diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga sedang," terang Guswanto.
Di sisi lain, kata Guswanto, saat ini wilayah Indonesia khususnya bagian selatan masih berada pada periode musim kemarau, bahkan beberapa wilayah di Indonesia bagian selatan sudah memasuki puncak musim kemarau.
Advertisement
Tujuan Modifikasi Cuaca
Sementara itu, Plt Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto mengatakan, pihaknya telah menggelar operasi modifikasi cuaca di kawasan IKN sejak Juli 2024 dan dilakukan nonstop 24 jam.
Menurut Seto, modifikasi cuaca bertujuan agar potensi hujan di kawasan IKN yang meliputi Kawasan Inti Pusat Pemerintahan, Kawasan Inti, dan Kawasan Penyangga dapat dikurangi.
"Ada tiga pesawat, yaitu 1 unit Casa 212 - 200 milik TNI Angkatan Udara dan 2 unit Cessna Caravan 208B milik PT Smart Cakrawala Aviation yang digunakan untuk mencegat awan hujan masuk di kawasan IKNÂ yang diterbangkan dari Samarinda dan Balikpapan," kata Seto.
Ia menjelaskan, BMKG selaku pelaksana OMC berperan menentukan awan dan titik koordinat untuk penyemaian awan dengan bahan semai NaCl maupun CaO.
Lalu, setelahnya bahan semai tersebut akan diangkut dengan menggunakan pesawat milik TNI AU dan PT Smart Cakrawala Aviation untuk ditabur secara manual di atas awan target.
Penyemaian awan atau cloud seeding tersebut dilakukan di awan-awan hujan cumulus. Bahan semai disemai bertujuan untuk mempercepat proses hujan agar segera terjadi sebelum memasuki wilayah IKN Nusantara, Kalimantan Timur.
Dijelaskan Seto, bahwa sebenarnya saat ini sebagian besar wilayah Indonesia tengah memasuki musim kemarau, namun kawasan IKNÂ cukup unik karena merupakan daerah yang mengalami hujan sepanjang tahun. Sehingga, wilayah IKN normal disebut mengalami kemarau basah.