Sukses

Keluarga Tolak Autopsi Balita yang Tewas Dibanting Ibu di Jagakarsa

Pihak keluarga menolak jenazah balita AK (1,5) diautopsi. Korban tewas setelah dibanting oleh ibu kandungnya TY (35) di Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Liputan6.com, Jakarta - Pihak keluarga menolak jenazah balita AK (1,5) diautopsi. Korban tewas setelah dibanting oleh ibu kandungnya sendiri TY (35) di Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menyebut, penyidik mengajukan permohonan kepada pihak Rumah Sakit Polri, Kramat Jati. Namun, pihak keluarga menolak untuk dilakukan autopsi.

"Dijelaskan penolakan itu di surat pernyataan dari keluarga," kata Ade Ary, Kamis (8/8/2024).

Ade Ary menyebutkan alasan pihak keluarga tidak berkenan untuk dilakukan autopsi. "Alasannya tidak tega dan keluarga sudah ikhlas," ucap dia.

Di sisi lain, terduga pelaku inisial TY (35) saat ini sudah dirujuk ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati. Dalam hal ini, penyidik Polres Metro Jakarta Selatan menggandeng psikiater untuk melakukan pemeriksaan kejiwaan.

"(Terduga pelaku) dilakukan perawatan dan pemeriksaan psikiatri. Psikiatri itu pemeriksaan kesehatan jiwa beda itu psikiatri sama psikolog," ucap dia.

Ade Ary mengatakan, penyidik akan memanggil kakak kandung terlapor, dan ahli antara lain dokter Rumah Sakit Graha Permata Ibu Depok. Dia adalah orang yang melakukan visum terhadap korban.

"Ini kejadian yang sangat memprihatinkan, rekan rekan tahu bahwa korban itu diangkat kemudian dibanting, hingga meninggal dunia. ini kejadian yang sangat memprihatinkan ya. Ini akan diproses tuntas oleh Polres Metro Jakarta Selatan," tandas dia.

2 dari 3 halaman

Balita Tewas Dibanting Ibu Kandung di Jagakarsa, Begini Kronologinya

Polisi masih mendalami tewasnya balita di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Korban diduga dibanting ibu kandungnya sendiri inisial TY (35). 

Kasat Reskrim Polres Metro Jaksel, AKBP Bintoro mengatakan, sejumlah pihak telah dimintai keterangan. Mereka adalah D, A dan AN yang saat itu sedang ada di rumah pada saat kejadian.

Dia menjelaskan, mereka bertiga saat itu sedang ngobrol di depan teras. Sedangkan, pelaku ada di dalam rumah sedang mengangkat anaknya.

Bintoro menyebut, ketiga orang saksi mengaku tak melihat secara detail kejadian.

"Pas terlihat itu sudah dibanting anak tersebut ke ubin. Yang bersangkutan jatuh," kata Bintoro saat dihubungi, Rabu (7/8/2024).

Bintoro mengatakan, ketiga saksi kemudian masuk ke dalam rumah. Dilihat, korban sudah dalam kondisi terluka.

"Kepalanya korban yang terbentur mengalami benjol," ucap dia.

Bintoro mengatakan, korban sempat dilarikan ke rumah sakit guna menjalani perawatan medis. Namun, nyawanya tak tertolong.

"Yang bersangkutan meninggal dunia di hari Senin, jadi satu hari dirawat di sana," ucap dia.

 

3 dari 3 halaman

Polisi Libatkan Psikiater Dalami Kejiwaan Ibu Banting Anak hingga Tewas di Jaksel

Polisi menggandeng psikiater untuk menangani TY (35), ibu muda di Jagakarsa, Jakarta Selatan (Jaksel) yang membanting anak kandungnya hingga tewas. Terduga pelaku kini telah dibawa ke Rumah Sakit (RS) Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.

"Kami sudah mengirimkan surat untuk pemeriksaan psikiater terhadap kejiwaan dari saudara TJ ini ya," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Bintoro saat dihubungi, Rabu (7/8/2024).

Bintoro mengatakan, keterlibatan psikiater bukan tanpa sebab. Polisi menemukan adanya fakta bahwasanya pelaku pernah dibawa ke Rumah Sakit Khusus Jiwa (RSKJ) Dharmawangsa, Jaksel. Hal itupun berdasarkan keterangan dari pihak keluarga.

"Dari informasi keterangan saksi itu yang bersangkutan sudah pernah berobat ke rumah sakit jiwa di daerah darmawangsa situ. Jadi ini kesaksian dari pada keluarga si pelaku juga dan nenek tadi ya sebagai pelapor," ucap dia.

Atas dasar itu, maka pihak kepolisian memutuskan untuk merujuk korban ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati. Hal ini guna memastikan lebih jauh kondisi kejiwaan terduga pelaku.

"Kami pastikan dulu untuk yang bersangkutan bagaimana untuk kejiwaannya," ujar dia.

Bintoro mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil dari observasi tim dokter. Hasilnya, akan keluar selambat-lambatnya 14 hari sejak dilakukan pemeriksaan.

"Kita tunggu insyaallah informasi observasi dulu selama kurang lebih 14 hari. Baru dari situ hasil pemeriksaannya kita bisa sampaikan. Hasilnya apa akan kita beri ke media," ucap dia.

Lebih lanjut, Bintoro mengatakan, pihak kepolisian belum dapat memeriksa ibu muda tersebut. "Sejauh ini pelaku belum bisa diambil keterangan," tandas dia.

Video Terkini