Liputan6.com, Jakarta - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jakarta Barat menggandeng komunitas pecinta lingkungan Waste Revive dan Berkah Jaya Sentosa, meresmikan sentra pengolahan sampah di Area Darsa Kalideres, Jalan Darussalam No.1 Kalideres, Jakarta Barat, Rabu 7 Agustus 2024.
Sentra pengolahan sampah ini diharapkan bisa memilah dan mengolah sampah sebelum dibuang Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi.
Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta H Abdul Azis Suaedy menyebutkan bahwa semua pihak perlu berperan untuk mengurangi pasokan sampah ke TPST Bantargebang. Mengingat saat ini kapasitas tampung TPST Bantargebang terus berkurang.
Advertisement
Pengolahan sejak dini ini dinilai penting guna mendukung daya saing Jakarta menuju kota modern. Apalagi Jakarta akan menjadi bagian dari Kawasan Aglomerasi yang akan jadi pusat finansial global.
“Strategi redistribusi sampah ini penting dilakukan di Daerah Khusus Jakarta, karena sebagai bagian dari Kawasan Aglomerasi yang akan jadi pusat finansial global, secara akumulatif, kawasan aglomerasi ini akan memiliki timbulan sampah 20 ribu ton perharinya, yang berpotensi menjadi penghambat misi kawasan ini sebagai pusat bisnis berdaya saing global,” kata Aziz dalam sambutannya di acara Peresmian Sentra Pengelolaan Sampah yang digelar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jakarta Barat di Area Darsa, Kalideres, Jakarta Barat.
Aziz juga menyampaikan fakta bahwa setiap harinya Jakarta memproduksi 8.500 ton sampah. Sebanyak 80% di antaranya dibuang ke TPST Bantargebang. Dan hanya 10% saja yang mampu didaur ulang.
Apresiasi Pemprov Jakarta
Aziz mengapresiasi langkah Pemprov DKI Jakarta yang menggandeng dan menfasilitasi semua pihak untuk berperan dalam rangka pengolahan sampah di Jakarta. Pihaknya akan terus bekerja sama dengan Pemporv Jakarta serta menggandeng komunitas dan warga untuk mengolah sampah agar tidak semuanya dibuang percuma.
“Kami mengapresiasi berbagai ikhtiar Pemprov Jakarta yang terus melakukan pengurangan volume sampah di Bantargebang, maupun pasokannya dari Jakarta saat ini. Kami memaknai upaya pengurangan pasokan sampah ke TPA sebagai cara untuk meredistribusi sampah Jakarta,” jelas Aziz.
Aziz menambahkan bahwa pihaknya bersama komunitas pecinta lingkungan telah menawarkan 3 konsep yaitu partisipasi masyarakat dengan teknologi sederhana memiliki efek ekonomi sirkular, tidak mencemari lingkungan dan polusi serta beroperasi dilahan terbatas sekitar 200 meter persegi, sehingga mudah diterapkan di perkotaan seperti Jakarta.
Advertisement