Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyebut, setidaknya ada beberapa masalah yang kini menghantui bangsa Indonesia yakni masalah pangan, perekonomian nasional, kelas menengah dan rule of law.
Dia menyebut, masalah ini sangat-sangat rawan. Apalagi, jika praktik kecurangan pada Pilpres 2024 terulang kembali pada perhelatan Pilkada 2024. PDI Perjuangan khawatir hal ini bisa memicu terjadinya gelombang terhadap arus bawah.
Baca Juga
Hasto menyampaikan hal ini saat saat menghadiri acara Pelatihan Nasional (Pelatnas) Tim Pemenangan Pilkada 2024 PDIP Gelombang Keempat, di Hotel Seruni, Bogor, Jawa Barat, Jumat (9/8/2024).
Advertisement
"Sekiranya di dalam Pilkada ini ada pihak-pihak yang kemudian mengatakan bahwa urusan Pilpres itu sepertinya senafas dengan urusan Pilkada lalu berbagai praktek-praktek yang tidak benar akan dicoba diterapkan kembali ketika ada lima kerawanan ini dan kemudian kekuasaan masih mencoba untuk dikedepankan minus supremasi hukum," ujar dia.
"Maka PDI Perjuangan mengkhawatirkan terjadinya arus balik terjadinya arus balik berupa kekuatan rakyat, kekuatan kelas menengah Kekuatan dari mereka yang hidupnya tertekan oleh aspek-aspek perekonomian kemudian mereka bergerak karena melawan berbagai bentuk penyalahgunaan kekuasaan ini," dia menambahkan.
Hasto mengatakan, PDI Perjuangan sebagai partai politik yang memiliki rekam sejarah yang panjang di dalam menjaga persatuan dan kesatuan tidak menginginkan arus balik terjadi.
"Kita menginginkan agar para penguasa sadar untuk menempatkan moral dan etika politik di atas segalanya, Untuk melakukan pertobatan politik agar Pilkada ini memberikan kesempatan bagi rakyat untuk memilih pemimpin yang terbaik tanpa campur tangan kekuasaan," ucap dia.
Dia menyampaikan, karena itulah di dalam visi-visi akan memasukkan faktor-faktor fundamental tersebut termasuk bagaimana menciptakan lapangan kerja, mengurangi kemiskinan ekstrim 0%, dan meningkatkan peradaban kebudayaan di setiap wilayah yang dipimpinnya.
Singkatnya, dengan visi-visi itu tanggung jawab ideologis kita untuk menjadikan PDI Perjuangan benar-benar sebagai partai politik dengan politik afirmasinya kepada wong cilik dapat dilakukan oleh seluruh kepala daerah dari PDI perjuangan.
"Situasi global dan situasi nasional kita saat ini juga tidak mudah ini yang akan dihadapi oleh saudara-saudara sekalian pada saat nanti memimpin tim pemenangan di daerah masing-masing," ucap dia.
Hasto mengatakan, di tingkat global ketegangan di timur tengah bukannya mereda tetapi justru masuk pada tahap eskalasi baru terutama akibat ketegangan antara Iran dan Israel.
"Kita lihat berita hari ini bagaimana eskalasi itu semakin meningkat dan Amerika Serikat sebagai sekutu Israel kemudian memperkuat kekuatan tempurnya di wilayah timur tengah tersebut," ucap dia.
Dia menyebut, situasi geo-politik global harus diwaspadai. Dia kemudian mengungkit perang antara Rusia VS Ukraina yang memberikan dampak pada krisis pangan di dunia.
"Kita sebagai negara yang begitu tergantung kepada import gandum kita ikut terkena dampaknya dan kemudian perang Rusia dan Ukraina juga memicu krisis berkepanjangan di wilayah Eropa Barat dan Amerika Serikat," ucap dia.
Persoalan Pangan
Hasto menyebut, terkait dengan persoalan pangan. Dia mengutip keterangan yang diutarakan pengamat pertanian Prof. Dwi Andreas Santoso.
Dijelaskan, kerawanan pangan akibat kegagalan-kegagalan kebijakan-kebijakan pangan yang dilakukan melalui food estate dan sebagainya.
"Kita melihat bahwa sampai bulan Februari ke depan harga beras tidak akan turun justru akan mengalami kenaikan-kenaikan," ucap dia.
Sementara itu, terkait persoalan perekonomian nasional. Belakangan, indeks saham global dan nasional anjlok, rontok. Hal ini karena tarik-menarik di dalam hubungan ekonomi antara suatu negara dengan negara lain dengan tingkat interdependensi yang sangat-sangat tinggi.
Hasto menambahkan, ini juga dipacu oleh persoalan terkait stabilitas fiskal Indonesia.
"Kita melihat utang luar negeri kita sampai akhir pemerintahan Presiden Jokowi diperkirakan mencapai Rp 9.000 triliun dengan beban bunga dan utang pokok setiap tahun mencapai Rp 498 triliun," ucap dia.
Advertisement
Persoalan Kelas Menengah
Hasto menambahkan, persoalan kelas menengah. Berdasarkan data menunjukkan bahwa jumlah kelas menengah ternyata berkurang dari 23% menjadi 18,8% dari sekitar 60 juta menjadi 58 juta. Seorang Ekonom, kata Hasto berulang kali mengingatkan tentang Chilean Paradox.
"Persoalan terhadap kelas menengah ini harus menjadi perhatian kita bersama," ucap dia.
Hasto mengatakan, itulah sebabnya dalam pelatihan ini juga akan menggembleng agar punya kewaspadaan nasional terhadap lima aspek yang bisa menciptakan krisis statis
"Terhadap kelima aspek yang kalau dibiarkan bahkan kemudian kalau kekuasaan dengan segala cara masih mencoba diterapkan jadi kepentingan sempit. PDI Perjuangan sudah mengingatkan sejak awal maka jangan sampai terjadi arus balik," tandas dia.