Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan bekerjasama dengan Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Rakyat (LPER) Indonesia tengah mengembangkan gerakan ekonomi kerakyatan mendukung pogram ketahanan pangan melalui peternakan ayam ras petelur skala mikro kecil.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Agung Suganda bersama Ketua LPER H Mulyadi Atma meninjau kegiatan chick in ayam pullet petelur di Panti Asuhan Siti Hamdana Sjamsoedin Palasari Cijeruk Bogor, Jawa Barat (Jabar) pada Jumat 9 Agustus 2024.
Baca Juga
Agung bersama jajaran Ditjen PKH menyambut baik upaya Panti Asuhan bekerjasama dengan Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Rakyat (LPER) ini sebagai wujud konkret pemberdayaan ekonomi rakyat melalui peternakan ayam ras petelur berbasis cluster.
Advertisement
"Untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis, pemerintah telah memiliki konsepsi dan roadmap ketersediaan daging dan telur ayam ras melalui skema cluster peternakan berbasis pedesaan dan kecamatan," ujar Agung melalui keterangan tertulis, Minggu (11/8/2024).
"Skema clusterisasi ini mendorong tumbuhnya ekonomi dan kemandirian wilayah, mendekatkan produksi dengan konsumen", sambung dia.
Agung bersama tim PKH menghitung skema petelur skala mikro kecil di Panti ini akan memiliki omset harian 13 juta atau 394 juta per bulan sehingga bila dilakukan oleh masyarakat dapat meningkatkan perputaran ekonomi setempat.
Dia menegaskan, cluster petelur secara presisi bila dikaitkan dengan program MBG, akan mampu menyediakan telur untuk 12 ribu orang penerima manfaat selama satu tahun atau akan mengcover 4 unit centra kitchen (unit pelayanan) basis kecamatan.
"Benefit lebih luas dari skema cluster peternakan seperti di Panti ini akan meningkatkan asupan gizi masyarakat dengan harga terjangkau, tidak lagi melalui rantai tata niaga yang panjang", ucap Agung.
Â
Apresiasi Bantu Pemerintah
Agung mengapresiasi langkah Panti Asuhan yang mengembangkan model usaha kerakyatan dan telah turut andil membantu pemerintah dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.
"Pola ini dapat direplikasi dan dikembangkan lebih luas lagi cakupan wilayah nya dengan tetap mengedepankan prinsip kelayakan ekonomi, kemandirian, keberlanjutan dan skala kerakyatan," pungkas Agung.
Sementara itu, Ketua LPER H Mulyadi Atma menjelaskan, skema cluster peternakan ayam petelur sangat tepat diterapkan karena adanya keseragaman manajemen budidaya sekaligus menekan biaya logistik, sehingga menguntungkan peternak dan konsumen.
"Dalam rangka memenuhi kebutuhan telur baik untuk internal panti maupun menyediakan telur murah untuk masyarakat sekitar, Panti Asuhan Siti Hamdana Sjamsoedin di Desa Palasari Cijeruk-Bogor telah membangun peternakan ayam petelur berbasis cluster dengan populasi sebanyak 10.000 ekor," ucap dia.
"Pengembangan dan pemeliharaan cluster peternakan ayam petelur ini bekerja sama dengan LPER wilayah Jawa Barat," sambung Mulyadi.
Menurut Mulyadi Atma, dengan populasi 10 ribu ekor ayam layer per cluster berpotensi menyediakan 4,32 juta butir telur selama satu siklus produksi terhitung umur 20-95 minggu.
Advertisement