Sukses

Jelang HUT ke-79 RI, Sekjen PAN Dorong IKN Jadi Kota Energi Bersih

Sekjen PAN berharap, dalam peringatan kemerdekaan nanti akan ada pesan simbolik tentang IKN yang akan menjadi kota yang ramah lingkungan.

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno berharap, peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 RI menjadi momentum untuk mempercepat transisi menuju energi bersih.

"Salah satu upaya mengisi kemerdekan adalah memberikan ruang hidup yang sehat bagi masyarakat dengan udara dan lingkungan yang bersih. Hal ini bisa dilakukan dengan percepatan transisi energi dari energi fosil menuju energi terbarukan," kata Eddy Suparno dalam keterangannya, Minggu (11/8/2024).

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI ini berharap, dalam peringatan kemerdekaan nanti akan ada pesan simbolik tentang IKN yang akan menjadi kota yang ramah lingkungan.

"Pembangunan PLTS di IKN diikuti dengan teknologi berbasis smart gridharus berdampak bukan hanya di wilayah IKN tapi menjadi percontohan penggunaan energi terbarukan bagi daerah-daerah lainnya sehingga target menuju Net Zero Emissions tahun 2060 mendatang bisa tercapai," kata dia

Karena itu Eddy mendorong urban planning penggunaan energi terbarukan di IKN bisa menjadi pembelajaran bagi daerah lain untuk memanfaatkan energi terbarukan.

"Kami mendorong IKN bisa menjadi percontohan Kota yang memanfaatkan energi terbarukan dan bisa dipelajari kota-kota lain baik dari sisi perencanaan maupun implementasi," kata Eddy.

"Semakin banyak kota-kota di Indonesia yang mengikuti pemanfaatan energi terbarukan, maka baurannya juga akan semakin besar," sambungnya.

Menurut Eddy, dengan IKN menjadi kota bersih, hak itu akan menjadi pencontohan bagi daerah lain di seluruh Indonesia.

"Semoga dengan komitmen IKN menjadi carbon neutral city menjadi tren yang baik dan bisa diikuti daerah-daerah lain sehingga skala penggunaan energi terbarukan semakin luas untuk memberikan ruang hidup yang sehat bagi masyarakat," pungkas Eddy.

2 dari 3 halaman

PAN Komitmen Percepat Transisi Energi

Presiden Jokowi kembali memberikan perhatian pada ancaman dampak perubahan iklim. Kali ini berkaitan dengan ancaman kelaparan 500 juta orang secara global dan turunnya produktivitas pertanian.

Merespons hal ini, Sekjen PAN Eddy Soeparno menyampaikan perhatian Presiden Jokowi terhadap ancaman perubahan iklim itu sebaiknya menjadi kesadaran bersama stakeholder dan para pengambil kebijakan dari pusat sampai daerah.

"Presiden Jokowi sangat concern karena beliau memahami bahwa yang paling merasakan dampak perubahan iklim nantinya adalah masyarakat kecil dan saudara-saudara kita yang tidak mampu," kata Eddy, Minggu (7/7/2024).

"Tentu harapannya dengan atensi khusus Presiden Jokowi ini kita semua punya kesadaran yang sama terhadap dampak perubahan iklim, khususnya para pengambil kebijakan dari pusat sampai daerah," imbuh dia.

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI ini menyebut polusi udara yang meningkat di kota-kota besar di Indonesia dan membahayakan kesehatan merupakan bukti nyata pentingnya menghadapi dampak perubahan iklim.

Karena itu sejak mengemban amanat di DPR RI, Eddy mengaku fokus pada upaya mempercepat transisi energi menuju energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil, dengan pengesahan Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Terbarukan (RUU EBT)

"Sejak bertugas sebagai pimpinan Komisi VII DPR RI saya terus berupaya membangun kerja kolektif agar percepatan transisi energi bisa dilakukan dengan dasar hukum yang kuat. Itulah kenapa RUU EBT terus kami upayakan agar segera disahkan," kata dia.

"Saat ini bauran energi terbarukan di Indonesia baru mencapai 13 persen. Padahal Indonesia kaya dengan sumber-sumber energi terbarukan," lanjutnya

3 dari 3 halaman

Gunakan Bahan Bakar Ramah Lingkungan

Pria dengan pengalaman 20 tahun di Perbankan dan Lembaga Keuangan internasional ini menambahkan, selain penguatan komitmen membangun sumber energi geothermal, tenaga surya dan angin, Indonesia juga perlu meningkatkan produksi biomassa, tanaman tebu, sorgum dan tentunya kelapa sawit untuk kebutuhan bioetanol, biodisel dan bioavtur.

“Implementasi program B35 saja dapat menghemat impor diesel sekitar 9,84 juta kiloliter (KL) per tahun. Ini setara dengan penghematan devisa sekitar USD 5,54 miliar per tahun. Apalagi jika penggunaan bioetanol juga dimanfaatkan secara massif untuk Pertalite, niscaya impor BBM akan menurun drastis dan kita menggunakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan," jelasnya.

Secara khusus, Eddy juga menyampaikan prioritas kebijakan energi Prabowo-Gibran adalah melanjutkan kebijakan Presiden Jokowi untuk menjadikan Indonesia Raja Ekonomi Hijau dunia.

"Mempercepat transisi energi menuju energi terbarukan adalah bagian dari upaya mewujudkan visi-misi Prabowo-Gibran menjadi Raja Ekonomi Hijau Dunia dengan memanfaatkan sumber-sumber energi terbarukan di Indonesia," tutup Anggota DPR RI Jawa Barat III Kota Bogor dan Cianjur ini