Sukses

Markas Golkar Dijaga Brimob Usai Airlangga Mundur, Ada Apa?

Usai mundur dari jabatan Ketua Umum Golkar, suasana di markas partai berlambang pohon beringin tampak mencekam dengan kehadiran pasukan Brimob. Apa alasan di balik pengamanan ketat ini?

Liputan6.com, Jakarta - Sehari setelah Airlangga Hartarto melepas jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Golkar, suasana di markas partai di Jalan Anggrek Neli, Jakarta Barat, terasa sunyi. Pasukan Brimob tampak bersiaga di sekitar gedung.

Tiga mobil korps Brimob terparkir di samping Masjid Ainul Hikmah Golkar. Sejumlah anggota Brimob terlihat duduk di teras masjid, sementara yang lainnya berjaga di depan gerbang masuk DPP Partai Golkar bersama para penjaga keamanan partai.

Hingga pukul 09.46 WIB, suasana di DPP Golkar masih lengang. Belum ada tanda-tanda aktivitas, bahkan para petinggi Partai Golkar pun tak terlihat di markas.

Kehadiran Brimob di markas Golkar terpantau sejak Minggu, (11/8/2024) pukul 22.20 WIB. Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Adies Kadir, melalui pesan singkat membenarkan kehadiran pasukan Brimob dan menyatakan bahwa mereka hanya menjalankan tugas penjagaan rutin.

“Bantuan pengamanan rutin biasa karena banyak kegiatan di DPP,” ujar Adies.

Adies membantah adanya kaitan antara kehadiran Brimob dengan mundurnya Airlangga. "Bukan", singkatnya.

Sebelumnya, Airlangga Hartarto sendiri telah mengonfirmasi mundurnya dari jabatan Ketua Umum Golkar per tanggal 10 Agustus 2024. Ia menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak dan berharap Partai Golkar tetap maju dan berkarya.

Proses pergantian Ketua Umum Partai Golkar akan mengikuti aturan kepartaian yang berlaku.

2 dari 4 halaman

Jusuf Hamka Blak-Blakan Soal Airlangga Mundur: Kursi Ketum Golkar Direbut Orang Powerful

Politikus Golkar Jusuf Hamka menyatakan akan mengundurkan diri dari Partai Golkar. Jusuf mengaku takut terzolimi seperti Airlangga Hartarto yang baru saja mundur dari kursi Ketua Umum partai berambang Pohon Beringin itu.

“Mau nggak mau, pas kebenaran ada momentum, saya melihat Pak Airlangga terzolimi saya juga takut nanti berpolitik juga terzolimi,” kata Jusuf saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (11/8/2024). 

Jusuf mengakui keputusannya mundur karena melihat pergolakan di Golkar yang berujung mundurnya Airlangga. 

“Karena melihat pergolakan politik itu kasar dan berat menurut saya, dan saya nggak akan bisa mengikuti. oleh sebab itu lebih baik saya meletakkan jabatan dan mengundurkan diri dengan baik,” jata dia.

Jusuf menilai, gejolak justru berasal dari luar Golkar, sebab banyak pihak luar ingin menjadi Ketua Umum Golkar.

“Di dalam Golkar nya sendiri nggak ada gejolak. tetapi saya nggak tahu, saya nggak bisa mengatakan dengan kata-kata, tetapi rupanya gitu lah pada kepengen Golkar, ini nggak ngerti saya kenapa pada kepengen golkar ini,” kata dia.

Menurutnya, kursi ketua umum Golkar bukan terjadi perebutan di internal partai, melainkan direbut secara paksa oleh penguasa atau orang powerfull.

“Bukan perebutan, tapi direbut bukan perebutan saya pikir, tetapi direbut kalau saya bisa katakan itu direbut, bukan perebutan kalau menurut saya,” kata dia. 

“Situ harus tahu lah kalau direbut siapa sih yang bisa merebut ya kan, itu pasti yang yang powerful lah, nggak tahu siapa, saya nggak berani ngomong saya juga belum tahu sebenarnya,” sambungnya.

Bahkan, Jusuf Hamka mengungkit bahwa banyak kasus hukum sengaja dipakai untuk mencapai target kursi ketua umum.

“Saya nggak tahu, tetapi bisa saja kasus itu dipakai kasus ono dipakai, kasus A B C dipakai untuk mencapai target iya kan, tapi hati-hati, makanya saya juga nggak berani ngerti, saya lihat keras politik makanya saya lebih baik nggak ikut-ikut, saya mengundurkan diri saja saja,” pungkasnya. 

3 dari 4 halaman

Canda Airlangga Usai Mundur dari Ketum Golkar: Kursinya Kapolri Saja Diambil Pak Bahlil

Momen menarik terjadi sebelum para menteri mengikuti sidang kabinet perdana di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Senin (12/8/2024). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto tampak akrab dengan Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia.

Dari sebuah video yang diterima Liputan6.com, tampak Airlangga dan Bahlil berfoto berdua sambil berpelukan serta mengacungkan kedua jempolnya. Momen ini menjadi menarik karena Airlangga baru saja mengundurkan diri dari Ketua Umum Partai Golkar, sedangkan Bahlil disebut-sebut menjadi penggantinya.

Kemudian, Bahlil dan Airlangga pun ikut berfoto bersama para menteri kabinet lainnya, mulai dari Menko Polhukam Hadi Tjahjanto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Menteri Agraria dan Tata Ruang Agus Harimurti Yudhoyono, hingga Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan.

Tampak pula Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Agus sendiri juga disebut akan menjadi Plt Ketua Umum Partai Golkar.

Para menteri yang sedang duduk bersantai pun ikut menggoda Airlangga dan Bahlil. Mereka pun saling melempar candaan sembari menyinggung masalah 'kursi'.

Awalnya, Sri Mulyani mengajak Airlangga untuk ikut berfoto bersama para menteri lainnya. Airlangga pun mengambil sebuah kursi dan duduk di sebelah Sri Mulyani.

"Pak Airlangga ngobrol Pak Airlangga. Soalnya kalau ada Pak Airlangga kita difoto wartawan," kata Sri Mulyani.

Di saat yang sama, Bahlil juga mengambil kursi dan duduk di sebelah Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin. Melihat itu, Airlangga pun menyinggung Bahlil yang mengambil kursi milik Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

"Kursinya tarik Pak Bahlil. Kursinya Pak Kapolri aja diambil sama Pak Bahlil," ucap Airlangga.

"Masuk barang itu," timpal Bahlil Lahadalia.

4 dari 4 halaman

Alasan Airlangga Mundur dari Ketum Golkar

Airlangga mengaku, sudah mempertimbangkan keputusan tersebut. Alasannya, demi menjaga keutuhan Partai Golkar dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat.

Airlangga memastikan, sebagai partai besar yang matang dan dewasa, DPP Partai Golkar akan segera menyiapkan mekanisme organisasi sesuai dengan ketentuan AD/ART organisasi yang berlaku.

"Semua proses ini akan dilakukan dengan damai, tertib, dan dengan menjunjung tinggi marwah Partai Golkar," yakin Airlangga.

Airlangga berharap, Partai Golkar bisa terus maju dan berkarya. Selanjutnya mekanisme pergantian ketua umum mengikuti aturan kepartaian yang berlaku.

"Hiduplah Golangan Karya! Semoga Tuhan selalu melindunginya," Airlangga menutup.

 

Reporter: Alma Fikhasari/Merdeka

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence