Sukses

Heru Budi Beri Santunan untuk 12 Ahli Waris Jemaah Haji Jakarta yang Wafat

Selain itu, pada tahun ini Heru Budi juga memberikan umrah gratis kepada 20 orang marbut masjid terpilih dari berbagai wilayah Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono memberikan santunan kepada 12 ahli waris jemaah haji Jakarta yang wafat. Santunan diberikan senilai Rp 10 juta per orang.

Santunan diberikan kepada ahli waris jemaah haji kloter Jakarta 2024 yang wafat. Heru berharap, santunan dapat meringankan duka keluarga jemaah haji yang ditinggalkan.

"Saya bersama seluruh jajaran Pemprov DKI Jakarta turut berduka. Semoga santunan ini dapat meringankan duka dan beban bagi keluarga yang ditinggalkan," kata Heru dalam keterangannya, dikutip Selasa (13/8/2024).

Selain itu, pada tahun ini Heru Budi juga memberikan umrah gratis kepada 20 orang marbut masjid terpilih dari berbagai wilayah Jakarta. Umrah gratis diberikan sebagai apresiasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kepada marbut atas dedikasinya menjaga rumah ibadah.

"Saya kembali memberikan apresiasi berupa ibadah umrah gratis kepada sejumlah marbut masjid terpilih dari berbagai wilayah di Jakarta. Terima kasih atas pengabdiannya, semoga apresiasi ini menjadi penyemangat untuk terus memakmurkan masjid," ujarnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekda DKI Jakarta Suharini Eliawati merinci, bahwa Pemprov DKI Jakarta total memberikan bantuan umrah sebesar Rp 38 juta per orang kepada marbut masjid.

"Apresiasi ini merupakan wujud dari peningkatan pembangunan mental dan spiritual umat di Kota Jakarta," kata Eli.

Bantuan umrah dan santunan ini dapat diberikan atas sinergi Pemprov DKI Jakarta bersama Dewan Masjid Indonesia (DMI), Baznaz Bazis Provinsi DKI Jakarta, PT Bank DKI, dan PT Jaya Ancol.

"Ada 20 marbut masjid yang berangkat umrah, tahun lalu (2023) sebanyak 12 marbut yang diberangkatkan, dan semoga tahun depan jumlahnya dapat bertambah," katanya.

2 dari 4 halaman

DPR Terima Testimoni Kinerja Kemenag soal Haji dari Jemaah, Ini Isinya

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Tb Ace Hasan Syadzily menangkap testimoni dari jemaah terkait penyelenggaraan haji 1445 H/2024 M. Hal itu dilakukan dengan bersurat ke jemaah haji Indonesia.

“Kami mengharapkan masukan dan kritikan dari Bapak/Ibu terkait dengan pelayanan transportasi, pemondokan selama di Mekkah & Madinah, katering (konsumsi selama di Mekkah, Madinah, Arafah dan Mina), pelayanan petugas haji, bimbingan manasik haji, dan lain-lain,” tulis Ace dalam suratnya seperti dikutip, Kamis (8/8/2024).

Ace mendorong, jemaah bisa mengisinya berdasarkan pengalaman dan apa yang dirasakan jemaah selama di Tanah Suci. Dia memastikan, saran dan masukan akan disampaikan langsung ke Kementerian Agama dalam Rapat Kerja di DPR RI.

“Saran dan masukan untuk perbaikan pelayanan penyelenggaraan Ibadah Haji agar lebih baik lagi,” tutur Ace.

Ace mengaku, bersurat ke jemaah haji sudah dilakukannya setiap tahun. Khususnya di daerah pemilihannya, Kab. Bandung dan Kab. Bandung Barat. Dia memastikan, kebiasaan tersebut bukan baru terjadi tahun ini, tujuannya demi menjalankan tugas dan menyerap aspirasi.

“Ini tahun ketiga saya meminta masukan dari para jamaah dengan cara seperti ini. İni bagian dari tugas saya sebagai Anggota DPR RI,” ungkap Ace.

3 dari 4 halaman

Jemaah: Kemenag Sudah Bekerja Keras

Sebagai informasi, tanggapan dari salah satu jemaah haji datang dari Maman Suherman di Jawa Barat. Dia merasakan, secara keseluruhan Kementerian Agama sudah bekerja keras. Jika ada kekurangan, hal itu adalah manusiawi.

“Namun sejujurnya kami ikhlas dan bersyukur bisa melaksanakan ibadah haji di tahun ini,” kata Maman.

Sebagai informasi, Indonesia tahun ini mendapat kuota sebesar 221.000 jemaah. Selain itu, ada tambahan sebesar 20.000 kuota sehingga totalnya menjadi 241.000 jemaah. Jumlah ini terdiri atas 213.320 jemaah haji reguler dan 27.680 jemaah haji khusus.

Sementara itu area jemaah haji reguler di Mina hanya seluas 172.000 m2. Sehingga, jika dibandingkan dengan jumlah jemaah reguler saat ini, rasionya setiap orang hanya dapat area seluas 80 cm2.

Tentu ini kondisi yang jauh dari ideal karena sangat padat. Maka dari itu, isu kepadatan di Mina terus mewarnai penyelenggaraan ibadah haji dari setiap tahunnya.

4 dari 4 halaman

Isi Surat dari Jemaah

Pertama, ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kementrian Agama RI terutama Kanwil Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat yang sudah bekerja keras melayani jemaah dengan baik. Tahun ini, ada 27.213 jemaah haji asal Jawa Barat yang terbang melalui Embarkasi Jakarta – Bekasi (JKS) dalam 63 kelompok terbang (kloter). Selain itu, ada 12.918 jemaah Jawa Barat yang terbang melalui Embarkasi Kertajati (KJT) dalam 30 kloter.

Dua, dalam pelaksanaan Ibadah Haji di tahun 2024, selama di Tanah Suci berkaitan transportasi tidak ada kendala. Konsumsi (Katering) alhamdulilah jemaah merasakan setiap waktu makan selalu tepat sesuai waktu bahkan merasa lebih dari cukup.

Menurut dia, selama di Makkah, jemaah haji mendapat layanan transportasi bus salawat selama 24 jam. Bus ini mengantar jemaah (pergi pulang) dari hotel ke terminal terdekat di Masjidil Haram. Kementerian Agama menyiapkan lebih dari 400 armada bus dan 20 di antaranya adalah citybus dissabilitas dengan deck lebih rendah (tidak ada bagasi bawah), bisa dimiringkan (untuk loading penumpang), dan bisa langsung menaikkan kursi roda.

Sementara terkait katering, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menyiapkan makanan jemaah saat di Madinah, Makkah, dan puncak haji (Arafah-Muzdalifah-Mina). Selama berada di Makkah misalnya, total ada 17.492.983 boks didistribuskan dan dinikmati oleh jemaah. Ini belum termasuk katering yang dibagikan saat Armuzna dan di Madinah.

Tiga, Pemondokan (Hotel selama di Madinah dan Mekah) bagi kami merasa aman dan nyaman.

Empat, Pemondokan di Arafah alhamdulilah tidak ada masalah.

Lima, sebagai bahan masukan: Pemondokan/tenda di Mina perlu dibenahi. Hal ini Kementrian Agama RI perlu bernegosiasi kembali kepada Pemerintah Arab Saudi supaya dapat meningkatkan pelayanan terhadap Jamaah Haji Indonesia agar lebih nyaman dan tidak memaksakan kapasitas (jumlah) yang ditempati oleh para Jamaah Haji Indonesia.