Sukses

Bermalam di Istana Negara IKN, Jokowi: Tidur Saya Sudah Nyenyak

Jokowi mengatakan pembangunan di Istana Negara IKN belum selesai saat dirinya pertama kali menginap. Termasuk, soal pendingin ruangan atau AC di kamarnya.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan dirinya sudah bisa tidur nyenyak dan pulas saat menginap di Istana Negara, Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur. Hal ini berbeda saat kali pertama bermalam di Istana Negara IKN pada Juli lalu, dimana Jokowi mengaku tak bisa tidur nyenyak.

"Tadi malam saya juga tidur di Istana Negara, nyenyak. Pules," kata Jokowi usai meresmikan Plaza Seremoni Sumbu Kebangsaan IKN, Rabu (14/8/2024).

Jokowi mengatakan pembangunan di Istana Negara IKN belum selesai saat dirinya pertama kali menginap. Termasuk, soal pendingin ruangan atau AC di kamarnya.

"Ya memang belum selesai, ini pekerjaan besar, yang sangat besar, ini adalah pekerjaan panjang. Jadi tahapan demi tahapan, step by step, satu-satu, kalau belum ada AC nya salahnya tidur di situ, sehingga tidak bisa tidur nyenyak," jelasnya.

Namun, Istana Negara IKN sudah lebih nyaman untuk ditempati dan dijadikan tempat menginap. Bahkan, Jokowi juga sudah jalan-jalan di sekitar Istana Negara IKN.

"Kalau tadi malam nyenyak, pules, shubuh bangun langsung muter, sudah muter kemana-mana saya tadi. Tidak tahu dapat berapa puluh titik tadi," tutur Jokowi.

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan alasan Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak bisa tidur nyenyak saat menginap di Istana Negara, Ibu Kota Nusantara (IKN). Basuki menyebut hal itu disebabkan masalah pada AC atau pendingin ruangan.

"Iya karena AC-nya," kata Basuki kepada wartawan di Kawasan Istana IKN, Senin (29/7/2024).

Dia menjelaskan AC di seluruh ruangan Istana Negara IKN sudah terpasang. Namun, kata Basuki, ada permasalahan pada AC yang berada di ruang tidur Jokowi.

"Ada AC-nya. Karena chillernya belum terisi air atau bagaimana. Ini open (dibuka) aja kan karena AC-nya. Tapi di ruangan lain dingin. Padahal kemaren sudah tumpengan, sudah doa bersama," jelas Plt Kepala Otorita IKN itu.

"Kayak di mobil kamu kurang freon kayak gitu lah kira-kira," timpal Plt Wakil Kepala Otorita IKN, Raja Juli Antoni.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jokowi Pastikan Kereta Otonom Siap Dipakai untuk Tamu HUT RI di IKN

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjajal moda transportasi baru yang ramah lingkungan, autonomous rail transit (ART), atau Trem Otonom Nusantara, di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Selasa (13/8/2024).

Dia pum memastikan ART siap beroperasi pada peringatan HUT ke-79 RI di IKN.

"Tadi sudah digunakan. Jadi kalau kita pakai ART ini memang jalan itu harus lebar dan jalan di IKN memang sudah didesain lebar, jadi memang cukup untuk (ART)," kata Jokowi kepada wartawan sebagaiman dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, Selasa (13/8/2024).

Jokowi menaiki trem tersebut dari depan Istana Negara IKN, menempuh rute yang meliputi beberapa titik penting di kawasan inti pemerintahan. Mulai dari, Grande di depan Istana Negara, melewati Gedung Kemenko 1, lanjut ke Gedung Kemenko 2, melewati Gedung Kemenko 4, melintasi Gedung Kemenko 3 dan kembali ke Grande.

Adapun waktu tempuh menaiki ART saat melintasi rute tersebut sekitar 7 menit. Jokowi menyampaikan bahwa moda transportasi tersebut merupakan komitmen pemerintah menerapkan transportasi berbasis energi hijau di IKN.

"Kita ingin transportasi massal di IKN itu berbasis energi hijau, dan tadi ART-nya itu listrik. Itu yang saya harapkan nanti bisa digunakan di IKN. Selain murah, itu energinya hijau," jelasnya.

Jokowi menilai kota-kota lain di Indonesia juga perlu mempertimbangkan transportasi massal berbasis energi hijau. Khususnya, kota-kota besar seperti Surabaya, Makassar, Medan, dan Bandung.

Menurut dia, biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan ART sebesar Rp74 miliar per unit. Angka ini lebih murah dibandingkan membangun MRT dan LRT sebab ART tidak menggunakan rel.

"Kalau kita pengin kan harganya kira-kira Rp74 miliar per unit. Kalau kita mau membangun MRT itu per kilonya Rp2,3 triliun. Kalau kita mau membangun LRT itu kurang lebih Rp700 miliar per km," tutur dia.

"Bedanya di situ, ini tidak berbasis rel jadi lebih murah, enggak bangun infrastruktur dasarnya, memakai jalan yang sudah ada," sambung Jokowi.

Kendati begitu, Jokowi menuturkan tidak semua daerah bisa memakai ART. Sebab, moda transportasi tersebut membutuhkanjalan yang cukup lebar.

"Problemnya sekarang ini hampir di semua kota jalannya kurang lebar, itu masalahnya, jadi tidak semua kota bisa memakai ART," pungkas Jokowi.

3 dari 3 halaman

Basuki Hadimuljono Sebut Kereta Otonom Bisa Angkut Ratusan Penumpang

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sekaligus Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono mengatakan, Ibukota Nusantara (IKN) siap menyambut perayaan HUT RI ke-79 dengan menghadirkan moda transportasi terbaru, yaitu trem otonom alias Autonomous Rail Transit (ART).

Dia pun memastikan bahwa trem ini akan segera dioperasikan untuk melayani antar-jemput tamu dan masyarakat yang mengikuti perayaan.

 "Ada dua rangkaian kereta dan masing-masing rangkaian memiliki tiga gerbong. Satu gerbong dapat memuat 100 orang, jadi total kapasitas penumpangnya 300 orang. Kecepatannya bisa sampai 70 km per jam," kata Basuki, Senin (12/8/2024).

Dengan daya angkut sebanyak itu, kereta otonom tersebut menjadi moda transportasi massal yang efektif di IKN, terlebih hal ini ditenagai listrik.

Sehingga lebih efisien dan ramah lingkungan, sesuai dengan konsep yang diusung oleh pemerintah dalam pembangunan IKN.

Untuk menunjang layanan ini, pemerintah telah menyiapkan bus listrik yang akan mengantar tamu ke halte penjemputan ART.

Terdapat empat halte yang siap beroperasi pada 15 Agustus 2024, yaitu halte Sumbu Barat, halte Hotel Nusantara, halte Bank Indonesia, dan halte Grande.

"Halte penjemputan untuk masyarakat ada di halte Sumbu Barat, halte Hotel Nusantara, halte Bank Indonesia, dan halte Grande. Harus tertib naik di halte semua, tidak boleh naik dari sembarang tempat," imbuhnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.