Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri bercerita setiap malam selalu menangis memikirkan Indonesia. Sebab, negara sebesar Indonesia belum bisa adil dan makmur.
"Tiap malam saya nangis, cuman ngelihatnya gini 'segede gini, kenapa tidak bisa adil dan makmur ya," kata Megawati di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Rabu (14/8/2024).
Baca Juga
Mega lalu mempertanyakan apakah hal itu karena kesalahan pemimpinnya. Dia menyatakan, bakal memecat kadernya yang menjadi pemimpin bila belum bisa membuat rakyat adil dan makmur.
Advertisement
"Lalu salahnya siapa? pemimpinnya? pemimpinnya dua kali, pemimpinnya tiga kali, kalian kalau mau jadi pemimpin kalau masih dari partai saya, saya minta mundur, saya pecat, saya ganti," ujarnya.
Presiden kelima RI ini menilai bahwa Indonesia negara luar biasa lantaran memiliki kepulauan terbesar di dunia. Terkadang, Mega merasa sedih jika bicara dengan orang asing terkait eksistensi Indonesia.
"Tapi yang sedih, bilangnya apa? 'Itu di mana?', gile, karena nggak ada yang membuat supaya tahu bahwa kita adalah negara kepulauan terbesar di dunia," pungkasnya.
Megawati: Saya Suka Ngomong Sama Diri Sendiri, Kasihan PDIP Dikungkung
Sebelumnya, Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) merasa lucu melihat dinamika Pilkada Serentak 2024. Dia melihat ada bongkar pasang calon yang diatur sedemikian rupa.
"Lucu juga deh kalau lihat sekarang pilkada nih, yang ini enggak boleh sama yang itu, ini enggak boleh yang itu," kata Megawati di Kantor DPPÂ PDIP, Jakarta Pusat, Selasa (14/8/2024).
Megawati lalu merasa kasihan dengan PDIP seperti dikucilkan. Terlebih, saat ini mencuat dibuatnya Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus untuk Pilkada tingkat provinsi.
"Dibuatlah apa yang namanya nih sekarang, aku sampai dengar lihatin aja, terus saya suka ngomong sama diri saya, kasihan deh PDI perjuangan, dikungkung, ditelikung, apa namanya? KIM plus, KIM plus, plus nya apa ya?" kata Megawati.
Presiden kelima RI ini menegaskan, setiap warga negara punya hak sama di mata hukum. Menurutnya, pemilu langsung dibuat agar rakyat bebas memilih calon pemimpin berdasarkan hati nuraninya.
"Tahu enggak setiap warna negara mempunyai hak yang sama di mata hukum, jadi kenapa ada pemilu langsung? Supaya rakyat itu menjadi hakim tertinggi, dialah dengan hati nuraninya akan memilih pemimpinnya, diizinkan dan orang harusnya menerima hal itu," pungkasnya.
Â
Reporter:Â Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement