Sukses

PDIP: Kedaulatan Pangan Harus Sejalan dengan Peningkatan Kesejahteraan Petani

PDIP akan mendukung upaya kedaulatan pangan dengan melaksanakan training center untuk pertanian terpadu.

Liputan6.com, Jakarta - PDI Perjuangan kembali mendorong kedaulatan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani. Hal ini sesuai dengan rekomendasi Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V PDIP yang digelar beberapa waktu lalu.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menjelaskan, salah satu poin dalam rekomendasi Rakernas V PDIP yakni poin 11 menyebutkan bahwa Rakernas V mendorong Tiga Pilar Partai untuk mempercepat kedaulatan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani melalui Pokok-pokok Kebijakan Kedaulatan Pangan Partai sebagaimana telah direkomendasikan pada Rakernas IV Partai tahun 2023.

Hal ini disampaikan dalam sebuah diskusi bertema 'Kedaulatan Pangan di Indonesia (Beras, Kedelai dan Jagung)' di Kantor DPP PDIP pada Kamis (15/8/2024).

“Kami membahas aspek-aspek strategis bagaimana membangun kedaulatan pangan tetapi sekaligus mensejahterakan petani,” kata Hasto seperti dikutip dari siaran pers, Jumat (16/8/2024).

Sementara itu, Ketua DPP PDIP Bidang Pangan dan Pertanian Mindo Sianipar mengatakan PDIP selalu berkomitmen agar Indonesia berdaulat di bidang pangan dan memperkuat produktivitas padi.  

 

2 dari 2 halaman

Galakkan Pangan Pendamping Beras

Dia mengungkap, Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri selalu menginstruksikan kepada seluruh kader partai berlambang banteng moncong putih itu untuk menggalakan pangan pendamping beras di daerah masing-masing.

"Ibu Megawati, Ketua Umum PDIP selalu menggalakkan 10 makanan pendamping beras bagi kepala daerah yang diusung PDIP," sebut Mindo.

Oleh karena itu, Dia menegaskan PDIP akan mendukung upaya kedaulatan pangan dengan melaksanakan training center untuk pertanian terpadu.

Sebagai informasi, narasumber yang dihadirkan diskusi ini diantaranya, Guru Besar IPB Prof Dwi Andreas Santosa, Petani & Pengusaha Cabai, Dr. Peter Tangka, Pengusaha mesin dan alat pertanian Kabupaten Madiun, Agus Zamroni, Prof Hendrawan Supratikno dan Antonius Supit.