Liputan6.com, Jakarta Program makan siang gratis yang dijanjikan Presiden terpilih Prabowo Subianto diprediksi akan melonjakkan impor pangan. Sementara saat ini ada kecenderungan produktivitas pertanian padi di Indonesia menurun.
Menurut Guru Besar IPB Prof Dwi Andreas Santosa, akan ada selisih yang kemungkinan besar ditutupi dengan impor yang makin meningkat.
Baca Juga
“Saya meminta agar Pemerintah (bisa) berpikir soal hal ini, mempersiapkan mitigasi dampaknya dengan serius,” kata Prof Andreas seperti dikutip dari siaran pers, Jumat (16/8/2024).
Advertisement
Dia juga meminta harus ada kehati-hatian, apalagi produktivitas padi kita cenderung menurun. Pada bagian lain, dia pun menyoroti ketergantungan pada impor pangan dan perubahan iklim yang mempengaruhi produksi pangan.
Baginya, apa yang disampaikan para Founding Father soal pentingnya sektor pertanian dan pangan, harus dihidupkan lagi.
"Ketika Presiden Bung Karno meresmikan Kampus Fakultas Pertanian UI 1952, beliau menyatakan dalam naskahnya, pangan adalah soal hidup atau mati. Ini sangat betul. Ketika kita melupakan pangan, selesai sudah," jelas dia.
Prof Andreas menilai saat ini, sangat bisa mendebat jika Pemerintah Indonesia mengklaim bisa mengalahkan produktivitas pangan negara tetangga. Dia meyakini, klaim terkait belum ada fakta yang membuktikan secara nyata.
"Orang bisa mendebat jika Indonesia menyebut diri sebagai lumbung pangan dunia. Sebab faktanya saat ini hanya dalam 10 tahun dari 2013 sampai 2023, nilai impor Indonesia di sektor pangan melonjak hampir dua kali lipat," sebut dia.
Mitigasi Program
Maka dari itu, terlepas setuju atau tidak dengan progam makan siang gratis, Prof Andreas menyarankan harus disiapkan bagaimana mitigasi risiko program ini sehingga sehingga program yang bertujuan baik itu tidak menjadi bencana.
Dia mengingatkan sekiranya susu menjadi salah satu item program makan siang gratis, maka akan dipastikan hal ini meningkatkan impor susu. Karena kondisi di Tanah Air tidak cukup sapi perah dan pemeliharaan sapi perahnya.
"Sehingga impor susu bisa melonjak lima kali lipat! Jadi Pemerintahan Prabowo-Gibran harus mengemas sebuah program diversifikasi pangan. Kalau tidak, bisa-bisa impor beras misalnya akan melonjak tinggi,” dia menandasi.
Advertisement
Diskusi PDIP
Sebagai informasi, selain Prof Andreas dalam acara bertema “Kedaulatan Pangan di Indonesia (Beras, Kedelai dan Jagung)” di Kantor DPP PDIP pada Kamis (15/8/2024) juga turut hadir Ketua DPP PDIP Bidang Pangan dan Pertanian Mindo Sianipar. Narasumber lainnya adalah Dr. Peter Tangka, Moh Agus Zamroni, Prof Hendrawan Supratikno dan Antonius Supit.
Sementara itu, Mindo Sianipar mengatakan PDIP selalu berkomitmen agar Indonesia berdaulat di bidang pangan dan memperkuat produktivitas padi. Diapun mengamini Prof.Andreas yang mengatakan pentingnya diversifikasi pangan.
"Ibu Megawati, Ketua Umum PDIP selalu menggalakkan 10 makanan pendamping beras bagi kepala daerah yang diusung PDIP," sebut Mindo.
Oleh karena itu, Mindo mengatakan PDIP akan mendukung upaya kedaulatan pangan dengan melaksanakan training center untuk pertanian terpadu.