Sukses

Jangkau Daerah 3T, PENA Kemensos Sukses Cetak 31.658 Wirausaha Baru

Program Kementerian Sosial yang ditujukan menghasilkan wirausaha, yakni Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) berhasil mencetak 31.658 Wirausaha baru.

Liputan6.com, Jakarta Program Kementerian Sosial yang ditujukan menghasilkan wirausaha, yakni Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) berhasil mencetak 31.658 wirausaha baru. Selain itu, PENA juga bertujuan agar Keluarga Penerima Manfaat (KPM) bisa hidup mandiri dan tak lagi mendapatkan bantuan sosial.

“Total jumlahnya 31.858 orang dan tersebar di seluruh Nusantara, termasuk di daerah 3T (terluar, terdepan dan terpencil)," ujar Menteri Sosial, Tri Rismaharini.

Dirinya menilai, karena tersebar di seluruh Indonesia, produk yang dihasilkan KPM sangat beragam dan unik sesuai daerahnya masing-masing.

"Misalnya di Pula Buru dihasilkan minyak kayu putih yang setelah ditangani PENA Kemensos, penjualan lebih laku dan penghasilan menjadi meningkat karena dilakukan perubahan pada kemasannya dan strategi pemasarannya," ucap Risma.

Sementara itu, ia juga menyebut, minyak kayu putih kini dipasarakan melalui Toko Oleh-Oleh Krisna yang sangat terkenal.

"Di Karangasem Bali, berkat bantuan PENA Kemensos warga berhasil memproduksi sandal hotel yang kemudian dijual ke hotel-hotel dan spa yang banyak terdapat di Bali, masih banyak lagi produk-produk lainnya yang sangat unik dan mencerminkan keragaman Indonesia," sebut Risma.

“Produk yang unik biasanya dihasilkan dari Komunitas Adat Terpencil (KAT),” imbuhnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Terbantu PENA Kemensos

Risma menyempatkan diri menyapa warga KAT dari Desa Riamau, Kecamatan Wawo, Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat yang membuat minyak kemiri untuk berbagai manfaat, termasuk untuk menghitamkan rambut.

Saat menyapa secara langsung, Risma mendapatkan cerita yang positif karena warga KAT merasakan perkembangan usaha setelah dibantu oleh PENA Kemensos.

“Dulu penghasilan kami saat bertani jagung Rp5 juta per tahun, karena panennya setahun sekali dan sekarang setelah dibantu PENA Kemensos untuk usaha membuat minyak kemiri, penghasilan kami sekitar Rp2 juta per bulan,” ucap Dian Maria, warga Desa Riamau yang masuk Komunitas Adat Terpencil (KAT).

Tak hanya warga KAT, KPM PENA juga berasal dari berbagai macam latar belakang seperti keluarga prasejahtera, penyandang disabilitas, kelompok rentan/korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO), korban bencana, korban penyalahgunaan NAPZA atau ODHA.

Dari berbagai latar belakang tersebut, sebanyak 2.883 KPM telah tergraduasi dari bansos pada periode Juni 2024. Mereka menyatakan mengundurkan diri dari program bansos setelah menjalankan usaha di berbagai bidang seperti kuliner, kerajinan, jasa dan perdagangan, peternakan serta pertanian dan perkebunan.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.