Liputan6.com, Jakarta - Pagi hari di Jakarta pada awal pekan, Senin (19/8/2024), keseluruhan langitnya diprediksi cerah berawan. Begitulah prakiraan cuaca hari ini.
Cuaca Jakarta siang nanti dilaporkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga diprediksi seluruhnya tetap cerah berawan.
Baca Juga
Berbeda di malam hari nanti, cuaca Jakarta keseluruhannya diprakirakan berawan tebal, namun tidak hujan.
Advertisement
Wilayah penyangganya yaitu Bekasi, Depok, dan Kota Bogor, Jawa Barat diprediksi cuaca pagi ini bakal berawan, namun siang hingga malam nanti berawan tebal.
Lalu di Kota Tangerang, Banten langit pagi hari ini diprakirakan cerah, kemudian siang hingga malam hari nanti cerah berawan.
Berikut informasi prakiraan cuaca Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:
 Kota |  Pagi |  Siang |  Malam |
 Jakarta Barat |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |  Berawan Tebal |
 Jakarta Pusat |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |  Berawan Tebal |
 Jakarta Selatan |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |  Berawan Tebal |
 Jakarta Timur |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |  Berawan Tebal |
 Jakarta Utara |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |  Berawan Tebal |
 Kepulauan Seribu |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |  Berawan Tebal |
 Bekasi |  Berawan |  Berawan Tebal |  Berawan Tebal |
 Depok |  Berawan |  Berawan Tebal |  Berawan Tebal |
 Kota Bogor |  Berawan |  Berawan Tebal |  Berawan Tebal |
 Tangerang |  Cerah |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |
Cuaca Jakarta Terasa Panas Akhir-akhir Ini, Begini Penjelasan BMKG
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan soal penyebab dari cuaca panas yang ada di Jakarta belakangan ini.Â
BMKGÂ menyebut, cuaca panas Jakarta karena sedang memasuki puncak musim kemarau. Hal itu seperti disampaikan Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto.
Dia menjelaskan, data pada Sabtu 17 Agustus 2024, suhu cuaca tertinggi terpantau di Stasiun Meteorologi Kertajati, yakni 35,6 derajat Celsius.
"Lalu di Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang 35,2 derajat Celsius, di Stasiun Meteorologi Mutiara Sis-Al Jufri Palu 35 derajat Celsius, dan Stasiun Meteorologi Nangapinoh Kalimantan Barat 34,9 derajat Celsius," papar Guswanto, melalui keterangan tertulis, Minggu, 18 Agustus 2024.
"Itu adalah pengamatan BMKG, jadi di Jakarta kan tidak masuk nih di sini, Tanjung Priok enggak ada di sini. Jadi berarti di bawah itu gitu loh, berarti nilainya di bawah itu," sambung dia.
Guswanto mengatakan, suhu panas tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di Jakarta.
Sebab, kata dia, suhu panas tengah melanda wilayah selatan ekuator yang memiliki pola hujan, yaitu monsun, seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
Advertisement
Penyinaran Matahari Bisa Langsung
Guswanto menjelaskan, pola monsun itu sebenarnya lebih terkait kepada musim kemarau, di mana, pada saat ini musim kemarau matahari itu berada di sisi utara ekuator.
"Pada saat musim kemarau itu uap airnya sedikit ya pertumbuhan awan hujan bahkan mungkin sedikit sekali di wilayah selatan itu, Jawa, Bali, Nusa Tenggara itu sangat sedikit,"Â terang dia.
"Sehingga penyinaran matahari itu bisa langsung menembus ke permukaan bumi secara optimum tanpa ada tutupan awan yang menghalangi sehingga terasa panas," sambung Guswanto.
Selain itu, Guswanto menjelaskan, suhu biasanya berkorelasi dengan ketinggian. Menurutnya, Jakarta adalah daerah yang memiliki ketinggian sangat rendah, yaitu ketinggiannya sekitar 12 meter di atas permukaan laut (MDPL).
"Sehingga suhu itu 31 (derajat Celsius), tapi kalau dia semakin naik ketinggiannya, misalkan lari ke puncak. Puncak itu ketinggiannya misalkan 800 (MDPL), maka suhu di sana otomatis setiap kenaikan 100 meter, suhu itu akan turun setengah sampai 0,5 sampai 0,6 derajat Celsius, gitu," ucap dia.
Dia menyebutkan, pada Juli-Agustus, memang tengah masuk puncak musim kemarau. Hal tersebut yang membuat cuaca di Jakarta dan sekitarnya terasa lebih panas.
"Ya seperti yang disampaikan BMKG dan dirilis, memang bulan Juli-Agustus ini adalah puncak musim kemarau,"Â tandas Guswanto.