Sukses

Cuaca Besok Jumat 23 Agustus 2024: Jabodetabek Langitnya Cerah Berawan di Malam Hari

Langit pagi Jakarta besok jelang akhir pekan, Jumat 23 Agustus 2024 hampir seluruhnya diprakirakan berawan tebal, kecuali Jakarta Barat dan Kepulauan Seribu berawan. Begitulah prediksi cuaca besok.

Liputan6.com, Jakarta - Langit pagi Jakarta besok jelang akhir pekan, Jumat 23 Agustus 2024 hampir seluruhnya diprakirakan berawan tebal, kecuali Jakarta Barat dan Kepulauan Seribu berawan. Begitulah prediksi cuaca besok.

Berbeda di siang hari, cuaca Jakarta dilaporkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) keseluruhannya diprakirakan berawan, kecuali Jakarta Barat berawan tebal.

Untuk langit Jakarta malam hari diprediksi BMKG melalui laman resminya www.bmkg.go.id, seluruhnya cerah berawan tanpa terkecuali.

Wilayah penyangganya yaitu Bekasi, Jawa Barat diprakirakan cuaca  pagi hingga siang berawan dan malam hari cerah berawan.

Lalu di Depok, Jawa Barat langit pagi hari diprediksi berawan dan siang hingga malam cerah berawan. Sedikit berbeda di Kota Bogor, Jawa Barat diprakirakan cuaca pagi hari berawan, siang cerah berawan, dan malam cerah.

Sedangkan di Kota Tangerang, Banten pada sepanjang harinya diprediksi cerah berawan.

Berikut informasi prakiraan cuaca Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG:

 Kota  Pagi  Siang   Malam 
 Jakarta Barat  Berawan  Berawan Tebal  Cerah Berawan
 Jakarta Pusat   Berawan Tebal  Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Selatan   Berawan Tebal  Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Timur   Berawan Tebal  Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Utara   Berawan Tebal  Berawan  Cerah Berawan
 Kepulauan Seribu   Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Bekasi   Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Depok   Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Kota Bogor   Berawan  Cerah Berawan  Cerah
 Tangerang  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Cuaca Jakarta Terasa Panas Akhir-akhir Ini, Begini Penjelasan BMKG

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan soal penyebab dari cuaca panas yang ada di Jakarta belakangan ini. 

BMKG menyebut, cuaca panas Jakarta karena sedang memasuki puncak musim kemarau. Hal itu seperti disampaikan Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto.

Dia menjelaskan, data pada Sabtu 17 Agustus 2024, suhu cuaca tertinggi terpantau di Stasiun Meteorologi Kertajati, yakni 35,6 derajat Celsius.

"Lalu di Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang 35,2 derajat Celsius, di Stasiun Meteorologi Mutiara Sis-Al Jufri Palu 35 derajat Celsius, dan Stasiun Meteorologi Nangapinoh Kalimantan Barat 34,9 derajat Celsius," papar Guswanto, melalui keterangan tertulis, Minggu, 18 Agustus 2024.

"Itu adalah pengamatan BMKG, jadi di Jakarta kan tidak masuk nih di sini, Tanjung Priok enggak ada di sini. Jadi berarti di bawah itu gitu loh, berarti nilainya di bawah itu," sambung dia.

Guswanto mengatakan, suhu panas tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di Jakarta.

Sebab, kata dia, suhu panas tengah melanda wilayah selatan ekuator yang memiliki pola hujan, yaitu monsun, seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

3 dari 3 halaman

Penyinaran Matahari Bisa Langsung

Guswanto menjelaskan, pola monsun itu sebenarnya lebih terkait kepada musim kemarau, di mana, pada saat ini musim kemarau matahari itu berada di sisi utara ekuator.

"Pada saat musim kemarau itu uap airnya sedikit ya pertumbuhan awan hujan bahkan mungkin sedikit sekali di wilayah selatan itu, Jawa, Bali, Nusa Tenggara itu sangat sedikit," terang dia.

"Sehingga penyinaran matahari itu bisa langsung menembus ke permukaan bumi secara optimum tanpa ada tutupan awan yang menghalangi sehingga terasa panas," sambung Guswanto.

Selain itu, Guswanto menjelaskan, suhu biasanya berkorelasi dengan ketinggian. Menurutnya, Jakarta adalah daerah yang memiliki ketinggian sangat rendah, yaitu ketinggiannya sekitar 12 meter di atas permukaan laut (MDPL).

"Sehingga suhu itu 31 (derajat Celsius), tapi kalau dia semakin naik ketinggiannya, misalkan lari ke puncak. Puncak itu ketinggiannya misalkan 800 (MDPL), maka suhu di sana otomatis setiap kenaikan 100 meter, suhu itu akan turun setengah sampai 0,5 sampai 0,6 derajat Celsius, gitu," ucap dia.

Dia menyebutkan, pada Juli-Agustus, memang tengah masuk puncak musim kemarau. Hal tersebut yang membuat cuaca di Jakarta dan sekitarnya terasa lebih panas.

"Ya seperti yang disampaikan BMKG dan dirilis, memang bulan Juli-Agustus ini adalah puncak musim kemarau," tandas Guswanto.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.