Sukses

Kongres PMII XII di Palembang Sulsel, Wulan Sari Terpilih Jadi Ketua Umum Kopri

Kongres Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) XXI di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) berhasil menyelesaikan salah satu agenda utama yakni pemilihan Ketua Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Putri (Kopri). Wulan Sari berhasil menang.

Liputan6.com, Jakarta - Kongres Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) XXI di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) berhasil menyelesaikan salah satu agenda utama yakni pemilihan Ketua Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Putri (Kopri). Dari delapan kandidat, Wulan Sari berhasil menang.

Alumni Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 1 dan pemilik gelar Strata 1 (S1) jurusan Kimia di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2021 itu mengantongi mayoritas suara. Wulan resmi menjadi Ketua Kopri PMII saat penetapan Kongres PMII XXI di Jakabaring Sport City (JSC), Kamis (22/8/2024).

Wulan Sari mendapatkan 175 dari 298 suara. Dengan hasil tersebut pemilik gelar magister Ilmu Komunikasi di London School Public Relation itu pun menjadi nahkoda badan tersebut hingga 2027.

Dia menilai, Kopri merupakan wadah yang memainkan peran penting dalam memberdayakan entitas perempuan melalui berbagai strategi penguatan kapasitas intelektual, Kopri mendorong anggotanya untuk mengembangkan dan mengasah kemampuan setiap individu.

"Upaya pemberdayaan perempuan tidak hanya menciptakan kesetaraan gender dalam lingkungan organisasi ataupun masyarakat, tetapi juga untuk memastikan bahwa progresifitas sebuah organisasi ataupun pembangunan negara didasarkan pada inklusi dan keadilan," kata Wulan.

Dia mengatakan, kader Kopri diharapkan berdaya secara Individu, mampu mengembangkan keterampilan, bakat, dan potensi yang dimiliki melalui Pendidikan formal, pelatihan, maupun ruang mandiri dalam berbagai bidang.

"Berdaya secara individu juga melibatkan kemampuan untuk menghadapi berbagai tantangan dan kegagalan dengan Tangguh. Sehingga, individu yang berdaya juga memiliki tingkat motivasi dan inisiatif yang tinggi," terang Wulan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harapkan Bisa Berdaya

Menurut Wulan, setiap kader diharapkan dapat berdaya bersama Kopri dengan adanya elaborasi minat dan bakat kader dan kopri sebagai organisasi yang menjadi wadah.

"Organisasi yang berdaya dapat membuka ruang untuk kader berkontribusi dengan ide-ide baru, menciptakan lingkungan yang merangsang kreativitas dan inovasi, dan mempromosikan kolaborasi lintas instrument untuk mencapai tujuan bersama," ucap dia.

Kader Kopri dan secara ruang gerak organisasi, lanjut Wulan, mampu memiliki daya saing global merujuk pada kemampuan individu ataupun organisasi untuk beradaptasi, berinteraksi, dan berkolaborasi di tingkat nasional, internasional atau lintas batas.

"Berpegang pada makna-makna pemberdayaan diatas diharapkan kader-kader KOPRI dapat menjadi individu-individu berkualitas yang dapat berkontribusi secara maksimal menyongsong Indonesia Emas 2045," terang dia.

"PMII lebih khususnya Kopri yang merupakan wadah mahasiswa mahasiswi untuk berorganisasi memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam mensukseskan Indonesia Emas 2045," sambung Wulan.

Pada 2045, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah penduduk Indonesia 70% nya dalam usia produktif (15-64 tahun), sedangkan sisanya 30% merupakan penduduk yang tidak produktif (usia dibawah 14 tahun dan diatas 65 tahun) pada periode tahun 2025-2045.

Jika bonus demografi ini tidak dimanfaatkan dengan baik, lanjut Wulan, akan membawa dampak buruk terutama masalah social seperti kemiskinan, Pendidikan yang rendah, Kesehatan yang buruk, pengangguran, dan kriminalitas yang tinggi.

"Maka dari itu, generasi yang cerdas dan mau menerima perubahan harus disiapkan sejak dini menuju impian Indonesia menjadi generasi emas 2045," tandas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.