Sukses

Jelang Muktamar, Cak Imin Bangun Gedung Pusat Kaderisasi PKB

Cak Imin bersyukur, pembangunan gedung Akpolbang bisa segera dimulai. Sebab nantinya gedung tersebut dapat berguna untuk kegiatan partai.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin memulai membangun gedung Akademi Politik Kebangsaan yang disebut Akpolbang PKB di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (22/8/24). Pembangunan gedung Akpolbang dimulai dengan peletakkan batu pertama oleh Cak Imin. 

Cak Imin bersyukur, pembangunan gedung Akpolbang bisa segera dimulai. Sebab nantinya gedung tersebut dapat berguna untuk kegiatan partai. 

"Pagi ini menjelang Muktamar, momentum penting kita mulai meletakkan batu pertama untuk pembangunan pusat pelatihan kader PKB yang kita namakan sementara, gedung Akpolbang, Akademi Politik Kebangsaan yang sudah berjalan bertahun-tahun, tapi belum memiliki alamat yang jelas," kata Cak Imin seperti dikutip dari siaran pers, Jumat (23/8/2024). 

Cak Imin mengungkapkan, ia sudah lama bercita-cita memiliki pusat pelatihan sendiri dan dapat dimanfaatkan dengan baik untuk kader-kader, kiai, asatidz, hingga anak-anak muda di seluruh Indonesia. Dengan lahan yang luas, sambungnya, bisa menampung banyak peserta pelatihan nantinya. 

"Insyaallah cita-cita lama sahabat Hanif Dhakiri dan saya ini, dalam waktu singkat akan segera kita bangun. Dengan pelatihan yang kita siapkan permanen ini, insyaallah putarannya hampir tiap hari. Sehingga kita punya trainer instruktur yang khusus di bidang kepemimpinan," ungkap Wakil Ketua DPR RI ini. 

"Mohon doanya seluruh kiai dan yang hadir, moga-moga ini segera terwujud secepat-cepatnya. Amin!" ucap Cak Imin.

Dalam peletakkan batu pertama, Cak Imin didampingi sejumlah pengurus DPP PKB, diantaranya anggota Dewan Syuro DPP PKB, seperti KH. Maman Immanul Haq, Andy Muawiyah Romly, dan KH. Syaifullah Ma'sum. Selanjutnya, tampak hadir Wakil Ketua Umum DPP PKB, Hanif Dhakiri, Wasekjen DPP PKB, Daniel Johan, serta Ketua DPW PKB Jakarta, Hasbiallah Ilyas. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

PKB Pastikan Muktamar Tak Hanya Forum Politik, Tapi Ajang Silaturahmi Bersama Kiai

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akan menggelar muktamar pada akhir pekan ini, 24-25 Agustus 2024 di Bali. Sekretaris Steering Committee Muktamar PKB, Syaiful Huda memastikan, acara tersebut akan menjadi ajang silaturahmi para tokoh bangsa. 

“Ratusan kiai, bu nyai, para penglingsir, hingga para duta besar rencananya memeriahkan forum tertinggi para kader partai berlambang bumi tersebut,” kata Huda seperti dikutip dari siaran pers, Kamis (22/8/2024).

Huda juga menyatakan, Muktamar bukan hanya forum tertinggi bagi PKB, tetapi juga sarana silaturahmi. Dia memastikan mengundang para pengasuh-pengasuh Pondok Pesantren juga akan hadir. 

“Bagi kami Muktamar ini bukan saja forum tertinggi PKB, tapi juga sarana silaturahim kami dengan para Kiai, para Nyai,” jelas Huda.

Total, Huda mencatat tak kurang dari 100 kiai dan nyai yang diundang menghadiri Muktamar PKB. Antara lain KH. Said Aqil Siroj, KHR. Muhammad Kholil As’ad, KH. Imam Jazuli, KH. Hasan Zamzami, KH. Marzuki Mustamar, KH. Kafabihi Mahrus, Nyai Nurhayati Said Aqil, Nyai Hj. Ida Fatimah, hingga Nyai Hj. Saidah Marzuki.

“Kami juga mengundang para gus dan ning. Seperti Gus Salam, Gus Kautsar, Gus Fahim Royani, Ning Naili Zakia, Ning Dewi Masyithoh, Ning Hasna, dan banyak lagi,” ungkapnya.

Huda mengaku, setiap momentum apapun, acara apapun, sudah biasa bagi kami ngaturi rawuh atau mengundang para kiai dan nyai. 

“Beliau-beliau biasanya bukan cuma jadi undangan ya, tapi juga memberi nasihat, masukan-masukan untuk PKB,” sambung Huda.

Selain mengundang kiai dan nyai, lanjut Ketua Komisi X DPR RI ini, pihaknya juga mengundang sejumlah duta besar negara sahabat, tokoh agama di Bali atau penglingsir.

“Kami juga mengundang sejumlah duta besar, semua sudah terkirim dan beberapa sudah konfirmasi untuk hadir. Para Penglingsir di Bali juga kita undang di Muktamar,” dia menandasi.

3 dari 4 halaman

PBNU soal Cak Imin Sebut PKB Bukan Punya NU: Secara Historis Ada Ikatannya

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menanggapi pernyataan Ketua Umum (Ketum) PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang menyebut PKB bukan milik NU. 

Ketua PBNU Umarsyah mengatakan, secara legal formal hubungan NU dan PKB memang tidak ada. Tetapi, kata dia hubungan PKB dan NU harus dilihat secara historis.

"Kalau dilihat secara formal perundang-undangan iya, tetapi kan di sini persoalannya bukan hanya sekadar hal yang formal. Ada hal-hal yang informal yang merupakan komitmen dasar dalam pendirian PKB itu oleh PBNU," kata Umarsyah dalam konferensi pers di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (21/8/2024).

Menurut Umar, hubungan historis antara PKB dan PBNU juga termaktub dalam berbagai dokumen pembentukan PKB sebagai partai politik (Parpol). PBNU, kata dia punya andil dalam mendirikan PKB. 

"Dokumen-dokumennya secara tertulis ada, lengkap, jadi nggak bisa dikesampingkan itu. Dokumen-dokumen yang menyangkut masalah historis, kemudian Mabda' Siyasi dan komitmen-komitmen antara Pengurus DPP PKB yang dibentuk oleh PBNU dengan PBNU dan dengan para ulama, kiai," kata dia.

Lebih lanjut, Rais Syuriah PBNU Cholil Nafis menambahkan, secara formal, PKB dan NU memang berdiri sendiri secara terpisah. Namun, ujar dia ulama NU berinisiatif dalam mendirikan PKB sebagai sebuah partai politik.

"Karena memang pada saat pendirian itu, NU tidak mungkin menjadi partai politik. Kemudian para ulama dan secara formal PBNU membentuk tim untuk pembentukan PKB. Artinya secara historis, PKB itu ada ikatan dengan PBNU," terang dia. 

4 dari 4 halaman

Ingin Kembalikan Arah Politik PKB

Cholil menegaskan, bahwa PBNU ingin mengembalikan arah politik PKB seperti semula, yaitu ketetapan politik yang bersumber dari para ulama. Dia berujar, proses politik PKB tidak boleh hanya bersumber dari ketua umum.

"Kita ingin mengembalikan proses berpolitiknya pun menjadi proses ada nilai-nilai keulamaan, kemudian menyerap visi-visi kebangsaan, religiusitas juga terisi. Itu yang ingin kita kembalikan di situ," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.