Sukses

Cuaca Besok Kamis 29 Agustus 2024: Langit Pagi dan Malam Jakarta Cerah Berawan

Jakarta pada besok hari, Kamis 29 Agustus 2024 diprediksi seluruhnya cerah berawan. Begitulah prakiraan cuaca besok.

Liputan6.com, Jakarta - Jakarta pada besok hari, Kamis, 29 Agustus 2024, diprediksi seluruhnya cerah berawan. Begitulah prakiraan cuaca besok.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, cuaca Jakarta pada siang hari diprediksi hampir seluruhnya cerah, kecuali Jakarta Selatan dan Jakarta Timur cerah berawan.

Kemudian cuaca Jakarta diprakirakan pada malamnya cerah berawan keseluruhannya, kecuali Kepulauan Seribu berawan.

Wilayah penyangganya yaitu Bekasi, Depok, dan Kota Bogor, Jawa Barat langit pagi hingga siang diprediksi berawan, serta malam hari berawan tebal.

Kemudian di Kota Tangerang, Banten pada pagi hari diprakirakan BMKG berawan, siang cerah, dan malamnya cerah berawan.

Berikut informasi prakiraan cuaca Jabodetabek selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

 Kota  Pagi  Siang   Malam 
 Jakarta Barat  Cerah Berawan  Cerah  Cerah Berawan
 Jakarta Pusat   Cerah Berawan  Cerah  Cerah Berawan
 Jakarta Selatan   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Timur   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Utara   Cerah Berawan  Cerah  Cerah Berawan
 Kepulauan Seribu   Cerah Berawan  Cerah  Berawan
 Bekasi   Berawan  Berawan  Berawan Tebal
 Depok   Berawan  Berawan  Berawan Tebal
 Kota Bogor   Berawan  Berawan  Berawan Tebal
 Tangerang  Berawan  Cerah   Cerah Berawan 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Perubahan Iklim Mengancam Kehidupan Global

Sebelumnya, perubahan iklim menjadi tantangan global terpenting bagi umat manusia saat ini. Laporan dari berbagai lembaga dunia di antaranya World Meteorological Organization (WMO), Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), dan United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) menyatakan bahwa perubahan iklim akan terus terjadi dalam beberapa dekade mendatang apabila tidak dilakukan aksi mitigasi.

Dampak negatif yang telah ditimbulkan oleh perubahan iklim menuntut perlunya respons global untuk melakukan aksi mitigasi dan adaptasi.

Menurut laporan World Meteorological Organization (State of the Global Climate 2023) menyatakan bahwa tahun 2023 merupakan tahun terpanas sepanjang sejarah, dengan anomali temperatur global 1,45 derajat celcius di atas periode praindustri dan selama sembilan tahun terakhir periode 2015-2023 adalah sembilan tahun terpanas sepanjang sejarah.

Seiring dengan kegiatan peringatan Hari Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Nasional Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) ke-77 tahun pada 21 Juli 2024, diadakan kegiatan 'Festival Aksi Iklim dan Workshop Iklim Terapan: Aksi Iklim Kaum Muda untuk Perubahan Iklim Indonesia' di Auditorium BMKG.

"Perubahan iklim ini adalah isu yang tidak bisa diabaikan. Jika tidak ada upaya mitigasi yang serius, dampaknya akan semakin parah dan merugikan masyarakat luas," ujar Plt Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dikutip dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id.

3 dari 4 halaman

Adaptasi yang Efektif

Lebih lanjut Dwikorita menjelaskan, adaptasi efektif adalah bersifat sangat lokal, yang membutuhkan informasi cuaca, iklim dan air yang dapat diandalkan untuk mendukung pembuatan kebijakan adaptasi.

"Teruntuk para generasi muda alpha yang saat ini memiliki peran besar untuk menjaga kestabilan pemanasan global agar tidak meningkat diharapkan agar mereka dapat menjadi aktor utama upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, termasuk melalui sektor energi terbarukan," papar dia.

Adapun beberapa solusi yang bisa mereka lakukan saat ini bagi generasi muda (alpha) dalam menciptakan solusi inovatif untuk mengatasi perubahan iklim.

Termasuk, kata Dwikorita, penggunaan teknologi ramah lingkungan dan praktik berkelanjutan, generasi muda diharapkan dapat mengambil peran aktif dalam pengambilan keputusan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

"Serta membangun jaringan dan kolaborasi dengan berbagai organisasi dan komunitas untuk memperkuat upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim," pungkas Dwikorita.

4 dari 4 halaman

Pertemuan Jadi Langkah Tindakan Konkrit

Kemudian Sekretaris Dirjen Pengendalian Perubahan iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Noer Adi Wardojo menyampaikan pertemuan tersebut sebagai langkah untuk mengambil tindakan yang konkret.

"Di mana, saat ini perubahan iklim kini menjadi ancaman serius bagi kehidupan di seluruh dunia, tetapi termasuk di Indonesia yang saat ini sudah kita rasakan langsung seperti kenaikan permukaan air laut, penurunan keanekaragaman hayati sebagai beberapa contoh yang harus kita hadapi bersama," papar dia.

Noer Adi menyampaikan, yang paling rentan menghadapi perubahan iklim ini adalah para generasi muda yang menjadi tulang punggung NKRI untuk ke depannya.

"Karena mereka bukan hanya sebagai saksi tetapi diharapkan mereka juga sebagai agen perubahan hadapi krisis iklim ini, karena peran generasi muda sangatlah penting memanfaatkan peran teknologi hijau untuk melakukan perubahan sesuai dengan era perkembangan aksi adaptasi perubahan iklim ke depannya," terang dia.

Kegiatan Festival yang diselenggarakan selama satu hari ini bertujuan ekspose berbagai program penyadaran iklim di berbagai lapisan masyarakat, baik oleh BMKG melalui Literasi untuk Aksi Iklim atau berbagai inisiatif lembaga lainnya.

Adapun ekspektasi dari kegiatan ini diharapkan terjalinnya potensi aktivitas aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di kalangan generasi muda, peningkatan kesadaran aksi iklim di masyarakat khususnya generasi muda dan masyarakat komunitas, serta mendorong terbentuknya kaukus/hub aksi iklim pemuda Indonesia secara nasional.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.