Sukses

Pertarungan 3 Srikandi di Pilkada Jatim, Tekad Risma & Luluk Rebut Posisi Khofifah

Ini kali pertama gelaran Pilgub Jatim semua calonnya adalah perempuan.

Liputan6.com, Jakarta - Perebutan kursi Gubernur di Pilkada Jatim 2024 bakalan seru dan menarik. Ada 3 Srikandi yang maju, yakni Khofifah Indar Parawansa, Tri Rismaharini, dan Luluk Nur Hamidah. Ini kali pertama gelaran Pilgub Jatim semua calonnya adalah perempuan.

Khofifah, Risma, dan Luluk bukan orang sembarangan. Ketiganya punya rekam jejak politik yang berprestasi.

Khofifah adalah Gubernur petahana di Jatim. Ia juga pernah dua kali masuk kabinet, yakni sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan (1999-2001) dan Menteri Sosial (2014-2018).

Sementara Risma, namanya menjulang ketika menjadi Wali Kota Surabaya (2010-2015, 2016-2020). Ia juga dipercaya sebagai Menteri Sosial (2020-2024).

Adapun Luluk adalah anggota DPR periode 2019-2024 dari Dapil Jawa Tengah IV. Wanita jebolan Lee Kuan Yew School of Public Policy Singapura itu juga menjabat sebagai Ketua Bidang Luar Negeri PKB untuk periode yang sama.

Maju di Pilgub Jatim,  ketiga calon gubernur sama-sama menggandeng laki-laki yang mewakili kaum millenial. Khofifah masih bersama Emil Dardak. Sementara Risma menggandeng KH Zahrul Azhar Asad atau akrab disapa Gus Hans. Adapun Luluk berduet dengan Lukmanul Khakim.

Khofifah-Emil tak main-main. Mereka mengantongi dukungan 15 partai yakni PAN, Gerindra, Golkar, Demokrat, PPP, PSI, PKS, Perindo, Nasdem, Partai Buruh, Partai Gelora, PBB, PKN, Partai Garuda dan Partai Prima (tak lolos verifikasi).

Sementara Risma-Gus Hans didukung PDIP, Hanura, dan Partai Ummat. Untuk Luluk-Lukmanul, dukungan datang dari partai terkuat di Jatim, PKB.

Lawan Sebanding

Peneliti Senior Populi Center, Usep Saepul Ahyar, menilai Risma merupakan lawan sebanding untuk Khofifah di Pilkada Jatim 2024. Meski demikian, Khofifah punya keunggulan sebagai incumbent lima tahun dan tidak pecah kongsi dengan wakilnya, Emil Dardak.

Risma, kata dia, setelah meninggalkan jabatannya sebagai Wali Kota Surabaya dan menjadi Menteri di Jakarta, sebenarnya tak lagi menonjol.

"Jadi, Risma jika ingin menang, harus menampilkan lagi personal branding ketika berhasil memimpin di Surabaya. Itu saya kira juga bisa dikapitalisasi walaupun sudah agak lama ya. Tapi, kita tahu dukungan di Surabaya juga besar," kata Usep kepada Liputan6.com, Jumat (30/8/2024).

Ia memprediksi, suara NU bakal jadi rebutan Risma, Khofifah, dan Luluk. Ketiganya harus mendekati NU karena secara kultur keagamaan sangat kuat di Jatim.

"Walaupun di situ ada PKB, tapi kita tahu PKB dan NU sedang tidak baik-baik kan sekarang ini. Jadi, figur itu juga menentukan juga," tambahnya.

Sementara Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno, mengatakan, berdasarkan peta elektabilitas hari ini di Jawa Timur, maka Khofifah lebih unggul dibanding Risma dan Luluk. Apalagi approval rating Khofifah cukup tinggi.

Tapi, politik serba dinamis, serba berubah di kemudian hari. Bukan tidak mungkin dalam hitungan tiga bulan ke depan konsolidasi politik yang dilakukan Risma dan Luluk bisa menguat dan muncul secara signifikan.

"Karena saya kira Risma dan Luluk ini menyasar pemilih yang sama dengan Khofifah. Pasti mencoba untuk menggempur basis-basis pemilih perempuan yang selama ini dikapitalisasi oleh Khofifah," kata Adi kepada Liputan6.com, Jumat (30/8/2024).

Kedua, kata Adi, tentu saja yang sangat beririsan dengan Khofifah adalah Luluk. Karena basis partainya PKB dan beririsan dengan pemilih Nahdliyin yang selama ini dekat dengan Khofifah.

"Oleh karena itu munculnya Luluk pasti diharapkan menggerus suara Khofifah di kalangan pemilih Nahdliyin terutama di kalangan Muslimah dan Fatayat NU. Dan kita tahu Luluk ini kan disokong oleh mesin politik PKB pemenang pileg Jatim di 2024. Jadi secara segmen pemilih Luluk-lah yang sangat beririsan dekat dengan Khofifah. Saya kira tinggal diuji saja siapa yang paling kuat meyakinkan basis pemilih Nahdliyin, Khofifah atau Luluk."

Sementara Risma, selain segmen pemilih perempuan, tentu segmentasinya adalah kalangan-kalangan pemilih nasionalis sekuler yang mungkin jarang terjangkau oleh Khofifah atau pun Luluk.

"Konsolidasi politik, meyakinkan politik ke bawah akan menjadi ujian yang sesungguhnya untuk Khofifah, Risma, dan Luluk. Siapa yang kuat meyakinkan pemilih, dialah yang akan memenangkan pertarungan," pungkasnya.

2 dari 5 halaman

Risma Maju, Pilgub Jatim Bakal Ketat

Analis Politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surokim Abdussalam menilai keputusan PDI Perjuangan mengusung Tri Rismaharini dengan KH Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) akan membuat pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jatim 2024 menjadi kompetisi ketat.

"Ini benar akan menjadi kompetisi yang ketat. Pilkada Jatim akan menjadi arena kontes dengan red ocean strategy, head to head langsung antar pasangan calon," kata Surokim seperti dilansir Antara.

Menurutnya, pertarungan pada Pilkada Jatim kali ini akan menarik, karena pasangan calon yang akan berkontestasi memiliki kemiripan dengan mengandalkan sosok perempuan sebagai calon gubernur dengan wakil laki-laki mewakili kaum millenial.

"Pasangan calon yang diajukan seolah menjadi mirip-mirip dan tentu saja ini menarik, sehingga publik sulit akan mencari pembedanya antar pasangan calon. Semua mengandung pasangan calon milenial," ungkap peneliti senior Surabaya Survei Center (SSC) ini.

Ia menilai, Gus Hans yang merupakan sosok yang multitalenta hampir mirip dengan wakil dari petahana Emil Elestianto Dardak. Dengan Risma menggandeng Gus Hans, Pilkada Jawa Timur akan lebih kompetitif.

"Memiliki kesamaan yang tak jauh beda sebagai politisi humble dan cerdas. Akan kompetitif karena mirip sekali style dan performance nya. Sehingga akan sulit mencari pembeda keduanya," ujarnya.

Selain itu, pemilihan Gus Hans menjadi calon wakil gubernur pendamping Tri Rismaharimi bisa menguatkan ceruk pemilih milenial dan Nahdliyin di Jawa Timur.

"Hanya saja karena kali ini beda dukungan dengan partainya (Gus Hans) Golkar menurut hemat saya beliau perlu pamit baik-baik sehingga tetap terjaga etika politik ke depannya," katanya.

Pilkada Jatim Sangat Berat Bagi Risma

Bakal calon gubernur Jatim Tri Rismaharini atau Risma mengakui beratnya menjadi cagub pada Pilkada Jatim 2024. Bukan karena lawan yang dihadapi adalah incumbent Khofifah, tapi tanggung jawabnya kepada rakyat.

"Karena bukan hanya tanggung jawab di dunia. Jadi wali kota saya disumpah, jadi menteri disumpah. Pertanggungjawabannya dengan Tuhan Yang Maha Kuasa, karena saya disumpah dengan Alquran. Itu yang berat,” ujarnya, seperti dikutip akun PDIP Jatim, Kamis (29/8/2024).

Karena berat itulah, Risma yang juga Mensos ini, mengaku tidak berani meminta, bahkan berdoapun tidak berani. Dia mengaku ditunjuk langsung oleh Ketua Umum DPP PDIP Megawati untuk maju Pilkada Jawa Timur 2024.

“Begitu masyarakat Jawa Timur memilih saya, maka tanggung jawab itu ada di pundak saya. 38 juta 38 kabupaten kota itu bukan kecil, tanggung jawabnya bukan hanya di dunia, tapi di hadapan Alalh,” kata Risma.

“Makanya, saya tidak minta. Amanah itu turun dari Bu Mega. Saya tidak meminta. Saya tidak bertemu selama ini. Saya menghindar, karena itu tanggung jawab yang tidak mudah,” imbuhnya.

Terkait pasangannya, Gus Hans, yang ditunjuk untuk maju dalam Pilkada Jatim 2024, Risma juga mengaku pasrah dengan keputusan DPD. Dia mengaku tidak terlalu kenal dengan Gus Hans.

“Saya tidak tahu. Itu bener diatur Gusti Allah. Kalau saya cocok, pak sekjen tidak cocok, Bu Mega tidak cocok, akhirnya saya pasrah. Detik terakhir baru jam 10 malam. Saya sebetulnya tidak kenal secara pribadi, tapi saya percaya Allah yang ngatur semua itu,” terangnya.

3 dari 5 halaman

Luluk Sukses di Parlemen, Bisa Kalahkan Khofifah dan Risma

Wakil Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid menyebut alasan partainya mengusung anggota DPR RI Luluk Nur Hamidah pada Pilkada Jawa Timur (Jatim) 2024 karena yang berkontestasi memperebutkan kursi gubernur di wilayah tersebut adalah para perempuan.

"Kenapa kita pilih Luluk? Pertama, karena kami melihat figur yang tampil di Jatim semuanya perempuan," kata Jazilul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (28/8/2024) seperti dilansir Antara.

Dia pun optimistis Luluk dapat memenangkan kontestasi Pilkada Jatim 2024, termasuk mengalahkan Khofifah Indar Parawansa yang berpasangan dengan Emil Dardak.

"Enggak ada masalah karena memang Bu Khofifah tidak jelas prestasinya di Jawa Timur," ujarnya.

Dia lantas menuturkan bahwa Luluk merupakan seorang legislator yang vokal dalam memperjuangkan aspirasi rakyat di Senayan.

"Mbak Luluk, menurut saya sukses di parlemen, mengangkat isu dan aspirasi yang diharapkan oleh masyarakat, termasuk berjuang keras untuk memperjuangkan rancangan undang-undang, sekarang pansus haji," tuturnya.

Dia meyakini Luluk yang diusung bersama anggota DPR RI Lukmanul Khakim pada Pilkada Jatim 2024 merupakan sosok pemimpin yang segar bagi penduduk Jatim.

"Kita ingin pemimpin di Jawa Timur adalah pemimpin yang fresh, PKB menyajikan itu. Pemimpin yang juga bersih dari korupsi, punya pengalaman, masih muda. Insya Allah pasangan Luluk-Lukman ini lebih berenergi, lebih muda dibanding pasangan yang ada yang lain," katanya.

Dia menyebut bahwa PKB sengaja memberi kejutan pada akhir mendekati waktu pendaftaran Pilkada 2024 dengan memutuskan mengusung Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim pada Pilkada Jatim 2024.

"Dari awal kami ingin membuat kejutan di akhir karena memang PKB memiliki tiket sendiri untuk memajukan kadernya," kata dia.

4 dari 5 halaman

Khofifah Punya Kemampuan, Kapabilitas, dan Dipercaya Rakyat

Dukungan kepada Gubernur Jawa Timur (Jatim) periode 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa melanjutkan kepemimpinan periode kedua semakin mengalir deras. Kemampuan teruji Khofifah membuatnya semakin layak untuk kembali diberikan amanah untuk memimpin.

Dukungan kali ini datang dari Ulama Mahsyur, KH Miftah Maulana Habiburrahman atau akrab disapa Gus Miftah. Ia menyampaikan kepercayaan masyarakat Jatim kepada Khofifah masih sangat besar. Komitmen Khofifah menghadirkan program pro kerakyatan berdampak pada hadirnya dukungan kuat.

"Karena beliau punya kemampuan punya kredibilitas dan punya kapabilitas dan bisa dipercaya," kata Gus Miftah.

Gus Miftah menambahkan Khofifah banyak mendorong kemajuan Jatim selama satu periode kepemimpinan. Bersama wakilnya Emil Listianto Dardak, Khofifah suskses menorehkan berbagai pencapaian

Sepanjang periode kepemimpinanya, Khofifah menjadikan Jatim sebagai wilayah dengan perkembangan sangat pesat dan berhasil menyabet 730 penghargaan dari berbagai lembaga nasional maupun internasional.

Pada tahun 2022 dan 2023, Jatim mendapat penghargaan sebagai provinsi terinovatif dalam ajang nasional Innovative Government Award yang diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Tercatat pada tahun 2022, Khofifah berhasil meraih penghargaan Inovasi Ekonomi Berbasis Pesantren (Ekotren) dalam ajang Top Inovasi Pelayanan Publik Terpuji yang diselenggarakan oleh Kemenpan-RB.

Sementara dalam ajang Penghargaan Pelayanan Publik 2023, di bawah nakhoda Khofifah, Jatim berhasil memborong empat penghargaan sekaligus dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI (KemenPAN RB).

Atas berbagai percapaian gemilang tersebut, lanjut dia, tentu sudah sangat tepat Khofifah menjadi pilihan masyarakat Jatim. Dia meyakini bersama wakilnya Emil Listianto Dardak, Jatim akan jadi lebih baik bersama Khofifah Emil.

"Sosok yang paling pantas untuk memimpin Jawa Timur hari ini tidak lain adalah ibu Khofifah," ucap Gus Miftah.

5 dari 5 halaman

Infografis Risma Maju Pilgub Jatim 2024, Lepas Jabatan Mensos?