Sukses

Carut Marut Kemacetan Depok di Tengah Kebahagiaan Pemkot Raih Penghargaan dari Kemenhub

Pemkot Depok belum lama ini meraih penghargaan WTN 2024 dari Kemenhub. Di sisi lain, tidak sedikit warga Depok yang tetap harus berjuang menghadapi kemacetan di sejumlah jalan di Kota Depok, salah satunya Jalan Raya Sawangan.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota (Pemkot) Depok belum lama ini meraih penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) 2024 dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Di sisi lain, tidak sedikit warga Depok yang tetap harus berjuang menghadapi kemacetan di sejumlah jalan di Kota Depok, salah satunya Jalan Raya Sawangan.

Seorang warga Sawangan Baru, Hadi Saputra mengungkapkan, kemacetan di Jalan Raya Muchtar hingga Jalan raya Sawangan kerap membuat pengendara kesal. Saat mengemudi di jalan tersebut, waktu tempuh dari rumahnya menuju pintu tol Sawangan yang hanya berjarak 7 km memakan waktu hingga satu 1,5 jam.

“Bayangin aja, jarak cuma sekitar tujuh kilometer tapi ditempuh sampai satu setengah jam, ini sudah bertahun-tahun,” ujar Hadi kepada Liputan6.com, Kamis (12/9/2024).

Hadi merasa heran dengan penghargaan yang diberikan Kemenhub kepada Pemerintah Kota Depok. Penghargaan yang diberikan berupa WTN 2024, karena dianggap mampu mengelola sistem transportasi yang aman dan terintegrasi.

“Coba dilihat semuanya, mulai dari jalan, angkot seperti apa wujudnya, dan bus JR Connexion di Sawangan dan Bojongsari efektif apa tidak mengurangi kemacetan,” tegas Hadi.

Hadi menilai, pemberian penghargaan kepada Pemerintah Kota Depok tidak berpengaruh terhadap masyarakat. Bahkan, dirinya menganggap penghargaan tersebut hanya akan tersimpan di lemari kerja Pemerintah Kota Depok.

“Penghargaan yang akan tersimpan di hati masyarakat, ya dilebarkan jalannya, itu solusi terbaik,” ungkap Hadi.

Hal yang sama turut dirasakan Fitri Hasanah yang merupakan tenaga kesehatan yang kerap melintasi Jalan Raya Sawangan menuju Jalan Raya Juanda. Dia mengungkapkan, jarak tempuh dari rumahnya di bilangan Parung Bingung menuju Margonda mencapai 1,5 jam.

“Kalau lagi macet parah, bisa mencapai 2 jam,” ucap Fitri.

Fitri mengungkapkan, sejak pukul 06.30 WIB kemacetan sudah terlihat dari pertigaan Parung Bingung menuju Jalan Raya Sawangan. Sepanjang jalan tersebut, titik kemacetan terjadi di Simpang Arco Sawangan, pintu Tol Sawangan, Jembatan Mampang, Pertigaan Bhakti Yudha, dan lampu merah Simpang Sengon.

“Kalau di Jalan Margonda itu berada di lampu merah Arif Rahman Hakim, Margonda-Juanda,” ungkap Fitri.  

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penjelasan Pemkot Depok soal Penghargaan WTN 2024

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok, Zamrowi mengatakan, penghargaan WTN diberikan Kemenhub setelah penilaian ketat terhadap sejumlah indikator. Penghargaan WTN diberikan karena Pemkot Depok mampu mengelola sistem transportasi yang aman dan terintegrasi.

“Penilaiannya adalah jaringan jalan mulai dari jalan kabupaten, kota, provinsi, hingga nasional,” ujar Zamrowi.

Zamrowi menjelaskan, penghargaan WTN 2024 sebagai bentuk pengakuan atas konsistensinya penataan transportasi yang berfokus pada peningkatan keselamatan, kenyamanan, dan kelancaran lalu lintas. Pemkot Depok sebelumnya membentuk jaringan di beberapa jalan kabupaten, kota, provinsi, hingga nasional.

“Jalan Sawangan bukan objek yang dinilai Kemenhub. Kami sebelumnya membentuk jaringan (transportasi) dulu. Bukan karena macetnya yang dinilai,” ucap mantan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Depok.

Adapun jalan yang menjadi objek penilaian Kemenhub yakni Jalan M Yasin, Jalan Margonda, Jalan Ir H Juanda dan Jalan Arif Rahman Hakim. Jalan tersebut terdapat kolaborasi antara pemerintah pusat, provinsi, dan kota. Mengenai persoalan kemacetan, Pemkot Depok terus melakukan penanganan.

“Program kita upayakan untuk mengatasi kemacetan di jalan yang benar, apakah berhasil? Belum nah ini butuh proses,” tegasnya.

Zamrowi menambahkan, infrastruktur transportasi di Kota Depok cukup kuat, karena terdapat berbagai transportasi massal seperti LRT, Kereta Rel Listrik (KRL) dan transportasi bus yang terintegrasi. Serta banyak stasiun berada di Kota Depok seperti Stasiun Depok Lama, Stasiun Depok Baru, Stasiun Citayam, Stasiun Pondok Cina, Stasiun Universitas Indonesia.

Tidak lama lagi, Stasiun Pondok Rajeg akan diaktifkan kembali sehingga diperkirakan pergerakan kendaraan akan berkurang.

“Infrastruktur transportasi di Depok menurut kami kuat. Apa lagi Stasiun Pondok Rajeg berfungsi. Tentu pergerakan kendaraan berkurang,” terang Zamrowi.

 

3 dari 3 halaman

Akan Tambah Koridor Bus Trans Depok

Untuk menekan kendaraan pribadi di jalan dan mengurangi kemacetan di Depok, Dishub berencana menambah koridor Bis Trans Depok yakni rute Bojongsari - Jalan Margonda. Transportasi Mikro Trans Depok yang kini ada 10 unit yang beroperasi direncanakan akan ditambah rute baru.

Bus Trans Depok menjadi transportasi yang paling banyak diminati oleh masyarakat, dengan jumlah penumpang harian mencapai 5.300 hingga 5.500 orang. 

“Mudah-mudahan terwujud. Ini membuktikan bahwa trayek yang dipilih sangat tepat, dengan load factor yang mencapai 130 persen,” tutur Zamrowi.

Berdasarkan data BPTJ di Jalan Raya Sawangan dengan panjang jalan mencapai 4,78 kilometer, kecepatan kendaraan dari arah Sawangan menuju Margonda Depok, apabila melintas pukul 06.30 WIB sampai 07.30 WIB mencapai 15,32 kilometer/jam.

Untuk pukul 11.00 WIB-13.00 WIB mencapai 19,85 kilometer/Jam, dan pukul 16.30 WIB-17.30 WIB mencapai 14,68 kilometer/jam.

Begitupun dengan sebaliknya, dari arah Margonda Depok menuju Sawangan, apabila melintas pada pukul 06.30 WIB sampai 07.30 WIB mencapai 15,83 kilometer/jam. Untuk pukul 11.00 WIB-13.00 WIB mencapai 22,04 kilometer/Jam, dan pukul 16.30 WIB-17.30 WIB mencapai 12,2 kilometer/jam. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.