Sukses

Karyawan Jadi Korban Kekerasan Bos Perusahaan Animasi, Polisi: Kantor Tutup Sejak Juli 2024

Polisi menyatakan, perusahaan animasi tersebut dimiliki oleh Warga Negara Asing dan telah beroperasi sejak 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Cuitan seorang mantan karyawan yang bergerak di bidang animasi viral di media sosial dan membuat polisi turun tangan. Karyawan berinisial CS merupakan korban kekerasan, baik fisik maupun verbal dari bos perusahaan yang bergerak di bidang animasi tersebut.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP M Firdaus mengungkapkan kondisi kantor perusahaan animasi tersebut yang berada di jalan Sumenep No 23, Menteng, Jakarta Pusat.

"Untuk saat ini keadaan situasi kantor BRANDOVILL STUDIO tutup sekitar bulan Juli 2024 dan tempat tersebut sudah tidak ditempati," ungkap Firdaus dalam keterangannya, Minggu (15/9/2024).

Menurut keterangan saksi, kata Firdaus, perusahaan animasi tersebut dimiliki oleh Warga Negara Asing yang telah beroperasi sejak 2019. Diduga, ada puluhan orang yang bekerja di tempat tersebut.

"Untuk karyawan laki-laki dan perempuan kurang lebih berjumlah 80 karyawan dan untuk jam pulang karyawan tidak sama paling cepat pukul 18.00 WIB dan paling lama pukul 04.00 WIB," ucap Firdaus.

Firdaus menyebut, pada saat perusahaan tersebut tutup masih ada sejumlah orang keluar dari kantor itu. Kata dia, berdasarkan keterangan saksi ada tiga orang yang merupakan seorang ART, dua di antaranya laki-laki dan satu di antaranya adalah perempuan paruh baya.

Firdaus menambahkan, saat ini kepolisian tengah memprofiling terduga pelaku dari perusahaan tersebut sambal mencari identitas dari korban.

2 dari 3 halaman

Polisi Selidiki Dugaan Kekerasan Bos Perusahaan Animasi terhadap Karyawan yang Viral

Seorang mantan karyawan membongkar tindakan sewenang-wenang bos dari salah satu perusahaan animasi di Jakarta. Polisi pun turun tangan melakukan penyelidikan.

Mantan karyawan inisial CS membuat utas di akun media sosial twitter alias X terkait hal yang dialami selama bekerja di perusahaan animasi kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Hal tak mengenakan itupun turut dialami karyawan lain yang bekerja di sana.

Diceritakan, karyawan perusahaan menerima kekerasan baik fisik maupun verbal dari pemilik perusahaan. CS juga bercerita dieksploitasi hingga harus pulang larut malam. Padahal, saat itu kondisinya sedang hamil.

Tak cuma itu, korban sempat dimarahi karena sempat tidak masuk kerja. Bahkan, malah terkena hukuman berupa naik-turun tangga sebanyak 45 kali di malam hari. Selain itu, korban juga dihukum menampar diri sendiri sampai 100 kali.

Kasus ini telah diusut Polres Metro Jakarta Pusat. Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro membenarkan telah menangani perkara ini.

"Sudah diusut yang kekerasan terhadap karyawan," kata dia dalam keterangannya, Jumat (13/9/2024).

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP M Firdaus menambahkan, Polres Metro Jakarta Pusat membentuk tim khusus untuk mendalami dugaan kekerasan yang dialami oleh karyawan.

Meski sejauh ini belum ada laporan polisi yang diterima oleh Polres Metro Jakarta Pusat. "Belum ada laporannya, dari viral kita tindaklanjuti. Anggota sudah cek ke TKP, itu kosong," ucap dia.

 

3 dari 3 halaman

Bos Perusahaan Dicari

Firdaus mengatakan, pihaknya masih menggali informasi dari beberapa orang saksi terkait keberadaan bos perusahaan animasi tersebut.

"Kita lagi cari sama tetangga dari tempat lokasi," ucap dia.

Firdaus mengatakan, pihaknya akan mendata karyawan yang menjadi korban dugaan kekerasan. Dia meyakini, proses penyelidikan sedang berjalan.

"Iya semuanya kita panggil, terutama karyawan yang jadi korban. Ini sekarang lagi kita cari identitasnya. (Bos) Bakal diburu, masih dicari keberadaannya untuk kita ambil keterangan," tandas dia.

 

 

 

 

Reporter: Rahmat Baihaqi

Sumber: Merdeka.com