Sukses

Ibas: Pemerintahan Prabowo-Gibran Mampu Perkuat Kerja Sama Indonesia-Uzbekistan

Grup Kerjasama Bilateral Indonesia (GKSB) dari DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Uzbekistan, 11-14 September 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Grup Kerjasama Bilateral Indonesia (GKSB) dari DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Uzbekistan, 11-14 September 2024. Dalam kunjungan ini, GKSB yang diketuai Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas dari Fraksi Partai Demokrat bertemu dengan Oliy Majlis, Parlemen Uzbekistan di Tashkent.

“Terima kasih yang tulus karena diberikan kesempatan untuk melakukan pertemuan bilateral ke Uzbekistan. Saya paham ini mungkin waktu yang sibuk, tapi saya yakin Pemilu akan berjalan dengan lancar dan damai,” ujar Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) seperti dikutip Senin (16/9/2024).

Ibas menyampaikan, dalam waktu dekat Indonesia akan memulai bab baru di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Dia meyakini, Indonesia berkomitmen untuk mendorong pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

“Kami percaya pemerintahan baru akan menfokuskan pertumbuhan ekonomi berkadilan sekaligus memastikan seluruh elemen masyarakat mendapatkan manfaat dan menjaga lingkungan sehat cerdas sejahtera untuk generasi masa depan, yakin Ibas”.

Ibas pun percaya, pemilu Uzbekistan mendatang juga akan menghadirkan momen penting untuk membentuk jalan bangsa menuju kesejahteraan yang lebih besar.

“Kami berharap kolaborasi antara negara kita, antar parlemen Indonesia dan Uzbekistan terus harmonis dan lebih erat menuju tujuan kehidupan bersama tentang kesejahteraan, kesetaraan, dan keberlanjutan,” haral dia.

Bagi Indonesia, kata Ibas, Uzbekistan adalah mitra strategis penting untuk Indonesia. Sebagai bangsa terbanyak penduduknya di Asia Tengah, Uzbekistan memiliki cadangan gas alam yang besar, termasuk minyak bumi dan batu bara.

“Lebih luas, Asia Tengah memiliki potensi yang berlimpah terkait sumber daya alam dan secara geografis terletak dilokasi yang strategis. Sehingga merupakan pemain kunci dalam membentuk global landscape politik dan ekonomi dunia,” ucapnya.

Sebagai jantung jalan sutra ‘Silk Road’, Ibas menjelaskan Uzbekistan telah berperan penting dalam membina daerah terintegrasi. Ibas mengakui kepemimpinan Uzbekistan memulai banyak proyek untuk mempromosikan konektivitas wilayah dan integrasi melalui trans-regional inisiatif.

“Ini menunjukkan posisi Uzbekistan sebagai pemimpin kunci di wilayah, berkontribusi secara signifikan terhadap stabilitas secara keseluruhan dan perkembangan wilayah,” jelas putra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ekonomi Terbesar di ASEAN

Di sisi lain, kata Ibas, Indonesia berdiri sebagai negara terbanyak keempat di dunia dan ekonomi terbesar di ASEAN. Dengan penduduk lebih dari 280 juta, Indonesia menghadirkan pertumbuhan yang luas dan miliki pasar konsumen yang strategis.

“Upaya pemerintah dalam menciptakan pekerjaan, peningkatan arus perdagangan dan mendorong daya tarik investasi asing (FDI). Lebih lanjut, membantu pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat Indonesia,” kata Ibas.

Selain itu, lanjut Ibas, Indonesia diproyeksikan menambah lebih dari 75 juta orang ke kelas menengah pada 2030. Dengan kelas menengah 130 juta orang, Indonesia memiliki potensi menjadi pasar yang besar.

"Melampaui Rusia dan Jepang pada akhir dekade ini, hanya terjadi di belakang daratan Cina, India, dan Amerika Serikat," sebutnya.

3 dari 3 halaman

Pintu Gerbang Menuju ASEAN

Singkatnya, kata Ibas, Indonesia berfungsi sebagai pintu gerbang menuju ASEAN berjumlah 680 juta orang dan bertindak sebagai hub untuk pasar regional dan internasional.

"Dengan 35 perjanjian perdagangan, termasuk ekonomi komprehensif daerah kemitraan (RCEP)-pakta perdagangan terbesar mencakup perekonomian utama seperti Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan Australia- Indonesia memainkan peran penting di global perdagangan,” Ibas menandasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.