Sukses

Anggota Komisi IX DPR: Susu Ikan Bagus untuk Otak Anak, Enggak Perlu Diperdebatkan

Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Fraksi NasDem, Irma Suryani Chaniago, menilai program makan gizi gratis dan wacana penggunaan susu ikan tidak perlu dijadikan polemik. Menurut Irma, ikan mengandung nutrisi omega 3 yang bermanfaat bagi otak anak.

Liputan6.com, Jakarta Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Fraksi NasDem, Irma Suryani Chaniago, menilai program makan gizi gratis dan wacana penggunaan susu ikan tidak perlu dijadikan polemik. Menurut Irma, ikan mengandung nutrisi omega 3 yang bermanfaat bagi otak anak.

"Susu dan susu ikan itu akan di-combine, akan disubstitusikan, seharusnya enggak perlu ada perdebatan ya di sini karena dua-duanya mengandung nutrisi yang baik untuk perkembangan otak anak," kata Irma di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa 17/9/2024).

Apalagi, lanjut Irma, Indonesia memiliki sumber daya laut dan ikan yang melimpah dan sudah sewajarnya digunakan secara maksimal bagi masyarakat.

"Apalagi kita negara kepulauan dan ikan kita melimpah, harusnya enggak perlu ada pro-kontra. Jangan seolah-olah pemerintah enggak siap. Ini bukannya enggak siap, tapi memang produk ikan kita melimpah, kenapa enggak dimanfaatkan," kata Irma.

Selain itu, anggota Komisi IX DPR itu mencontohkan negara Jepang yang lebih dulu menerapkan makan siang gratis. Selain itu, Jepang juga menerapkan konsumsi ikan bagi rakyatnya karena banyak kandungan nutrisi di ikan.

"Di Jepang (makan bergizi gratis) lebih banyak memberikan konsumsi ikan-ikanan, mereka tidak memberikan susu sebagaimana kita sekarang menyiapkan. Karena menurut Jepang, satu memiliki pantai luas dan olahan ikan begitu banyak. Kedua, susu ikan itu punya omega 3 yang justru membantu mencerdaskan pengembangan otak," jelas Irma.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Susu Ikan di Program Makan Gratis Prabowo-Gibran, Gerindra: Alternatif, Belum Final

Program makan gratis pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka terus menuai sorotan. Setelah pergantian nama dari makan siang gratis menjadi makan bergizi gratis serta penurunan anggaran per porsinya dari Rp15.000 menjadi Rp7.500, kini muncul wacana penggunaan susu ikan, bukan susu sapi.

Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco menyatakan, penggunaan susu ikan baru sebatas alternatif dan belum final.

"Jadi begini, alternatif. Alternatif itu adalah aspirasi juga dari masyarakat, kemudian hasil simulasi yang ada dan belum final," kata Dasco di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (12/9/2024).

Menurut Dasco, hasil final nantinya akan diumumkan. Namun, semua wacana susu saat ini menurutnya baru semacam usulan saja.

"Kita akan umumkan ke publik mengenai masalah pengganti susu makan bergizi itu pada saatnya nanti. Jadi kalau sekarang ya itu kita anggap sebagai aspirasi ataupun kemudian langsung simulasi," kata Wakil Ketua DPR itu.

3 dari 3 halaman

Istana: Tidak Ada Skenario Penggunaan Susu Ikan di Program Makan Bergizi Gratis

Sebelumnya, Kepala Kantor Komunikasi Presiden, Hasan Nasbi, menegaskan tidak ada skenario dari Badan Gizi Nasional terkait penggunaan susu ikan dalam program makan bergizi gratis pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Menurut dia, Badan Gizi Nasional terbuka dengan ide dari pihak lain untuk program andalan Prabowo itu.

"Keterangan yang saya dapat dari Kepala Badan Gizi Nasional sejauh ini tidak ada skenario bernama susu ikan," kata Hasan kepada wartawan, Selasa (10/9/2024).

"Tapi Badan Gizi terbuka dengan berbagai ide dari pihak lain, asalkan sudah proven dan bisa diimplementasikan," sambungnya.

Dia menyampaikan ide penggunaan susu ikan dalam program makan bergizi gratis Prabowo-Gibran bukan berasal dari Badan Gizi Nasional, melainkan pihak lain. Hasan mempersilakan pihak lain melakukan uji coba terkait susu ikan.

"Silakan saja dulu diuji coba. Kalau nanti sudah melalui proses uji coba dan ternyata hasilnya baik, bisa jadi alternatif pengayaan nutrisi, tapi bukan untuk pengganti susu," jelas Hasan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.