Liputan6.com, Jakarta - DPRD DKI Jakarta mendukung rencana Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta yang akan melakukan uji coba pelepasan 1.400 ember berisi telur nyamuk ber-wolbachia di wilayah Kembangan Utara, Jakarta Barat (Jakbar). Pelepasan akan dilakukan pada 27 September 2024.
Meski begitu, Anggota DPRD DKI Jakarta Oman Rohman Rakinda, meminta agar Dinkes DKI Jakarta memantau secara berkala uji coba implementasi pelepasan telur nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia.
"Dinas Kesehatan harus memantau terus selama pelaksanaan, supaya objektif. Kita bisa mengukur efektifitas dari kerja si nyamuk Wolbachia ini," kata Oman dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (18/9/2024).
Advertisement
Oman berharap pelepasan nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia ini dapat menekan kasus demam berdarah dengue (DBD) yang sempat melonjak di Jakarta pada awal 2024.
"Mudah-mudahan skenario untuk menekan nyamuk Aedes Aegypti bisa berhasil. Dapat menurunkan kasus penularan DBD, Chikungunya, dan Zika bisa ditekan. Sehingga kesehatan warga Jakarta bisa terjaga," ucap Oman.
Selain itu, Anggota DPRD DKI Jakarta Muhammad Taufik Zoelkifli (MTZ), mengimbau agar Dinkes DKI Jakarta masif menggencarkan sosialisasi terutama kepada warga Kembangan Jakarta Barat.
Menurutnya, sosialisasi masif perlu digencarkan agar tidak ada warga terkejut dan khawatir dengan dampak implementasi nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia.
"Bagusnya ada sosialisasi yang resmi dari Dinkes menggunakan medsos. Mudah-mudahan ada penelitian lebih lanjut, untuk meminimalisir kekhawatiran atau efek dari teknologi ini. Kalau berdampak baik, pasti kami mendukung," kata MTZ.
Pekan Depan, Dinkes DKI Sebar 1.400 Ember Isi Telur Nyamuk Ber-Wolbachia di Jakbar
Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta bakal menyebar total 1.400 telur nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia di wilayah Kembangan Utara, Jakarta Barat pada 27 September 2024. Hal ini dilakukan sebagai implementasi pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD).
Hal ini disampaikan oleh Plt. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta dr. Maryati Kasiman, M.K.K.K. dalam 'Podcast Rabu Belajar'.
"Insyaallah di Jakarta Barat kita akan melakukan implementasi dan rilis nyamuk ber-wolbachia ini di tanggal 27 September," kata Maryati dalam podcast di laman YouTube Pemprov DKI Jakarta, dikutip Rabu (18/9/2024).
Maryati mengatakan, pengendalian DBD melalui nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia sudah dilakukan di empat kota lainnya yang dipilih Kementerian Kesehatan (Kemenkes), meliputi Bandung, Kupang, Semarang, dan Bontang pada 2023.
Menurut Maryati, sebelum telur nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia disebar, pihaknya akan melakukan mapping area dengan ukuran 50 x 50 meter. Satu area bakal diletakkan satu ember berisi telur nyamuk serta pakannya.
"Contoh di Kembangan Utara itu kalau di mapping itu dihitung ada sekitar 1.400 grid gitu. Artinya ada 1.400 ember berisi telur-telur nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia yang ditempatkan," jelasnya.
Â
Advertisement
Evaluasi
Nantinya, setiap dua minggu sekali perkembangbiakan dari telur nyamuk bakal dilihat dan dievaluasi. Proses pemantauan akan berlangsung selama lebih kurang enam bulan.
Maryati bilang, diperlukan peran orang tua asuh untuk memantau telur nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia. Orang tua asuh adalah orang yang bersedia lahan atau rumahnya ditempati ember-ember berisi telur nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia.
"Karena kita tahu bahwa ember kadang-kadang kalau di lapangan atau di luar, di depan rumah itu bisa ketendang, bisa karena hujan terus jatuh. Maka kita butuh nih orang tua asuh untuk bisa ditempatkan ember-ember berisi telur berwolbachia ini," ucapnya.
Maryati berharap, melalui implementasi ini, populasi nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia menjadi banyak. Sehingga, Jakarta bisa menjadi provinsi yang bebas dari kasus DBD.
"Ketika kita dikatakan berhasil, populasi nyamuk yang ber-wolbachia itu menjadi 60 persen dibandingkan yang lainnya. Nanti ada ahlinya dari entomolog yang akan melihat, mengecek nyamuk gitu ya, diperiksa PCR apakah ini ber-wolbachia atau tidak," kata dia.