Liputan6.com, Jakarta - Gempa berkekuatan magnitudo 4,9 yang mengguncang Kabupaten Bandung, Jawa Barat membuat wilayah tersebut kini dalam status tanggap darurat gempa bumi selama 13 hari, terhitung dari 13 hingga 30 September 2024.
Dampak gempa ini membuat ribuan warga mengungsi dengan kebutuhan mendesak yang segera diperlukan seperti pakaian balita dan anak, selimut, makanan MPASI, makanan siap saji, matras, dan tenda keluarga.
Baca Juga
Lalu tenda pengungsi, air mineral, serta perlengkapan kebersihan seperti sekop dan karung. Selain itu, baby kit, family kit, pakaian dewasa, dan pembalut wanita juga masuk dalam daftar kebutuhan prioritas.
Advertisement
Kebutuhan-kebutuhan ini disampaikan langsung kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang segera merespons dengan tindakan cepat.
"Kepala BNPB bersama dua deputinya, yaitu Deputi Tanggap Darurat serta Deputi Rehabilitasi dan Rekonstruksi, bergerak langsung menuju lokasi terdampak di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut untuk memastikan bantuan sampai tepat sasaran," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam konferensi pers, Kamis (19/9/2024).
Dia mengatakan, barang-barang kebutuhan mendesak yang telah diidentifikasi dibawa langsung oleh tim BNPB untuk segera didistribusikan ke para warga yang mengungsi.
Selain itu, kata Abdul, BNPB juga memberikan dana operasional kedaruratan kepada pemerintah daerah guna membantu penanganan bencana secara lebih optimal.
Dia pun mengimbau masyarakat yang terdampak untuk tetap tenang. Ia menegaskan, BNPB berupaya keras untuk memastikan kebutuhan dasar logistik dan makanan bagi para pengungsi dipenuhi secepat mungkin.
"Kami BNPB tentunya berupaya menjamin kebutuhan dasar logistik dan permakanan dari warga terdampak yang saat ini mengungsi. Kita akan penuhi sepenuhnya dan secepat mungkin," terang Abdul Muhari.
Ingatkan Masyarakat Tetap Waspada
Lebih lanjut, Abdul Muhari juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi gempa susulan yang mungkin terjadi.
Ia menyarankan warga yang merasa rumah mereka tidak cukup kuat atau aman untuk sementara tinggal di tempat pengungsian yang telah disediakan.
"Untuk itu, kami menghimbau masyarakat untuk tetap waspada. Bagi yang merasa rumahnya mungkin tidak cukup kuat atau tidak layak ditempati sementara, bisa tinggal di pengungsian," ucap dia.
"BNPB terus berupaya meminimalkan dampak bencana dan memastikan seluruh kebutuhan dasar warga terdampak terpenuhi selama masa tanggap darurat ini," jelas Abdul Muhari.
Sebelumnya, Pemerintah Daerah (Pemda) Garut, Jawa Barat, menetapkan status tanggap darurat hingga dua pekan ke depan, setelah musibah bencana gempa bumi Magnitudo 5,0 melanda Kecamatan Pasirwangi, kemarin.
Banyaknya warga terdampak, termasuk rusaknya sejumlah fasilitas mulai rumah warga dengan berbagai kategori kerusakan, sarana ibadah dan sebagainya, membuat Pemda Garut sigap memberikan bantuan.
"Masyarakat itu harus aman dulu, jangan sampai masyarakat tinggal di tempat yang rawan terhadap rumah-rumah yang rusak," ujar Pj Bupati Garut Barnas Adjidin, Rabu malam 18 September 2024.
Advertisement
Garut Tetapkan Status Tanggap Darurat Gempa hingga 2 Pekan ke Depan
Menurut Barnas, setelah musibah bencana gempa bumi berlangsung, Barnas mengintruksikan BPBD, termasuk meminta bantuan TNI-Polri, melakukan penanganan secara cepat dan efektif, untuk memastikan keselamatan warga.
"Kami juga mengintruksikan segera mendirikan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makanan warga terdampak, termasuk mendirikan shelter sementara bagi mereka yang kehilangan tempat tinggal," papar dia.
Selama masa status tanggap darurat berlangsung ujar dia, pendistribusian bantuan harus terkoordinasi dengan baik, termasuk pola bantuan yang dibutuhkan seluruh warga terdampak musibah gempa bumi tersebut.
"Jangan sampai nanti diterima terus gak jelas, saya ingin ada kejelasan, saya akan melakukan langkah-langkah yang sesuai dengan SOP (standar operational procedure) yang ada," terang Barnas.
Ihwal perbaikan rumah warga, pemerintah segera melakukan asesmen untuk menentukan besaran bantuan yang akan diberikan sesuai dengan kategori kerusakan.
"Mana yang bisa dilakukan oleh provinsi, mana yang Pusat, mana yang oleh Kabupaten, jadi jangan sampai nanti nggak jelas gitu, karena ini semuanya kalau bencana itu harus jelas, tepat, akurat," tandas Barnas.
Seperti diketahui, masyarakat Garut dikejutkan dengan musibah gempa bumi magnitudo 5.0, melanda Garut saat tengah melakukan aktivitas. Data sementara mencatat, sebanyak 209 unit rumah rusak, 7 unit sarana pendidikan, 5 unit tempat ibadah rusak akibat musibah itu, beruntung tidak ada korban jiwa.