Sukses

Cuaca Indonesia Hari Ini Jumat 20 September 2024: Mayoritas Wilayah Berawan Tebal Pada Siang Hari

Pada akhir pekan, Jumat (20/9/2024), langit pagi Indonesia sebagian besarnya diprediksi cerah, cerah berawan, berawan, berawan tebal, kabut, hujan ringan, hujan sedang, dan hujan petir. Seperti itulah prakiraan cuaca Indonesia hari ini, Jumat (20/9/2024).

Liputan6.com, Jakarta Pada akhir pekan, Jumat (20/9/2024), langit pagi Indonesia sebagian besarnya diprediksi cerah, cerah berawan, berawan, berawan tebal, kabut, hujan ringan, dan hujan sedang. Seperti itulah prakiraan cuaca Indonesia hari ini, Jumat (20/9/2024).

Cuaca hujan ringan diprediksi pagi ini di Pangkal Pinang dan Tanjung Pinang, lalu hujan sedang di Tarakan, serta waspada hujan petir di Banda Aceh, seperti dilaporkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Begitu pula siang hari nanti, sebagian wilayah Indonesia diprakirakan cerah, cerah berawan, berawan, berawan tebal, hujan ringan.

Lalu malam hari nanti, Indonesia sebagiannya diprediksi cerah berawan, berawan, hujan ringan, hujan lebat, dan hujan ringan.

Berikut informasi prakiraan cuaca Indonesia selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.id:

 Kota  Pagi  Siang  Malam
 Banda Aceh  Hujan petir  Hujan Ringan  Berawan
 Denpasar  Kabut  Cerah Berawan  Berawan
 Serang  Berawan Tebal  Berawan  Berawan
 Bengkulu  Berawan Tebal  Berawan Tebal  Berawan Tebal
 Yogyakarta   Berawan  Berawan  Cerah Berawan 
 Jakarta Pusat   Berawan Tebal  Berawan Tebal  Berawan
 Gorontalo   Berawan Tebal  Berawan Tebal  Berawan Tebal
 Jambi   Berawan Tebal  Berawan Tebal  Cerah Berawan
 Bandung   Berawan Tebal  Berawan Tebal  Berawan
 Semarang   Berawan Tebal  Cerah Berawan  Berawan
 Surabaya   Cerah Berawan   Cerah  Cerah Berawan
 Pontianak   Berawan   Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Banjarmasin   Cerah Berawan  Cerah Berawan   Cerah Berawan
 Palangkaraya  Berawan  Berawan   Cerah Berawan
 Samarinda  Berawan Tebal   Berawan Tebal   Berawan
 Tarakan   Hujan Sedang   Cerah Berawan  Berawan
 Pangkal Pinang  Hujan Ringan  Berawan   Cerah 
 Tanjung Pinang   Hujan Ringan  Berawan   Cerah
 Bandar Lampung  Berawan Tebal   Berawan Tebal   Berawan Tebal
 Ambon   Berawan  Berawan   Berawan
 Ternate   Berawan Tebal  Berawan Tebal   Berawan
 Mataram   Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Kupang   Cerah  Berawan  Cerah Berawan
 Kota Jayapura  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Manokwari   Berawan Tebal   Cerah Berawan   Berawan
 Pekanbaru   Berawan Tebal  Berawan Tebal   Berawan Tebal
 Mamuju   Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Makassar   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Kendari   Berawan Tebal  Cerah Berawan  CerahBerawan
 Manado    Berawan Tebal  Berawan Tebal  Berawan Tebal
 Padang   Berawan Tebal  Berawan Tebal  Berawan Tebal
 Palembang  Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Medan   Berawan Tebal  Berawan  Hujan Ringan

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bagaimana Cara Merasa Lebih Berenergi saat Cuaca Panas?

Dr. Brame memiliki beberapa saran yang bermanfaat untuk mendapatkan kembali energi dan kewaspadaan yang sangat dibutuhkan:

Tetaplah berada di tempat yang teduh untuk mengurangi panas berlebih. Hal ini juga akan membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar matahari.

Coba kenakan pakaian longgar berbahan alami dan menyerap keringat. Topi bertepi lebar juga membantu meminimalkan paparan sinar matahari.Hindari sinar matahari jika memungkinkan di antara pukul 11.00 dan 15.00, saat matahari sedang terik-teriknya.

Mandi atau berendam dengan air dingin untuk membantu menurunkan suhu tubuh dengan cepat. Pastikan Anda tidak mengalami dehidrasi.

Minumlah banyak cairan dan sediakan segelas air di dekat tempat tidur Anda. Alkohol bersifat diuretik dan akan memperburuk dehidrasi, jadi sebaiknya konsumsi alkohol dalam jumlah sedang dan pastikan Anda juga mengonsumsi banyak cairan nonalkohol.

Kafein juga dapat menyebabkan dehidrasi, jadi sebaiknya dihindari.Makan camilan buah dan sayur karena mengandung banyak mineral dan elektrolit.

Buah beri, pisang, melon, dan bahkan anggur beku merupakan sumber vitamin dan cairan yang baik. Sesekali, camilan asin mungkin diperlukan, terutama jika berolahraga selama lebih dari 2 jam dalam cuaca panas - tetapi Anda harus minum banyak air untuk mengimbanginya.

3 dari 4 halaman

BMKG Sebut 7 Provinsi Alami Kekeringan Ekstrem, Berikut Daftar Daerahnya

Sebanyak 7 dari 38 provinsi di Indonesia mengalami kekeringan ekstrem. Hal itu dilaporkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Rabu (18/9/2024). Kekeringan ekstrem terjadi lantaran tidak ada hujan lebih dari dua bulan di kawasan yang mengalami kekeringan.

Menurut BMKG, daerah yang mengalami kekeringan ekstrem antara lain berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur meliputi Kota Kupang (144 hari), Sumba Timur (141 hari), Sabu Raijua (128 hari), Kupang (116 hari), Lembata (97 hari), Timor Tengah Selatan (97 hari), Sikka (72 hari), Rote Ndao (70 hari), Sumba Barat Daya (69 hari), dan Ende (69 hari).

Kondisi yang sama juga melanda Provinsi Jawa Timur, yakni Jember (139 hari), Kota Probolinggo (139 hari), Pasuruan (138 hari), Situbondo (138 hari), Banyuwangi (137 hari), Blitar (137 hari), Mojokerto (137 hari), Tulungagung (137 hari), Bangkalan (135 hari), dan Malang (108 hari).

Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang juga terdampak yakni Bima (137 hari) dan Lombok Timur (94 hari).

Di Provinsi Sulawesi Selatan situasi yang sama melanda Barru (68 hari), Pangkep (68 hari), Takalar (68 hari), dan Makassar (68 hari).

Kondisi serupa juga dialami Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi Bantul (68 hari) dan Gunungkidul (67 hari).

Provinsi Jawa Barat meliputi Ciamis (66 hari), Cirebon (65 hari), Indramayu (65 hari), Karawang (65 hari), Majalengka (65 hari), Purwakarta (65 hari), Subang (65 hari), Sumedang (65 hari), dan Bekasi (65 hari).

Terakhir adalah Provinsi Banten, tepatnya di Pandeglang (66 hari).

4 dari 4 halaman

Berpotensi Masif Akibat Perubahan Iklim, Waspada DBD di Musim Kemarau Mendatang

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi perubahan iklim berupa puncak musim kemarau akan terjadi pada bulan Juli dan Agustus 2024.

Pada Juli 2024, kemarau diprediksikan terjadi di sebagian pulau Sumatera, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Kalimantan Barat, dan sebagian Kalimantan Utara.

Sedangkan pada Agustus 2024, kemarau diprediksi terjadi di sebagian Sumatera Selatan, Jawa Timur, sebagian besar pulau Kalimantan, Bali, NTB, NTT, sebagian besar pulau Sulawesi, Maluku, dan sebagian Pulau Papua.

Adanya perubahan iklim tersebut dapat meningkatkan resiko penyakit menular lebih besar. Faktor iklim yang berperan pada penularan Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah suhu, curah hujan, dan kelembaban.

Menurut keterangan dari General Practitioner Klinik Laboratorium Pramita, dr Carla Pramudita Susanto di laman Hello Sehat, salah satu penyakit yang penularannya lebih pesat karena perubahan iklim adalah DBD.

"Hal ini ditemukan dalam sebuah penelitian di Amerika Serikat yang menyatakan bahwa perubahan iklim yang terjadi mendukung nyamuk berkembangbiak semakin banyak dan ganas. Penyebabnya adalah kelembapan udara yang tinggi, curah hujan yang tinggi, maupun suhu udara meningkat," ujar Carla dicuplik Jumat, 21 Juni 2024.

Carla mengatakan selain perubahan iklim, saat musim hujan akan ada banyak genangan air sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk pembawa virus dengue. Akibatnya, musim hujan cenderung membuat kasus DBD semakin meningkat.

Namun, Carla menegaskan musim kemarau juga tidak luput dari intaian penyakit demam berdarah. Seperti saat suhu cuaca yang tinggi karena terjadinya fenomena El-Nino, frekuensi nyamuk yang muncul bisa menggigit hingga 3 sampai 5 kali lipat dibandingkan pada kondisi lainnya.

"Dari perubahan iklim yang menyebabkan suhu dan curah hujan berubah secara signifikan, perpindahan habitat nyamuk mulai terjadi, sehingga Anda wajib waspada terhadap penyakit DBD," ungkap Carla.

Carla menjelaskan DBD juga merupakan penyakit umum yang menyerang masyarakat luas. Masalah komunitas ini terjadi setiap tahunnya dan menjangkit banyak orang tanpa kenal usia.

Anak-anak termasuk dalam golongan yang rentan terkena DBD, karena masih minim kesadaran akan kebersihan sekitar dan cara memproteksi diri dari gigitan nyamuk secara mandiri.

Penyakit ini tentu terjadi bukan tanpa sebab, penyebaran DBD sangat bergantung pada bagaimana kebersihan tempat tinggal dan sekitarnya, gaya hidup, hingga kurangnya kesadaran tentang cara pencegahan demam berdarah.

Demam berdarah biasanya terjadi antara empat hingga sepuluh hari setelah seseorang digigit oleh nyamuk yang membawa virus dengue. Demam berdarah bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan tepat.

"Anda perlu waspada terhadap gejala DBD pertama yang bisa terjadi, seperti demam tinggi disertai sakit kepala, mual, muntah, serta nyeri sendi dan tulang," tutur Carla.

Proses dari infeksi ini juga dapat berubah menjadi kasus demam berdarah yang parah ketika demam mulai turun.

Siklus demam penderita DBD juga dikenal dengan nama siklus pelana kuda. Di mana pada 1-3 hari pertama pasien mengalami fase demam tinggi dengan suhu tubuh mencapai 40 derajat Celcius.

Kemudian di hari ke 4 dan 5 pasien memasuki fase kritis, saat demam turun dan suhu tubuh berada di angka 37 derajat Celcius.

Fase kritis ini membutuhkan perawatan khusus di rumah sakit karena kemungkinan pasien dapat mengalami pendarahan dan syok yang membahayakan nyawa. Terakhir di hari ke 6 dan 7, baru biasanya akan masuk ke fase penyembuhan atau pemulihan.

"Kualitas hidup seseorang yang terkena DBD akan menurun karena dampaknya bisa mengganggu produktivitas dan menambah beban ekonomi. Butuh waktu lebih dari satu minggu untuk pemulihan DBD, serta biaya rawat inap sekitar Rp 10-60 juta," tutur Carla.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • salah satu negara yang dilintasi dengan garis khatulistiwa. Negara ini memiliki Batik sebagai ikon budayanya.
    salah satu negara yang dilintasi dengan garis khatulistiwa. Negara ini memiliki Batik sebagai ikon budayanya.

    Indonesia

  • BMKG adalah singkatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika yang berstatus Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPN).

    BMKG

  • Cuaca Indonesia