Sukses

Ikut Seleksi Calon Dewas KPK, Mertua Kiki Saputri Dicecar soal Pernikahan Mewah Anaknya

Gusrizal mengatakan, biaya pesta pernikahan anaknya sebagian besar dari endorse. Sehingga, ia tidak mengeluarkan biaya yang mahal.

Liputan6.com, Jakarta - Calon Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (Dewas KPK) Gusrizal dicecar pertanyaan soal pesta pernikahan mewah anaknya yang menikah dengan artis Kiki Saputri saat wawancara dengan panitia seleksi calon Dewas KPK. 

"Bapak yang menggelar pesta pernikahan anaknya itu mewah di kawasan Dharmawangsa. Apa betul seperti itu pak?" tanya salah satu panitia seleksi calon dewas KPK, Ahmad Erani Yustika dalam tes yang digelar di Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Kamis (19/9/2024).

Menjawab pertanyaan itu, Ketua Pengadilan Tinggi Banjarmasin, itu mengaku tidak menyangka jodoh anaknya adalah seorang artis. Tetapi, ia tetap mencari tahu dari mana biaya pesta pernikahan anaknya.

"Masalah jodoh anak, saya nggak menyangka jodoh itu dapat artis. Tetap saya menayakan tentang pelaksanaan pesta tersebut," ungkapnya.

Gusrizal mengatakan, biaya pesta pernikahan anaknya sebagian besar dari endorse. Sehingga, ia tidak mengeluarkan biaya yang mahal.

"Ternyata karena dia artis, dia punya endorse. Semuanya dibiayai oleh endorse, termasuk gedung dan makan. Dikasih korting, pakaian, dekor, lampu-lampu dibayai oleh endorse yang bersangkutan. Terhadap hal ini. Sehingga kami membagi itu hanya tinggal 1/4. Bagi dua. Itu saja," tuturnya.

Gusrizal lalu kembali ditanya jika nantinya Gusrizal menjadi Dewas KPK apakah tetap menerima endorse serupa. Dia hanya menjawab tetap menjaga anak-anaknya dan berhati-hati.

"Tetap akan saya jaga. Jangan sampai karena jabatan saya sebagai dewas tentu akan hati-hati, dia masuk bagian keluarga saya," pungkasnya.

2 dari 3 halaman

KPK Minta Proses Wawancara Capim dan Dewas KPK Digelar Terbuka

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meminta kepada Panitia seleksi calon pimpinan dan dewan pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansel capim dan dewas KPK) agar tes wawancara digelar terbuka. Hal tersebut demi menjaga proses seleksi.

"Oleh karena itu, demi menjaga akuntabilitas pelaksanaan pemilihan capim dan calon dewas KPK, kami mendorong pelaksanaan wawancara capim dan dewas KPK dapat dilakukan dengan terbuka dan dapat disaksikan oleh masyarakat melalui siaran langsung/streaming," kata Jubir KPK Tessa Mahardika Sugiarto di gedung merah putih KPK, Selasa 17 September 2024.

"Hal ini untuk menunjukkan bahwa Pansel KPK melaksanakan proses seleksi capim dan dewas KPK secara akuntabel dan transparan," sambung Tessa.

Dia mengatakan, tahapan tes wawancara capim KPK dan calon dewas KPK dari tahun ke tahun biasanya dilangsungkan secara terbuka.

"Jika sebelum-sebelumnya proses tahapan wawancara bersifat terbuka, pelaksanaan wawancara di periode ini dilaksanakan dengan tertutup, dihadiri oleh pihak-pihak terbatas, dan tidak disediakan media seperti streaming, yang memungkinkan masyarakat dapat menyaksikan secara langsung berjalannya proses wawancara," ujar Tessa.

Dia menilai, tes wawancara merupakan gerbang pertama untuk mengetahui visi dan misi capim dan calon dewas KPK yang selanjutnya akan menjabat. Selain itu untuk mengetahui kompetensi pimpinan KPK selanjutnya.

"KPK memiliki kepentingan untuk mengetahui latar belakang, visi-misi, dan program yang ditawarkan oleh masing-masing calon pimpinan, termasuk juga dewan pengawas KPK, sehingga ke depan KPK dapat memberikan masukan atau penilaian atas hasil proses wawancara tersebut dan dapat menjadi pertimbangan Pansel di tahap-tahap berikutnya atau masukan bagi DPR saat fit and proper test," tegas Jubir KPK berlatar belakang kepolisian itu.

Di internal KPK sendiri juga, kata Tessa telah menyusun rencana baik secara jangka panjang atau pendek.

"Sehingga penting bagi KPK untuk memastikan arah dan kebijakan setiap periode kepemimpinan KPK selaras dengan roadmap tersebut," pungkas Tessa.

3 dari 3 halaman

Tes Wawancara Capim KPK, Kapuspenkum Kejagung Ditanya soal Ini

Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung (Kejagung) Harli Siregar mengikuti tes wawancara seleksi calon pimpinan (capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2024-2029, Selasa (17/9/2024).

Menurut dia, ada sejumlah pertanyaan yang ditanyakan tim pewawancara yakni, soal perbaikan KPK dan integritas.

"Alhamdulillah bahwa wawancara berlangsung dengan baik dan lancar dan pertanyaannya sangat fundamental bagi perbaikan KPK kedepan dan khususnya terkait masalah integritas yang harus manjadi bagian yang betul-betul dimiliki oleh pimpinan KPK kedepan," jelas Harli kepada wartawan usai mengikuti tes capim KPK di Kementerian Sekretariat Negara Jakarta, Selasa (17/9/2024).

Selain itu, dia juga ditanya soal bagaimana membangun kepercayaan publik atau public trust terhadap KPK. Di sisi lain, Harli menilai sektor swasta harus dilibatkan dalam upaya pemberantasan korupsi.

"Saya kira itu tadi penekanan terkait soal integritas kemudian bagaimana membangun hubungan KPK dengan dewan pengawas kedepan nah bagaimana membangun public trust, mengembalikan public trust yang selama ini dimiliki KPK dan komitmen terkait dengan termasuk sektor-sektor swasta yang harus dilibatkan dalam konteks pemberantasan tindak pidana korupsi," tuturnya.

Harli menyampaikan dirinya akan melakukan evaluasi terkait indepedensi dan integritas KPK apabila terpilih menjadi Pimpinan KPK. Dia juga akan berkolaborasi dengan lembaga-lembaga lain dan aparat penegak hukum untuk penegakan korupsi.

"Saya kira pertanyaan itu juga menjadi bahan evaluasi bagaimana soal komitmen soal independensi soal integritas soal kolaborasi-kolaborasi dengan berbagai sektor misalnya dengan BPK, BPKP, PPATK yang lebih khusus lagi kolaborasi bersama aparat penegak hukum," ujar Harli.

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra/Merdeka