Sukses

Cuaca Hari Ini Sabtu 21 September 2024: Jabodetabek Mayoritas Cerah Berawan Hingga Malam

Hari ini, Sabtu (21/9/2024), langit pagi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) diprakirakan cerah, berawan, dan cerah berawan. Begitulah prediksi cuaca hari ini.

Liputan6.com, Jakarta - Hari ini, Sabtu (21/9/2024), langit pagi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) diprakirakan cerah, berawan, dan cerah berawan. Begitulah prediksi cuaca hari ini.

Berdasarkan laporan cuaca yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui laman resminya www.bmkg.go.id, Jakarta di siang nanti diprakirakan mayoritas berawan dan cerah berawan.

Begitu pula pada malam hari nanti, cuaca Jakarta seluruhnya diprediksi cerah berawan.

Wilayah penyangganya yaitu Bekasi, Jawa Barat langit siang hari diprediksi cerah berawan dan Depok, Jawa Barat langit siang hari diprakirakan berawan, serta malamnya di kedua daerah tersebut akan cerah berawan.

Lalu, di Kota Bogor, Jawa Barat juga diprediksi cuaca siang dan malam nanti berawan.

Sementara itu, di Kota Tangerang, Banten diprakirakan siang berawan dan malam hari nanti cerah berawan.

Berikut informasi prakiraan cuaca Jabodetabek selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG:

 Kota  Pagi  Siang   Malam 
 Jakarta Barat  Cerah Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Pusat   Cerah Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Selatan   Cerah   Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Timur   Cerah  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Utara   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Kepulauan Seribu   Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Bekasi   Cerah  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Depok   Cerah  Berawan  Cerah Berawan
 Kota Bogor   Cerah  Berawan  Berawan
 Tangerang  Berawan  Berawan  Cerah Berawan

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

BMKG Ungkap Pemicu Gempa Magnitudo 4,2 yang Getarkan Bayah Banten

Gempa Magnitudo 4,2 menggetarkan wilayah Bayah Banten, Selasa (17/9/2024), pukul 04.46.30 WIB. Hasil analisa BMKG menunjukkan, episenter gempa Bayah Banten terletak pada koordinat 7.22 LS dan 106.18 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 33 km barat daya Bayah Banten pada kedalaman 22 km.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa Bayah Banten yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif dasar laut.

Dampak gempabumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (Shakemap) BMKG dan berdasarkan laporan dari masyarakat, gempa ini dirasakan di wilayah Muarabinuangeun, Ujung Genteng, Pelabuhan Ratu, Surade dengan Skala Intensitas III MMI.

"Belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempa bumi tersebut," kata Daryono.

Hingga pukul 05:25 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan.

3 dari 3 halaman

3 Cara Melindungi Diri Saat Gempa di Ruangan hingga Pantai

Gempa Turki dan Suriah telah menewaskan lebih dari 15 ribu orang. Banyaknya korban jiwa kemudian menyadarkan kita betapa pentingnya pengetahuan tentang mitigasi bencana

Pelajaran yang bisa kita petik dari peristiwa gempa di Turki dan Suriah adalah, kita harus selalu waspada terhadap gempa di Indonesia. Mengingat Tanah Air kita berada di Jalur Cincin Api Pasifik.

Namun apakah negeri kita sejatinya sudah siap dengan bencana tersebut, meski mengetahui fakta lokasi Indonesia yang rawan lindu?

Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah menilai bahwa Indonesia masih belum siap jika menghadapi bencana gempa seperti yang terjadi di Turki saat ini. Hal ini lantaran minimnya persiapan mitigasi bencana alam. 

Trubus menilai bahwa pemerintah Indonesia hanya melakukan penanganan pada saat kejadian. Sementara pada saat sebelum dan sesudah bencana, upaya yang dilakukan masih kurang. 

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa dalam menghadapi bencana sendiri, ada tiga tahapan yang harus diperhatikan.

Pertama, upaya preventif sebelum bencana terjadi. Dalam hal ini, penting untuk dilakukan edukasi kepada masyarakat tentang apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana, hingga jalur evakuasi yang harus ditempuh. 

"Tapi, untuk daerah tertentu yang sering mengalami bencana seperti Lumajang, ketika Semeru kerap erupsi, masyarakat sudah tau cara menghindari bencana sementara kalau di Cianjur, tidak ada persiapan sehingga berakibat banyaknya korban," jelasnya. 

Maka dari itu, ia menilai bahwa masyarakat perlu diedukasi soal cara melindungi diri ketika terjadi bencana. Ini termasuk semua lapisan masyarakat seperti anak-anak hingga lansia. 

Berikut ini sejumlah cara melindungi diri saat terjadi gempa, seperti dikutip dari Jerusalem Post, Jumat (10/2/2023):

1. Jika Berada di Dalam Ruangan

Jika Anda menerima peringatan gempa ketika sedang berada di dalam gedung, Anda harus bergegas meninggalkan gedung secepat mungkin dan menuju ke area terbuka. Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa Anda harus menggunakan tangga dan jangan pernah menggunakan lift di tengah peringatan gempa. 

Ketika Anda sudah berada di luar ruangan, perhatikan kondisi sekitar. Pastikan Anda tidak berada dekat aliran listrik, gedung tinggi atau saluran bahan bakar dan gas. 

Namun, cara tersebut dinilai tidak mungkin, Anda bisa segera berlindung di bawah perabotan seperti meja yang berbobot berat, kemudian melindungi kepala dengan tangan. 

2. Jika Berada di Dalam Mobil atau Kendaraan

Jika Anda menerima peringatan gempa ketika sedang berada di dalam kendaraan yang sedang bergerak, segera menepi ke pinggir jalan dan menunggu di dalam kendaraan hingga gempa reda. 

Kendaraan tersebut akan berfungsi sebagai alat perlindungan dan Anda harus tetap berada di dalam sampai situasinya lebih aman. 

Jika Anda mengendarai kendaraan sendiri, jangan pernah berhenti di dekat gedung atau jembatan karena khawatir akan runtuh. 

3. Jika Berada di atau dekat Pantai

Jika Anda menerima peringatan gempa saat sedang berada di atau dekat pantai, segera mundur sejauh mungkin dari pantai karena gempa bisa memicu tsunami hingga banjir. Setelah itu, ikuti rute evakuasi yang sesuai arahan hingga Anda berada di titik kumpul yang telah ditentukan. 

Jika tidak memungkinkan untuk menjauh dari pantai, cari bangunan terdekat dan naik ke lantai tertinggi dari bangunan tersebut. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.