Liputan6.com, Jepang: Panitia Kerja DPR akan membandingkan keunggulan dan kelemahan empat pesawat tempur Sukhoi--dua SU-27SK dan dua SU-30MK--dan dua helikopter MI-35 dari Rusia dengan peralatan yang sama dengan yang dimiliki negara lain, seperti Malaysia. Hal itu dilakukan karena Panja DPR menilai, banyak informasi tak jelas mengenai fungsi pesawat itu yang tak dilaporkan ke Komisi I DPR yang membidangi pertahanan. Baik mengenai kemampuan terbang maupun persenjataan yang dimiliki pesawat tersebut. "Atau memang akan digunakan untuk sekadar show di udara saja," kata Ketua Panja Sukhoi DPR Ibrahim Ambong di Tokyo, Jepang, Selasa (24/6) pagi.
Informasi lain yang didengar Panja DPR, Sukhoi memiliki sistem radar yang berlawanan dengan kode radar yang ada di wilayah pertahanan udara Indonesia. "Radar kita menganggap Sukhoi sebagai lawan," jelas Ibrahim. Jika hal itu memang benar, lanjut anggota Fraksi Partai Golongan Karya ini, maka sistem radar Indonesia harus diubah supaya Sukhoi tak menjadi sasaran tembak sistem pertahanan kita sendiri.
Menurut Ibrahim, pelaksanaan rencana perbandingan pesawat-pesawat tersebut akan dilakukan setelah Panja DPR memanggil semua pihak yang berkaitan dengan pembelian Sukhoi, 31 Juni nanti. Antara lain Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rini M. Soewandi, Menteri Keuangan Boediono, Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto, pejabat Departemen Pertahanan, TNI AU, dan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik [baca: Panja Sukhoi Akan Memakai Hak Interpelasi]. Selan itu, Panja DPR juga akan meminta penjelasan Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia-Rusia Setiawan Djody dan pengusaha Anton Sulaiman karena disinyalir berperan besar dalam keputusan pembelian Sukhoi.(MTA/Miko Toro)
Informasi lain yang didengar Panja DPR, Sukhoi memiliki sistem radar yang berlawanan dengan kode radar yang ada di wilayah pertahanan udara Indonesia. "Radar kita menganggap Sukhoi sebagai lawan," jelas Ibrahim. Jika hal itu memang benar, lanjut anggota Fraksi Partai Golongan Karya ini, maka sistem radar Indonesia harus diubah supaya Sukhoi tak menjadi sasaran tembak sistem pertahanan kita sendiri.
Menurut Ibrahim, pelaksanaan rencana perbandingan pesawat-pesawat tersebut akan dilakukan setelah Panja DPR memanggil semua pihak yang berkaitan dengan pembelian Sukhoi, 31 Juni nanti. Antara lain Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rini M. Soewandi, Menteri Keuangan Boediono, Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto, pejabat Departemen Pertahanan, TNI AU, dan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik [baca: Panja Sukhoi Akan Memakai Hak Interpelasi]. Selan itu, Panja DPR juga akan meminta penjelasan Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia-Rusia Setiawan Djody dan pengusaha Anton Sulaiman karena disinyalir berperan besar dalam keputusan pembelian Sukhoi.(MTA/Miko Toro)