Liputan6.com, Jakarta Langit pagi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) besok, Jumat, 25 September 2024, diprediksi berawan. Begitulah prakiraan cuaca besok.
Cuaca Jakarta pada siang hari diprediksi berawan tebal,  seperti dilaporkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Baca Juga
Kemudian, cuaca Jakarta pada malam hari diprediksi hujan dengan intensitas ringan. Pada siang hari diprediksi keseluruhannya hujan dengan intensitas ringan di Jakarta Selatan.Â
Advertisement
Wilayah penyangganya yaitu Bekasi, Jawa Barat, pada siang hari diprediksi berawan tebal dan malamnya berawan. Lalu, di Depok, Jawa Barat diprakirakan berawan tebal dan malamnya hujan berintensitas ringan
Kemudian di Kota Bogor, Jawa Barat pada siang hati cerah berawan dan malam hari diprediksi BMKG bakal turun hujan dengan intensitas ringan.
Sementara itu, sedikit berbeda di Kota Tangerang, Banten, di siang hari dan malam hari diprediksi berawan tebal.
Berikut informasi prakiraan cuaca Jabodetabek selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:
 Kota |  Pagi |  Siang |  Malam |
 Jakarta Barat |  Cerah Berawan |  Berawan Tebal |  Berawan |
 Jakarta Pusat |  Berawan |  Berawan Tebal |  Berawan Tebal |
 Jakarta Selatan |  Berawan Tebal |  Berawan Tebal |  Hujan Ringan |
 Jakarta Timur |  Berawan Tebal |  Berawan Tebal |  Berawan |
 Jakarta Utara |  Berawan |  Berawan Tebal |  Berawan |
 Kepulauan Seribu |  Berawan |  Berawan Tebal |  Berawan |
 Bekasi |  Cerah Berawan |  Berawan Tebal |  Berawan |
 Depok |  Berawan |  Berawan |  Hujan Ringan |
 Kota Bogor |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |  Hujan Ringan |
 Tangerang |  Cerah Berawan |  Berawan Tebal |  Berawan Tebal |
Cuaca Ekstrem dari Hujan dan Lembap ke Panas dan Kering Bisa Bikin Kulit Lebih Sensitif
Cuaca hujan atau kondisi lembap dapat memicu kulit jadi lebih sensitif terhadap perubahan lingkungan.
Hal tersebut dikarenakan alasan fisiologis yang kompleks seperti disampaikan dokter spesialis kulit dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) Dr Arini Astasari Widodo, SM, Sp.DVE, FINSDV.
"Selama cuaca hujan atau kondisi lembap lainnya, kulit cenderung menjadi lebih sensitif karena beberapa alasan fisiologis yang kompleks," kata Arini di Jakarta, dilansir Antara, Senin, 15 Juli 2024.
Cuaca di kota seperti Jakarta belakangan ini, kata Arini, dapat digolongkan ekstrem karena perubahannya yang amat cepat. Hal tersebut berdampak signifikan terhadap kesehatan kulit masyarakat.
Kulit rentan mengalami dehidrasi dan sensitivitas tinggi etika cuaca tengah panas dan kering.
Cuaca panas juga memperburuk kondisi kulit seperti eksim dan psoriasis yang dapat mempercepat penuaan dengan garis-garis halus dan kehilangan elastisitas kulit.
Di sisi lain, hujan lebat dan tingkat kelembapan tinggi mendukung pertumbuhan jamur, serta dapat memperburuk jerawat karena produksi minyak berlebih.
Advertisement
Faktor Selanjutnya yang Perlu Diperhatikan
Beberapa faktor yang amat berpengaruh pada kulit yaitu kelembapan tinggi karena dapat mengganggu fungsi lapisan kulit alami.
"Biasanya barier bertanggung jawab untuk melindungi kulit dari iritasi dan agresi lingkungan. Ketika penghalang ini terganggu, kulit menjadi lebih rentan terhadap penetrasi bahan kimia, polutan, atau alergen dari udara dan lingkungan sekitar," ujar Arini.
Faktor selanjutnya yakni kondisi kelembapan tinggi juga dapat memperburuk kondisi kulit tertentu seperti eksim atau dermatitis kontak, yang mana kulit menjadi lebih reaktif terhadap rangsangan yang biasanya tidak menyebabkan masalah pada kondisi kulit yang lebih stabil.
Kelembapan tinggi juga mendukung pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur di kulit yang dapat menyebabkan infeksi atau peradangan.
Selain itu, sensitivitas kulit juga bisa dipengaruhhi oleh reaksi inflamasi yang lebih besar pada kondisi lembap.
Sistem kekebalan tubuh pada kulit mung menjadi lebih aktif dalam merespons stimulus lingkungan, sehingga dapat menghasilkan reaksi seperti kemerahan, gatal atau sensasi terbakar.
Waspada Tanda-Tanda Infeksi Kulit
Menurut Arini, untuk menjaga kulit tetap sehat, baik ketika cuaca lembap maupun kering, masyarakat perlu menggunakan tabir surya (sunscreen) agar kulit tidak rusak akibat paparan langsung sinar matahari.
Sinar UVA yang meresap ke dalam kulit bisa menyebabkan penuaan dini serta peningkatan risiko kanker kulit. Sedangkan sinar UVB menyebabkan kulit terbakar matahari, yang ditandai dengan kemerahan, peradangan, dan rasa panas pada kulit.
"Meskipun cuaca hujan sering kali membuat kita merasa aman dari paparan langsung sinar matahari, sinar ultraviolet (UV) masih tetap ada dan berpotensi merusak kulit kita," ucap Arini.
"Sinar UV terdiri dari dua jenis utama, yaitu UVA dan UVB, yang memiliki efek yang berbeda namun sama-sama berbahaya bagi kulit," sambung dia.
Arini juga meminta masyarakat tetap mewaspadai tanda-tanda infeksi kulit seperti kemerahan, bengkak, atau gatal yang intens.
"Dan segera konsultasikan dengan dokter jika gejala tersebut muncul untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat," jelas Arini.
Advertisement