Liputan6.com, Bandung Kementerian Sosial akan melakukan pengembangan Kampus II Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) yang berdiri di lahan 14,9 hektare di Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Untuk itu, Menteri Sosial, Saifullah Yusuf akan meminta ke Presiden terpilih, Prabowo Subianto, melanjutkan pengembangan tersebut.
Gus Ipul menilai bahwa pengembangan Poltekesos perlu dilakukan karena tantangan masalah sosial ke depan yang semakin kompleks sehingga membutuhkan lebih banyak pekerja sosial.
Baca Juga
"Kita tahu lembaga ini terus berbenah dan tadi direncanakan untuk membangun Kampus II supaya bisa menerima lebih banyak lagi mahasiswa," ujarnya.
Advertisement
Sebagai informasi, Poltekesos Bandung adalah perguruan tinggi kedinasan di bawah Kementerian Sosial yang menyelenggarakan program studi Pekerjaan Sosial tertua di Indonesia.
Sejak pertama berdiri di tahun 1964, Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) yang berubah nomenklatur menjadi Poltekesos pada tahun 2019 ini telah mencetak puluhan ribu pekerja sosial yang bekerja dengan kelompok rentan, baik di pemerintahan ataupun di lembaga non pemerintahan.
Saat ini Poltekesos Bandung memiliki 2.202 mahasiswa dari 4 program studi yaitu Program Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial, Program Sarjana Terapan Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial, dan Program Sarjana Terapan Rehabilitasi Sosial, serta Program Magister Terapan Pekerjaan Sosial.
Dengan perluasan kampus, Poltekesos berencana membuka program studi baru seperti Penyuluhan Sosial, Kewirausahaan Sosial, Program Doktor Terapan Pekerjaan Sosial, Program Studi Profesi Pekerja Sosial.
Wujudkan Indonesia Emas
Gus Ipul meminta lulusan Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekkesos) Bandung agar turut membantu mengentaskan masalah sosial demi mewujudkan Indonesia Emas 2045. Ia mengatakan hal itu di hadapan 518 wisudawan Poltekkesos Bandung.
"Yang penting kita ingin lulusan dari lembaga ini bisa berkiprah dengan baik di tengah-tengah masyarakat," ujarnya.
Secara khusus, ia meminta para wisudawan yang merupakan generasi penerus bangsa agar menjadi generasi yang cerdas dan mau menerima perubahan, terutama dalam menghadapi pesatnya perkembangan teknologi.
Gus Ipul mengatakan masalah kesejahteraan sosial di masa depan akan semakin kompleks sehingga memerlukan penanganan komprehensif.
"Terdapat enam masalah kesejahteraan yang menjadi fokus, yaitu kemiskinan, bencana (alam, non alam, sosial), penyalahgunaan NAPZA, masalah anak, kemiskinan komunitas adat terpencil (KAT) dan pekerja migran," katanya.
Sejumlah 518 wisudawan hadir pada wisuda kali itu dengan rincian sebagai berikut, Program Magister Terapan Pekerjaan Sosial 32 orang, Program Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial 306, Program Sarjana Terapan Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial 82 orang, dan Program Sarjana Terapan Rehabilitasi Sosial 98 orang.
Â
(*)
Advertisement