Sukses

Waketum MUI Marsudi Syuhud: Toleransi Jadi Kunci Perdamaian

Dalam ruang Iman (Aqidah), Kiai Marsudi menegaskan harus ada saling menghargai dalam perbedaan.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua MUI, Kiai Marsudi Syuhud mengatakan toleransi adalah salah satu sifat yang diperintahkan oleh Yang Maha Kuasa dan Rasul kita yang mulia. Toleransi, menurut dia, adalah memaafkan dan melihat kebaikan dan perbuatan baik daripada berfokus pada aib dan kesalahan mereka.

“Toleransi adalah memberikan ruang untuk bersosialisasi satu sama lain,” kata Kiai Marsudi dalam Kegiatan International Meeting “Imagine Peace” di Paris, seperti dikutip dari siaran pers, Kamis (26/9/2024).

Kiai Marsudi menjelaskan, hidup beragama dalam satu negara, ibarat hidup dalam satu rumah besar. Maka dari itu, di dalam rumah besar tersebut ada dua ruangan, yaitu: ruang publik, ruang hidup, ruang yang bisa dimasuki siapa saja, disebut sebagai ruang muamalah (Muamaiah Room).

“Di dalam ruang ini para pemeluk agama bisa bekerja sama satu sama lain dalam kehidupan bermasyarakat, ruang untuk saling menolong satu sama lain, ruang persaudaraan umat manusia yang harus dikembangkan menjadi ruang (Ukhuwah Basariyah) untuk persaudaraan bangsa, (Ukhuwah Wathoniyah),” jelas Kiai Marsudi.

Kiai Marsudi melanjutkan, ruang ke-2 adalah ruang Privasi, yaitu ruang (ruang Tauhid, Iman dan Ubudiyah). Ruang ini membedakan antara tamu dan pemilik rumah, ruang yang membedakan antara satu entitas dengan entitas yang lain, ruang yang membedakan antara satu agama dengan agama yang lain.

“Yang harus dipahami di sini secara mendalam adalah di ruang mana seorang Muslim dapat bekerja sama dan hidup bersama dengan non-Muslim dan di ruang mana kita mempertahankan perbedaan kita,” ungkap dia.

2 dari 2 halaman

Saling Menghargai dalam Perbedaan

Dalam ruang Iman (Aqidah), Kiai Marsudi menegaskan harus ada saling menghargai dalam perbedaan. Sebab di ruang tersebut esensi dari perbedaan dan ruang kehidupan bermasyarakat kita hidup bersama.

“Jadi Toleransi adalah bagian dari Keadilan, karena itu berarti saling memberi, saling menghormati, saling melindungi, saling menyayangi, saling mengakui, bukan kebalikannya, yaitu kebencian. Adanya keadilan karena adanya kata saling,” dia menandasi.

  • MUI adalah lembaga independen yang mewadahi para ulama, zuama, dan cendikiawan Islam untuk membimbing, membina, dan mengayomi umat Islam di

    MUI

  • Marsudi Syuhud